104 METODE PEMBELAJARAN
1. Bertukar Tempat
URAIAN SINGKAT
Strategi ini memungkinkan siswa untuk lebih mengenal. berbagi pendapat dan
membahas gagasan, nilai-nilai atau pemecahan masalah baru. Ini merupakan cara
yang luar biasa bagus untuk meningkatkan keterbukaan-diri atau bertukar
pendapat secara aktif.
PROSEDUR
Berikan siswa satu buku catatan merek apa saja. [Putuskan apakah
aktivitasnya akan berjalan lebih baik dengan membatasi siswa pada satu atau
beberapa sumbang saran.]
Mintalah mereka untuk menulis pada buku catatan tersebut salah satu dari
hal-hal berikut ini:
Nilai-nilai yang mereka anut
Pengalaman. yang mereka dapatkan belakangan ini.
Gagasan. atau solusi kreatif atas persoalan yang anda kernukakan
Pertanyaan yang mereka miliki tentang materi yang diajarkan di kelas
Pendapat mereka tentang topik yang anda pilih.
Fakta tentang mereka sendiri dan mata pelajaran di kelas.
Perintahkan siswa untuk melekatkan kertas catatan pada baju mereka dan
berkeliling di sekitar ruang kelas untuk saling membaca catatan mereka.
Selanjutnya, perintahkan siswa untuk kembali ke kelompok masing-masing dan
merundingkan pertukaran catatan satu sama lain. Pertukaran itu harus didasarkan
pada keinginan untuk memiliki nilal, pengalaman. gagasan, pertanyaan, pendapat
atau fakta tertentu dalam jangka pendek. Buatlah aturan bahwa semua pertukaran
harus berlangsung timbal-balik. Perintahkan siswa, untuk melakukan pertukaran
sesering mungkin.
Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-masing dan berbagi
pengalaman tentang pertukaran apa yang telah dia lakukan dan apa sebabnya.
(Misalnya, "Saya bertukar catatan dengan Sally, yang isinya menjelaskan
bahwa dia pemah mengunjungi Eropa Timur. Saya sungguh ingin bepergian ke sana
karena saya memiliki leluhur dari Hungaria dan Ukraina.")
VARIASI
Perintahkan siswa untuk membentuk sub kelompok, bukannya bertukar catatan,
dan suruhlah siswa mendiskusikan isi catatan mereka.
Perintahkan siswa untuk menempelkan catatan mereka di tempat terbuka
(misalnya papan tulis, whiteboard. dsb) dan diskusikan persamaan dan
perbedaannya.
2. Siapa Saja yang Ada di Kelas?
URAIAN SINGKAT
Akivitas pembuka yang terkenal ini merupakan perburuan atau pencarian
teman sekelas, bukannya pencarian benda. Perburuan ini bisa dirancang dalam
sejumlah cara dan untuk ukuran kelas apapun. Cara ini membantu terbentuknya
semangat tim dan memungkinkan adanya gerakan flslk semenjak awal pelajaran.
PROSEDUR
Susunlah 6 hingga 10 pernyataan deskriptif untuk melengkapi frase: Carilah
seseorang yang .
Sertakan pernyataan yang mengidentifikasi informasi pribadi dan/atau isi
kelas. Gunakan sebagian dari penggalan kalimat awal Ini:
Carilah seseorang yang....
menyukal _____
mengetahui apa itu _____
menganggap bahwa _____
mahir dalam hal telah_____
termotlvasi oleh _____
percaya bahwa _____
belakangan ini telah membaca buku tentang_____
berpengalaman dengan ______
tidak menyukai ______
telah mempelajari_____
memlliki usul yang balk untuk _____
memiliki sebuah ______
menginginkan atau tidak menginginkan_____
Bagikan pernyataan tertulis itu kepada siswa dan beri-kan perintah berikut
ini:
Kegiatan ini tidak ubahnya perburuan binatang, namun yang kalian buru
adalah orang, bukan binatang. Bila saya katakan "mulai,"
berkelilinglah ke seputar ruangan kelas untuk mencari siswa yang cocok dengan pernyataan-pernyataan tertulis yang kalian
pegang. Kalian bisa menggunakan masing-masing teman untuk satu pernyataan yang
cocok, sekalipun dia cocok dengan lebih dari satu pernyataan. Bila kalian sudah
menemukan yang cocok, tulislah nama depan teman kalian itu.
Bila sebagian besar siswa sudah selesai, perintahkan untuk menghentikan
perburuan dan kembali ke tempat duduk masing-masing.
Anda mungkin perlu menawarkan hadiah penghargaan kepada .siswa yang
selesai paling duluan. Dan yang lebih penting, surveilah masing-masing butir pernyataan
semua siswa. Perintahkan siswa untuk melakukan diskusi singkat tentang beberapa
butir yang mungkin dapat menstimulasi minat terhadap topik pelajaran.
VARIASI
Hindarilah persaingan dengan cara mengalokaslkan cukup waktu bagi semua
siswa untuk menyelesalkan perburuan mereka.
Perintahkan siswa untuk menemui teman-temannya dan mencari tahu seberapa
banyak kecocokan yang bisa didapatkan oleh tiap siswa.
3. Resume Kelompok
URAIAN SINGKAT
Resume biasanya menjelaskan hal-hal yang telah dicapai individu. Resume
kelompok merupakan cara menarik untuk membantu siswa lebih mengenal satu sama
lain atau melakukan semacam pembentukan tim yang anggotanya sudah saling
mengenal. Aktivitas ini bisa sangat efektif jika resume itu sangat relevan
dengan materi pelajaran yang anda ajarkan.
PROSEDUR
Bagilah kelas menjadi sejumlah kelompok beranggotakan 3 hingga 6 siswa.
Katakan kepada siswa bahwa aktivitas ini akan menggali bakat mereka dan
merupakan pengalaman yang luar biasa.
Katakan bahwa satu cara untuk mengenali dan membanggakan sumber daya kelas
adalah dengan membuat resume kelompok. (Anda mungkin perlu menunjukkan tugas
atau kontrak imajiner yang akan ditawarkan kepada kelas.)
Berikan kertas koran dan spidol kepada kelompok untuk menunjukkan resume
mereka. Resume ini harus mencantumkan informasi yang membanggakan kelompok
secara keseluruhan, data-data berikut ini bisa disertakan di dalamnya:
Latar belakang pendidikan; sekolah yang sudah dimasuki
Pengetahuan tentang isi mata pelajaran
Pengalaman bekerja
Posisi yang diduduki
Ketrampilan
Hobi, bakat, perjalanan, keluarga
Prestasi
Perintahkan semua kelompok untuk rnenyajikan resume dan memaparkan semua
sumberdaya dalam keseluruhan kelompok. Berikut adalah resume yang bisa dibuat oleh
kelompok dalam pelajaran tulis-menulis bisnis:
|
VARIASI
Untuk mempercepat kegiatari tersebut, berikan garis-garis besar resume
yang telah dipersiapkan yang isinya menyebutkan informasi apa saja yang mesti
dikumpulkan
Perintahkan siswa untuk saling mewawancarai tentang kategori yang anda
sediakan, bukannya memlnta siswa menyusun resume sendiri.
4. Prediksi
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara menyenangkan guna membantu siswa lebih rnengenal satu
sama lain. Kegiatan ini juga merupakan eksperimen berkesan menarik.
PROSEDUR
Bentuklah sub-sub kelompok beranggotakan 3 atau 4 siswa (yang relatif
kurang akrab satu sama lain).
Katakan kepada siswa bahwa tugas mereka adalah memprediksi bagaimana
masing-masing siswa di dalam kelompok mereka akan menjawab pertanyaan tertentu
yang telah anda siapkan. Berikut ini adalah alternatif pertanyaannya:
Jenis musik apakah yang kamu sukai?
Apa keglatan favoritmu di kala senggang?
Berapa jamkah biasanya kamu tidur malam?
Berapa banyak saudara kandung kamu, dan kamu ini anak keberapa?
Di manakah kamu dibesarkan?
Seperti apakah kamu waktu kecil?
Orang tuamu punya sikap keras ataukah lembut sih?
Pekerjaan apa yang pemah kamu punyai?
Catatan: Pertanyaan lain bisa ditambahkan atau diku-rangi tergantung pada siswa di dalam kelas pelajaran anda.
Perintahkan sub-sub kelompok untuk memulai dengan menyeleksi satu orang
sebagai "subyek" pertama. Desaklah anggota kelompok untuk sedetail
mungkin dalam memprediksi subyek itu. Katakan pada mereka untuk tidak takut
dalam melakukan prediksi secara blak-blakan! Ketika membuat dugaan, perintahkan
"subyek" untuk tidak memberikan indikasi tentang ketepatan prediksi
yang dilakukan terhadap dirinya. Ketika siswa yang lain sudah menyelesaikan
prediksi mereka tentang si "subyek". si "subyek" kemudian
harus mengemukakan jawaban atas pertanyaan tentang dirinya.
Perintahkan agar tiap anggota kelompok melakukan giliran menjadi sasaran
prediksi.
VARIASI
Buatlah sejumlah pertanyaan yang mengharuskan siswa membuat prediksi
tentang pendapat dan keyakinan (bukannya informasi faktual) masing-masing.
Sebagai contoh, tanyakan: "Sifat apakah yang paling penting untuk dimliki
oleh seorang teman?
Hilangkan prediksi. Sebagai gantinya, perintahkan siswa. satu demi satu.
untuk menjawab pertanyaan itu segera. Kemudian, perintahkan tiap anggota sub
kelompok untuk mengemukakan fakta-fakta apa saja—tentang sesama siswa—yang
"mengejutkan" mereka (berdasarkan kesan pertama).
5. Iklan Televisi
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan kegiatan pembukan yang baik bagi siswa yang telah mengenal
satu sama lain. Aktivitas ini dapat memunculkan semangat tim dengan cepat.
PROSEDUR
Bagilah siswa menjadi sejumlah tim beranggotakan tidak lebih dart 6 orang.
Perintahkan tirn-tim tersebut untuk membuat Iklan tv tiga puluh detik yang
menawarkan rnata pelajaran— menekankan. misalnya. nilai gunanya bagi mereka
(atau bahkan bagi dunia!), tokoh-tokoh terkenal yang terkait dengan materi
pelajaran ini, dan sebagainya.
Iklan tersebut harus berisi slogan (misalnya.. "Dengan Ilmu Kimia,
Hidup Menjadi Lebih Baik") dan media visual (misalnya, produk kimia
terkenal).
Jelaskan bahwa dengan membuat konsep umum dan garis-garis besar ikian saja
sudah cukup. Namun jika sebuah tim ingin memperagakan ikiannya. itu boleh-boleh
saja.
Sebelum masing-masing tim mulai merencanakan ikiannya, diskusikan
karakteristik dari beberapa ikian yang belakangan sedang terkenal untuk
menyemarakkan kegiatan (misalnya, gunakan karakter terkenal, humor,
perbandingan hingga persaingan, daya tarik seksual).
Perintahkan tiap tim untuk menyajikan gagasannya pujilah kreativltas semua
siswa.
VARIASI
Sebagai alternatif, perintahkan tiap tim untuk membuat ikian media cetak,
bukannya ikian TV. Atau, jika mungkin, perintahkan mereka untuk benar-benar
membuat iklan dengan menggunakan kamera video.
Perintahkan tim untuk mengiklankan kemampuan mereka atau sekolah mereka,
bukannya mata pelajaran.
6. Teman yang Kita Miliki
URAIAN SENGKAT
Kegiatan ini memperkenalkan gerak fisik dari awal pelajaran dan membantu
siswa lebih mengenal satu sama lain. Kegiatan ini berlangsungcepat dan sangat
menyenangkan.
PROSEDUR
Buatlah daftar kategori yang menurut anda cocok dalam kegiatan pengenalan
bag siswa yang anda ajar. Kategori umumnya meliputi:
Bulan kelahiran
Orang yang menyukai/tidak menyukai.....(kenali preferensi semisal, puisi,
drama. ilmu pengetahuan, atau kornputer)
Favorit (kenali segala benda atau barang, misalnya buku. lagu, atau
restoran cepat saji).
Tangan mana yang digunakan untuk menulis.
Wama sepatu.
Kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap pernyataan atau opini pada
persoalan aktual (misalnya.. "Asuransi perawatan kesehatan harus bersifat
menyeluruh.")
Kita juga dapat menggunakan kategori-kategori yang terkait langsung dengan
mata pelajaran yang kita ajarkan, misalnya:
Penulis favorit
Orang yang setuju/tidak setuju.... (kenali sebuah persoalan yang terkait
dengan topik pelajaran anda).
Orang yang tahu/tidak tahu siapa atau apa (kenali orang atau konsep yang
terkait dengan topik pelajaran anda)
Kosongkan sebagian ruang kelas agar siswa bisa bergerak lebihi bebas.
Sebutkan satu kategori. Arahkan siswa untuk menempatkan secepat mungkin
orang-orang yang terkait dengan kategori yang diberikan. Sebagai contoh, siswa
yang kidal dan yang tidak kidal akan dipisah menjadi dua kelompok, atau, mereka
yang setuju dengan sebuah pernyataan akan dipisahkan dari mereka yang tidak
setuju. Jika kategorinya berisi lebih dari dua pilihan (misalnya, bulan dari
hari ulang tahun siswa), perintahkan siswa untuk berkumpul dengan mereka yang
bulan kelahirannya sama, yang dengan demikian akan membentuk beberapa kelompok.
Ketika siswa telah membentuk regu yang pas, perintahkan mereka untuk
berjabat tangan dengan "teman yang mereka memiki". Perintahkan semua
untuk mengamati kira-kira berapa banyak orang dalam masing-masing kelompok.
Beranjaklah segera ke kategori berikutnya. Upayakan agar siswa terus
bergerak dari satu kelompok ke kelompok lain ketika anda mengumumkan
kategori-kategori baru.
Perintahkan seluruh siswa untuk kembali ke tempat masing-masing.
Diskusikan keragaman siswa yang terungkap dari aktivitas itu.
VARIASI
Perintahkan siswa untuk menempatkan seorang siswa yang berbeda dari
mereka. jangan yang sama. Sebagai misal, anda dapat meminta siswa menemukan
teman yang memiliki mata/kulit/rambut yang warnanya berbeda dengan mereka.
(Bilamana terdapat jumlah yang tidak sama dalam kategori yang berbeda, ijinkan
lebih dari satu orang dari satu kelompok untuk membentuk regu dengan seorang
siswa dari kelompok lain.)
Perintahkan siswa untuk mengajukan kategorinya.
7. Benar-benar Kian Mengenal
URAIAN SINGKAT
Sebagian besar kegiatan perkenalan merupakan peluang emas untuk berjumpa
dengan sesama siswa. Sebagai alternatifnya adalah menyusun sebuah kegiatan di
mana pasangan siswa bisa benar-benar mengenal.
PROSEDUR
Pasangkan siswa dengan cara yang anda kehendaki. Kriteria untuk
memasangkan siswa bisa mencakup:
Dua siswa yang belum pernah bertemu sebelumnya
Dua siswa yang tidak pemah bekerja bersama
Dua siswa yang berasal dari jurusan atau latar belakang yang berbeda
Dua siswa yang memiliki tingkat pengetahuan atau pengalaman yang berbeda.
Perintahkan pasangan-pasangan yang sudah terbentuk untuk saling berkenalan
dan mengakrabkan diri selama 30 hingga 60 menit. Sarankan agar mereka
berjalan-jalan bersama, minum kopi atau soda bersama, atau jika mungkin, untuk
saling mengunjungi.
Berikan beberapa pertanyaan yang bisa digunakan oleh siswa untuk saling
mewawancarai.
Bila seluruh siswa sudah kembali berkumpul, berikan pasangan-pasangan itu
tugas untuk kerjakan bersama yang memungkinkan mereka untuk mulal mempelajari
materi pelajaran. (Lihat "Sepuluh Tugas untuk memberikan Mitra
Belajar" him 25).
Pertimbangkan kecocokan pasangan untuk kemudian dibentuk menjadi kemitraan
belajar jangka-panjang.
VARIASI
Sebagai alternatif. bentuklah trio, atau kuartet, sebagai ganti pasangan.
Perintahkan siswa untuk memperkenalkan pasangan masing-masing kepada
seluruh siswa di kelas.
8. “Benteng Pertahanan”
URAIAN SINGKAT
Seringkali, kegiatan belajar aktif akan menjadi lebih bergairah dengan
menciptakan tim-tim belajar jangka panjang yang bisa belajar bersama,
mengerjakan proyek, dan terlibat dalam kegiatan belajar bersama lainnya. Bila
ini termasuk dalam rencana anda, ada baiknya melakukan semacam kegiatan
pembentukan tim awal untuk memastikan awal yang baik. Memang banyak kegiatan
pembentukan tim yang bisa menjadi bahan pertimbangan, namun yang berikut ini merupakan
kegiatan favorit.
PROSEDUR
Sediakan setumpuk kartu indeks kepada tiap tim (akan lebih baik jika
memiliki ukuran berbeda dalam masing-masing tumpukan).
Tantanglah masing-masing tim untuk menjadi kelompok yang seefektif mungkin
dengan membentuk model tiga dimensi "Benteng Pertahanan" hanya dari
kartu indeks. Melipat dan merobek kartu diperbolehkan, namun tidak boleh ada
tambahan pasokan lain untuk melengkapi bangunan itu. Doronglah tim untuk
merencanakan penarikan mundur mereka sebelum mulai rnembangunnya. Sediakan spidol
agar tim bisa menggambari kartu dan menghiasi bentengnya bila mereka pandang
cocok.
Berikan waktu minimal 15 menit untuk menyelesalkannya. Jangan mendesak
atau membuat siswa terburu-buru. Penting bagi tim untuk merasakan pengalaman
keberhasilan.
Bila bangunan itu sudah jadi. perintahkan siswa untuk melakukan tur
penarikan mundur melalui benteng. Kunjungi tiap benteng dan perintahkan agar
anggota tim menunjukkan karya mereka dan menjelaskan seluk-beluk bangunan yang
mereka buat. Berikan tepuk tangan atas apa yang dicapal oleh tiap tim. Jangan
membuat kondisi yang menyebabkan siswa saling Bersaing menbandingkan karya
masing-masing.
VARIASI
Sebagai alternatif, perintahkan tim untuk membangun mouumen tim. Desaklah
mereka untuk membuat monumen yang kokoh, tinggi. dan menyenangkan secara
estetika.
Suruh tim untuk berkumpul kembali dan mintalah mereka untuk memikirkan
kembali pengalaman tersebut dengan menjawab pertanyaan mi: Tindakan-tindakan
apa sajakah yang agak membantu dan kurang membantn yang kita lakukan sebagai tim
dan sebagai individu ketika bekerjasama?
9. Mengakrabkan Kembali
URAIAN SINGKAT
Pada mata pelajaran yang bekelanjutan ada baiknya meluangkan waktu untuk
menghubungkan atau mengingatkan kembali siswa setelah lewat beberapa waktu dari
pelajaran yang pernah diajarkan. Aktivitas ini mempertimbangkan sejumlah cara
untuk melakukannya.
PROSEDUR
Sambut kembali kedatangan siswa ke dalam kelas. Jelaskan apa yang menurut
anda berharga untuk meluangkan beberapa menit guna mengakrabkan kembali sebelum
memulai pelajaran hari ini.
Ajukan satu atau beberapa pertanyaan berikut ini kepada siswa:
Apa yang kalian ingat tentang pelajaran kita yang lalu? Apa yang menarik
menurut kalian?
Pernahkah kalian membaca/memikirkan/mengerjakan sesuatu yang distimulasi
oleh pelajaran kita yang lalu?
Pengalaman menarik apakah yang kalian dapatkan selama mengikuti mata
pelajaran ini?
Apa yang ada di pikiran kalian sekarang (misalnya, kecemasan) yang dapat
mengganggu kemampuan kalian dalam memberikan perhatian penuh terhadap pelajaran
hari ini?
Bagaimana perasaan kalian harl in? (bisa juga disisipi canda semisal
"Saya merasa seperti buah pisang yang kelewat matang.")
(Buatlah pertanyaan anda sendlri.)
Mintakan jawabannya dengan menggunakan salah satu format, misalnya sub
kelompok atau memanggil pembicara berikutnya. (Lihat "Sepuluh Metoda Untuk
Mendapatkan Partisipasi Kapan Saja" pada halaman 22.)
Beralihlah ke topik pelajaran hari ini secara perlahan.
VARIASI
Lakukan wawancara tentang pelajaran yang laju.
Ajukan dua pertanyaan. konsep. atau beberapa informasi yang tercakup dalam
pelajaran yang lalu. Perintahkan siswa untuk memilih mana yang paling mereka suka
untuk ditinjau kembali dalam kelas.
10. Hembusan Angin Kencang
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan kegiatan pembuka yang cepat dan memberi siswa keleluasaan
untuk bergerak dan tertawa. Kegiatan ini merupakan sarana pembentuk tim yang
baik dan memungkinkan siswa untuk lebih mengenal satu sama lain.
PROSEDUR
Aturlah kursi secara melingkar. Perintahkan siswa untuk duduk pada salah
satu kursi. Harus ada cukup kursi bagi semua siswa.
Katakan bahwa jika mereka setuju dengan pernyataan anda berikutnya. mereka
harus berdiri dan berpindah ke kursi lain.
Berdirilah di tengah lingkaran dan katakan: "Nama saya adalah _____
dan ANGIN KENCANG BERHEMBUS bagi semua orang yang . . ." Pilihlah ending
yang lebih pas untuk semua siswa dalam kelas, semisal "menyukai es krim
coklat."
Sampai di sini, setiap siswa yang menyukai eskrim coklat berdiri dan
berpindah ke kursi yang kosong. Ketika siswa berpindah, pastikan bahwa anda
menempati salah satu kursi kosong. Jika sudah, selanjutnya satu orang siswa
tidak akan mendapatkan kursi untuk duduk dan akan menggantikan anda sebagai
orang yang berdiri di tengah-tengah.
Perintahkan agar siswa yang baru berdiri di tengah-tengah itu
menyelesaikan kalimat tidak utuh yang sejenis. misalnya: "Nama saya adalah
____ dan ANGIN KENCANG BERHEMBUS untuk semua orang yang ..." dengan
menambahkan ending yang baru. Ending ini bisa bernada canda (misalnya.,
"yang tidur dengan keremangan malam") atau serius (misalnya.
"yang khawatir dengan deflsit anggaran pemerintah pusat"),
Mainkan permainan ini dengan mempertimbangkan kesesuaian situasi.
VARIASI
Sediakan daftar panjang ending yang bisa digunakan oleh siswa. Sertakan
materi yang relevan dengan mata pelajaran (misalnya., "yang lebih menyukai
Macintosh ketimbang IBM") atau ketimbang pengalaman kerja atau pengalaman
hidup siswa ("yang merasa bahwa mengikuti ujian merupakan sesuatu yang
membikin stres").
Perintahkan agar yang berada di tengah adalah pasangan siswa. bukannya
satu orang siswa. Perintahkan mereka untuk secara bersama memilih ending yang
tepat untuk kalimat yang dilontarkan.
11. Penyusun Aturan lasar Kelas
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan metoda jajak pendapat yang memungkinkan siswa untuk
menetapkan aturan bagi perilaku mereka sendiri. Bila siswa merupakan bagian
dari proses pernbentukan tim ini, mereka lebih cenderung mendukung norma atau
aturan yang mereka tetapkan.
PROSEDUR
Tunjuk beberapa siswa untuk bertugas sebagai pewawancara (sesuai dengan
jumlah siswa di kelas).
Dalam waktu 10 hingga 15 menit. perintahkan pewawancara itu untuk
berkeliling dalam kelas, melakukan kontak dengan sebanyak mungkin sampel siswa
dalam waktu yang tersedia. Perintahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan
berikut ini kepada anggota kelas: "Perilaku apakah yang menurut kamu
membantu atau tidak membantu yang kamu jumpai di kelas ini?" (Sediakan
sejumlah contoh jawaban untuk mengarahkan jawaban yang dikehendaki.).
Pada akhir dari waktu yang disediakan, perintahkan pewawancara untuk
melaporkan temuan mereka kembali kepada kelas. (Jika dikehendaki, cantumkan temuan-temuan
itu pada papan tulis.)
Untuk mendapatkan gambaran tentang aturan dasar perilaku yang dikehendaki
oleh kelompok, biasanya cukup dengan hanya mendengar ungkapan-ungkapan yang
terkumpul dari siswa. Namun demikian, bukan tidak mungkin untuk menganalisa
temuan-temuan itu, mencari tahu ada tidaknya ketumpang-tindihan dan kemudian
menggabungkan daftar-daftar itu.
VARIASI
Sediakan daftar yang berisi beberapa kemungkinan aturan dasar. Perintahkan
siswa untuk memilih tiga aturan yang ada dalam daftar. Butir-butir berikut ini
boleh jadi cocok untuk daftar anda:
Menghormati kerahasiaan
Semua siswa berpartisipasi ketika bekerja dalam kelompok atau tim kecil.
Mematuhi waktu dimulainya pelajaran.
Memaharni perbedaan orang lain dari diri kita.
Memberi kesempatan siswa lain menyelesaikan apa yang mereka bicarakan
tanpa menginterupsinya.
Tidak merendahkan atau mencemooh.
Bicaralah untuk diri sendiri, bukannya mengung-kapkan pendapat orang lain.
Berbicara singkat dan langsung ke pokok persoalan.
Gunakan bahasa yang peka terhadap gender.
Bersiap mengikuti pelajaran.
Jangan duduk di kursi yang sama selama berlangsungnya pelajaran.
Menghargai perbedaan pendapat.
Memberi semua siswa kesempatan untuk bicara.
Saling memahami pendapat sebelum melancarkan kritik.
Perintahkan kepada seluruh siswa untuk merumuskan aturan dasar partisipasi
mereka. Kemudian gunakan prosedur yang disebut mutivoting untuk sampal pada
daftar akhlr. Mulitvoting merupakan metoda untuk mengurangi daftar butir hingga
setengahnya. Setiap siswa mengusulkan sebanyak mungkin butir sesuai yang ia
inginkan; setengah dari butir-butir yang paling banyak dipilih akan tetap
berada dalam daftar. (Prosedur ini bisa diulang sesering yang dikehendaki;
setiap pilihan akan mengurangi daftar hingga setengahnya.).
Strategi Penilaian Sederhana
Strategi-strategi yang berikut ini dapat digunakan dalam kaitannya dengan
upaya pembentukan tim. Semuanya dirancang untuk membantu mempeiajari kelas anda
sembari melibatkan siswa semenjak awal. Beberapa di antara strategi itu memunginkan
anda untuk menilai hal-hal tertentu tentang siswa, sedangkan sebagian lain
cukup berguna untuk memberi anda gambaran umum. Strategi penilaian sederhana
ini terutama berguna ketika anda tidak memliki kesempatan untuk mempelajari
karakteristik siswa anda sebelum saat dimulainya pelajaran. Strategi-strategi
itu juga bisa digunakan untuk memperkuat informasi yang anda kumpulkan sebelum
dimulainya pemberian materi pelajaran.
12. Pertanyaan Penilaian
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara menarik untuk menilai kelas anda secara langsung dan
pada saat bersamaan, melibatkan siswa dari awal untuk mengenal satu sama lain
dan bekerjasama.
PROSEDUR
Susunlah tiga atau empat pertanyaan untuk mernpelajari seperti apa siswa
anda. Anda dapat menyertakan pertanyaan-pertanyaan tentang hal-hal berikut ini:
Pengetahuan mereka tentang materi pelajaran
Sikap mereka terhadap materi pelajaran
Pengalaman-pengalaman siswa yang relevan dengan materi pelajaran".
Keterampilan yang telah mereka dapatkan.
Latarbelakang mereka
Apa yang mereka butuhkan atau harapkan dari mata pelajaran ini.
Tulislah pertanyaan-pertanyaannya agar bisa didapatkan jawaban yang
konkret. Hindari pertanyaan yang terbuka. Misalnya. tanyakan: "Berapakah
dari____ yang berikut ini yang kalian ketahui?" Bukannya pertanyaan
"Apa yang kalian ketahui tentang___?"
Bagilah siswa menjadi kelompok tiga orang (trio) atau empat orang
(kuartet) (tergantung Jumlah pertanyaan yang telah anda buat, Beri setiap siswa
satu dari masing-masing pertanyaan penilaian. Mintalah dia untuk mewawancarai
siswa lain dalani kelompok dan dapatkan (serta catat) jawaban atas pertanyaan
yang diberikan kepadanya.
Kumpulkan kembali siswa dalam sub-sub kelompok yang telah diberi
pertanyaan yang sama. Sebagai contoh. Jika terdapat 18 siswa, buatlah menjadi
kelompok-kelompok tiga orang. 6 dari mereka akan mendapatkan pertanyaan yang
sama.
Perintahkan tiap sub kelompok untuk menyatukan data mereka dan mengikhtisarkannya.
Kemudian perintahkan tiap sub kelompok untuk melaporkan kepada seluruh siswa
apa yang telah mereka pelajari satu sama lain.
VARIASI
Perintahkan siswa untuk menyusun pertanyaan mereka sendiri.
Dengan mengguhakan pertanyaan yang sama. pasangkan siswa dan perintahkan
mereka untuk mewawancarai satu sama lain. (Variasi ini cocok bila anda
menangani kelas dengan jumlah siswa yang besar.)
13. Pertanyaan yang Dimiliki Siswa
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara yang tidak membuat siswa takut untuk mempelajari apa
yang mereka dibutuhkan dan diharapkan. Cara ini memanfaatkan tehnik yang mengundang
partisipasi melalui penulisan, bukannya pembicaraan.
PROSEDUR
Berikan kartu indeks kosong kepada tiap siswa.
Perintahkan tiap siswa untuk menuliskan pertanyaan yang mereka miliki
tentang materi pelajaran atau sifat dari pelajaran yang mereka ikuti (nama
tidak. perlu dicantumkan). Sebagai contoh, seorang siswa dapat bertanya:
"Bagaimana perbedaan Aljabar II dengan Aljabar I? Atau "Apakah pada
akhir dari pelajaran ini siswa diwajibkan membuat karya tulis?"
Bagikan kartu tersebut ke seluruh kelompok searah jarum jam. Ketika
masing-masing kartu dibagikan kepada siswa berikutnya. dia harus membacanya dan
memberi tanda centang pada kartu itu jika berisi pertanyaan yang merupakan
persoalan yang dihadapi siswa yang membacanya
Ketika semua kartu siswa kembali kepada pemiliknya, tiap siswa harus meninjau
semua "pertanyaan" kelompok. Sampai di sini, kenali pertanyaan yang
menerima banyak suara (tanda centang). Berikan jawaban kepada masing-masing
pertanyaan ini dengan (a) memberlkan jawaban yang langsung dan singkat; (b)
menunda pertanyaan hingga waktu yang lebih tepat; atau (c) mengemukakan bahwa
untuk saat ini anda belum mampu menjawab pertanyaan atau persoalan ini
(janjikan jawaban secara pribadi, jika memungkinkan).
Perintahkan siswa untuk berbagi pertanyaan mereka secara sukarela.
sekalipun pertanyaan mereka itu tidak mendapatkan suara (tanda centang) paling
banyak.
Kumpulkan semua kartu. Kartu-kartu itu mungkin berisi pertanyaan yang
dapat anda jawab pada pelajaran atau pertemuan mendatang.
VARIASI
Jika kelas terlalu besar hingga waktunya tidak cukup untuk membagikan
kartu ke seluruh kelompok. bagilah kelas menjadi sub-sub kelompok dan ikuti
instruksi yang sama. Atau. kumpulkan saja kartu-kartu tersebut tanpa
mengharuskan mereka mengedarkannya ke seluruh kelas dan merespon pada satu
sampel pertanyaan.
Sebagai alternatif dari pengajuan pertanyaan pada kartu indeks, perintahkan
siswa untuk menuliskan harapan dan/atau keprihatinan mereka tentang mata
pelajaran ini, topik yang mereka harapkan akan dibahas oleh anda. atau aturan
dasar untuk pertisipasi kelas yang mesti mereka dipatuhi.
14. Penilaian Instan
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi yang menyenangkan dan tidak mengancam untuk
mengetahui siswa anda. Anda bisa menggunakannya untuk menilai "secara instan"
latar-belakang. pengalaman, sikap, harapan dan kepedulian siswa.
PROSEDUR
Buatlah sekumpulan kartu "responder" untuk tiap siswa.
Kartu-kartu ini bisa berisi huruf A, B, atau C untuk pertanyaan pilihan ganda,
B atau S untuk pertanyaan benar-salah, atau penilaian angka semisal 1 sampal 5.
(Jika pembuatan kartu dirasa terlalu menyita waktu, perintahkan siswa untuk
membuat kartu sendiri di tempat masing-masing).
Susunlah sekumpulan peryataan yang kira-kira bisa dijawab oleh siswa
dengan salah satu kartu mereka. Berikut adalah contoh untuk tiap tipe kartu
responder yang dijelaskan tadi
Saya mengambil pelajaran ini karena
Diharuskan.
Sangat tertarik dengan pelajaran ini
Sepertinya mudah.
Saya khawatir kalau-kalau akan kesulitan mengikuti pelajaran ini. Benar
atau salah?
Saya yakin bahwa pelajaran ini akan bermanfat bagi saya di masa depan.
1________2________3________4________5
Sangat tidak Sangat
Setuju Setuju
Anda dapat membuat pernyataan-pernyataan serupa tentang pengetahuan,
sikap, dan pengalaman siswa.
Bacalah peryataan pertama dan perintahkan siswa untuk menjawab dengan
memegang kartu pilihan mereka.
Nilailah dengan cepat tanggapan siswa. Perintahkan sejumlah siswa untuk
mendiskusikan alasan pilihan mereka.
Lanjutkan dengan pernyataan-pernyataan yang tersisa.
VARIASI
Sebagai ganti penggunaan kartu. perintahkan siswa untuk berdiri ketika
pilihan mereka diumumkan.
Gunakan sistem tunjuk jari, namun tambahkan unsur yang menarik dengan
meminta siswa untuk mengangkat kedua tangan bila mereka sangat setuju dengan
sebuah jawaban.
15. Sampel Perwakilan
URAIAN SINGKAT
Adakalanya jumlah siswa dalam kelas sedemikian banyaknya dan mustahil
untuk segera memahami siapa saja mereka ini. Prosedur ini memungkinkan anda
untuk menarik sampel perwakilan siswa dari seluruh kelas dan mengetahuinya
dengan mewawancarai mereka di depan kelas
PROSEDUR
Jelaskan bahwa anda ingin mengenal semua siswa di kelas, namun tugas ini
akan memakan banyak waktu.
Ingat bahwa cara yang lebih cepat untuk melakukannya adalah dengan membentuk
sampel kecil siswa yang mewakili sejumlah keragaman di kelas.
Jelaskan beberapa hal yang membedakan siswa. Perintahkan agar anggota
pertama dari "sampel perwakilan kelas" untuk menjadi relawan siswa
(siswa yang ditunjuk untuk diberi tugas). Bila siswa itu mengangkat tangan,
ajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui siswa Itu dan memahami harapan,
ketrampllan, pengalaman, latarbelakang, pendapatnya.
Setelah mendengar jawaban dari relawan pertama, perintahkan relawan kedua
yang berbeda dalam beberapa hal dari relawan pertama.
Teruskan meminta beberapa siswa untuk menjadi relawan (anda yang
memutuskan jumlahnya) yang berbeda dari mereka yang telah diwawancarai
sebelumnya.
VARIASI
Tatalah meja dan kursi agar cocok untuk diskusi panel. Perintahkan tiap
anggota sampel perwakilan untuk bergabung dalam panel setelah dia diwawancarai.
Bila panel telah lengkap, ajukan pertanyaan panel secara keseluruhan tentang
harapan, ketrampilan, pengalaman kerja. latarbelakang. pendapat mereka dan/atau
perintahkan siswa yang lain untuk juga mengajukan pertanyaan.
Perintahkan siswa lain untuk menemui anda di luar kelas dan di pertemuan
berikutnya agar anda bisa lebih mengenalnya. Jika memungkinkan, lakukan
penggiliran pertemuan agar anda bisa bertemu dengan semua siswa.
16. Persoalan Pelajaran
URAIAN SINGKAT
Siswa biasanya memiliki persoalan terhadap pelajaran yang mereka ikuti
untuk pertamakalinya, khususnya jika pelajaran ini menggunakan cara belajar
aktif. Aktivitas ini memungkinkan diungkapkan dan didiskusikannya persoalan-persoalan
tersebut secara bebas tapi sopan.
PROSEDUR
Jelaskan kepada siswa bahwa mereka mungkin memiliki persoalan dengan
materi pelajaran. Persoalan itu boleh jadi mencakup hal-hal berikut ini:
Seberapa sulit atau seberapa lamakah tugas-tugasnya nanti
Bagaimana cara berpartisipasi secara bebas dan nyaman
Bagaimana siswa akan berperan dalam kelompok kecil.
Seberapa siapkah gurunya.
Akses terhadap materi bacaan.
Jadwal mata pelajaran.
Buatlah daftar wilayah persoalan ini di papan tulis. Dapatkan persoalan
lain dari siswa.
Susunlah prosedur pemungutan suara yang memungkinkan siswa untuk memilih
tiga atau empat persoalan umum yan palig umum dihadapi
Bentuklah kelas menjadi tiga atau empat sub kelompok. Perintahkan tiap
kelompok untuk menjabarkan salah satu persoalan yang dihadapi. Perintahkan
mereka untuk sejelas mungkin dalam memaparkannya.
Perintahkan sengap kelompok untuk mengikhtisarkan diskusinya untuk seluruh
kelas. Mintalah reaksi atau tanggapan mereka.
VARIASI
Perintahkan kelompok untuk memikirkan beberapa solusi yang menurut mereka
bisa dilakukan oleh siswa ataupun guru untuk mengatasi persoalan mereka.
Sebagai alternatif dari diakhrinya kegiatan dengan laporan kelompok,
buatlah diskus panel atau terbuka (baca "Sepuluh Metoda untuk Mendapatkan Partislpasi
Kapanpun," pada halaman 22.)
Strategi Pelibatan Belajar Langsung
Cara lain untuk menjadikan siswa aktif dari awal adalah dengan menggunakan
strategi-strategi berikut. Strategi itu dirancang untuk mengenalkan siswa
terhadap mata pelajaran guna membangun minat, menimbulkan rasa ingin tahu, dan
merangsang mereka untuk berfikir. Siswa tidak bisa berbuat apa-apa jika pikiran
mereka - atau jika "komputer" mereka - tidak di"on"kan!
Banyak guru yang membuat kesalahan dengan mengajar terlalu awal - yakni sebelum
siswa merasa terlibat dan siap secara mental. Penggunaan beberapa Strategi
berikut ini akan mengoreksi kecenderungan ini.
17. Berbagi Pengetahuan Secara Aktif
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara bagus untuk
mengenalkan siswa kepada materi pelajaran yang anda ajarkan. Anda juga dapat
menggunakannya untuk menilaiungkat pengetahuan siswa sembari melakukan kegiatan
pembentukan tim. Cara ini cocok pada segala ukuran kelas dan dengan niateri
pelajaran apapun.
PROSEDUR
Sediakan daftar pertanyaan yang terkait dengan materi pelajaran yang akan
anda ajarkan. Anda dapat menyertakan beberapa atau semua dari kategori-kategori
berikut ini:
Kata-kata untuk didefinisikan (misalnya. "Apa arti arnblvalen”?)
Pertanyaan pilihan ganda mengenal fakta atau konsep (misalnya. “Tes
psikologi baru absah jlka ia (a) secara konsisten mengukur atribut dan (b)
mengukur apa yang memang hendak ia ukur.")
Orang yang hendak diidentifikasi (misalnya, "Siapakah George
Washington Carver?")
Pertanyaan-pertanyaan tentang tindakan yang bisa • diambil oleh seseorang
dalam situasi tertentu (misalnya, "Bagaimana anda mendaftarkan diri untuk
mendapatkan hak pilih?").
Kailmat tidak lengkap (misalnya, "_____ mengidentifikasi kategori
dasar dari tugas yang dapat kailan kerjakan menggunakan:program computer”
Sebagai contoh, seorang guru sejarah dapat mernulai pengajarannya tentang
abad ke-20 dengari membagikan kuis berikut ini:
Apa yang terjadi dalam tahun-tahun berikut ini: 1928, 1945, 1965, 1998.?
Kenali nama-nama berikut ini:
Mussolini
Chamberlain
Trotsky
Mao
McCarthy (Joseph dan Eugene)
Menurut pendapat kalian, peristiwa terpenting apakah yang terjadi dalam
abad ke-20?
Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu sebaik yang
mereka bisa.
Kemudian perintahkan mereka untuk menyebar di dalam ruangan, mencari siswa
yang dapat menjawab pertanyaan yang mereka sendiri tidak tahu cara menjawabnya.
Doronglah siswa untuk saling membantu.
Perintahkan mereka untuk kembali ke tempat semula dan bahaslah jawaban
yang mereka dapatkan. Isilah jawaban yang tak satupun siswa bisa menjawabnya.
Gunakan informasi ini sebagai cara untuk memperkenalkan topik-topik penting
dalam mata pelajaran anda.
VARlASI
Berikan satu lembar kartu indeks kepada tiap siswa. Perintahkan mereka
untuk menuliskan satu informasi yang menurut mereka akurat tentang materi yang
diajarkan. Suruhlah mereka untuk berpencar di dalam kelas, berbagi pendapat
tentang apa yang mereka tuliskan pada kartu tersebut. Doronglah mereka untuk
menuilskan informasi baru yang dikumpulkan oleh siswa lain. Bila mereka, sudah
kembali ke kelompok masing-masing, bahaslah informasi yang berhasil
dikumpulkan.
Gunakan pertanyaan opini, bukannya pertanyaan faktual. atau gabungkan
pertanyaan faktual dengan pertanyaan opini.
18. Merotasi Pertukaran Pendapat Kelompok Tiga Orang
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara terperinci bagi siswa untuk mendiskusikan permasalahan
dengan sebagian (dan biasanya memang tidak semua) teman sekelas mereka.
Pertukaran pendapat ini bisa dengan mudah diarahkan kepada materi yang akan
diajarkan di kelas.
PROSEDUR
Susunlah beragam pertanyaan yang dapat membantu siswa memulai diskusi
tentang isi materi pelajaran. Gunakan pertanyaan yang tidak memiliki jawaban
benar-salah.
Sebagai contoh, seorang guru Bahasa Inggris boleh jadi akan bertanya:
Apa. yang kalan sukai tentang drama Shakespeare? Kalau, kalian tidak
menyukainya, kenapa?
Mengapa. Shakespeare dianggap sebagai salah. satu. dramawan terbesar
sepanjang waktu?
Pilih salah satu dan drarnawan atau sineas abad ke-19 atau ke-20. Bagaimana
kalian membandingkannya dengan Shakespeare?
Bagilah siswa menjadi kelompok tiga orang (trio). Aturlah kelompok trio
tersebut di dalam ruang kelas agar masing-masing bisa melihat dengan jelas trio
yang di sisi kanan dan di sisi kirinya, Formasi kelompok-kelompok trio itu
secara keseluruhan bisa berbentuk bundar atau persegi.
Berikan tiap trio sebuah pertanyaan pembuka (pertanyaan yang sama untuk
masing-masing trio) untuk dibahas. Pilihlah pertanyaan yang paling ringan yang
telah anda susun untuk memulai pertukaran pendapat kelornpok-kelompok trio itu,
Anjurkan agar tiap siswa di dalam kelompok mendapat giliran menjawab
pertanyaan.
Setelah diskusi berjalan dalam waktu yang cukup, perintahkan masing masing
kelompok untuk memberikan angka 0,1. atau 2 kepada tiap-tiap anggotanya.
Arahkan siswa yang benomor 1 untuk berpindah ke kelompok trio satu searah jarum
jam. Perintahkan siswa yang bernomor 2 untuk berpindah ke kelompok trio dua
searah jarum jam. Perintahkan siswa yang bemomor 0 (nol) untuk tetap di ternpat
duduknya karena ia adalah anggota tetap dan kelompok trio mereka. Suruh mereka mengangkat
tangan tinggi-tinggi sehingga siswa yang
telah berpindah bisa menemukan mereka. Hasilnya adalah komposisi kelompok trio
yang sepenuhnya baru.
Mulailah pertukaran pendapat baru dengan pertanyaan baru. Naikkan tingkat
kesulitan atau "tingkat ancaman" dari pertanyaan manakala anda
memulai babak baru.
Anda bisa merotasi trio-trio itu sebanyak pertanyaan yang anda miliki dan
waktu diskusi yang tersedia. Gunakan selalu prosedur rotasi yang sama. Sebagai
contoh, pada pertukaran trio sebanyak tiga rotasi, tiap siswa akan bertemu
dengan enam siswa yang lain.
VARIASI
Setelah masing-masing babak pertanyaan. Segeralah meminta jawaban dari
seluruh kelompok sebelum merotasi siswa ke kelompok trio baru.
Gunakan pasangan atau kuartet sebagai alternatif dari trio.
19. Kembali ke Tempat Semula
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara yang cukup dikenal untuk menyertakan gerakan fisik pada
awal pelajaran. Strategi ini cukup fleksibel untuk digunakan pada beragam
akuvitas yang dirancang untuk menstimulir minat awal terhadap mata pelajaran
anda.
PROSEDUR
Tempelkan sejumlah tanda di seluruh dinding kelas. Anda dapat menggunakan
dua tanda untuk menciptakan pilihan dikotomis atau beberapa tanda untuk
menyediakan lebih banyak pilihan.
Tanda-tanda ini bisa menunjukkan beragam preferensi:
Topik atau keterampilan yang menarik bagi siswa (misalnya, pengolahan
kata, penyimpanan data).
Pertanyaan tentang materi pelajaran (misalnya, "Bagaimana cara kerja
mesin turbo?")
Beberapa solusi yang berbeda terhadap persoalan yang sama (misalnya,
hukuman mati versus hukuman seumur hidup)
Nilal-nilai yang berbeda (misalnya, uang, ketenaran, keluarga)
Karakteristik atau gaya kepribadian yang berbeda (misalnya, auditori,
visual, kinestetik)
Berbagai penulis atau orang-orang terkenal di bidangnya (misalnya, Thomas
Jefferson, Franklin Delano Roosevelt, John F. Kennedy)
Kutipan peribahasa, atau pasal di dalam naskah yang berbeda (misalnya.
"Hormatilah Ibu dan Ayahmu" versus "Hak Bertanya")
Perintahkan siswa untuk melihat tanda-tanda tersebut dan memilih salah
satunya. Sebagai contoh, beberapa siswa mungkin lebih tertarik pada pengolahan
kata ketimbang penataan data Suruh mereka menunjukkan preferensi (kelebihsukaan)
dengan beranjak menuju tempat di ruang kelas di mana tanda pilihan mereka
ditempelkan.
Perintahkan sub-sub kelompok yang telah terbentuk untuk mendiskusikan
alasan mereka menempatkan diri pada tanda yang mereka pilih. Mintalah
perwakilan dari tiap kelompok untuk mengikhtisarkan alasan mereka.
VARIASI
Pasangkan siswa yang preferensinya berbeda dan perintahkan mereka untuk
memperbandingkan pandangan mereka. Atau buatlah panel diskusi dengan perwakilan
dari tiap kelompok preferensi.
Perintahkan tiap kelompok preferensi untuk membuat presentasi, membuat
ikian atau menyiapkan sebuah lakon atau drama singkat yang memperagakan
preferensi mereka.
20. Menyemarakkan Suasana Belajar
URAIAN SINGKAT
Sebuah kelas bisa dengan cepat mewujudkan iklirn belajar informal yang
santai dengan meminta siswa menggunakan humor kreatif tentang materi pelajaran
yang tengah diajarkan. Strategi ini tidak hanya akan membuat siswa berhumor
ria, namunjuga berfilkir.
PROSEDUR
Jelaskan kepada siswa bahwa anda ingin melakukan latihan pembuka yang
menyenangkan dengan mereka sebelum beranjak ke hal-hal serius dalam materi yang
diajarkan.
Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Beri mereka tugas yang secara
gamblang meminta mereka membuat sesuatu yang lucu pada topik, konsep atau
persoalan penting dalam materi yang anda ajarkan.
Contohnya antara lain:
Pemerintah: Buatlah uraiah tentang pemerintahan yang paling kejam
sekaligus paling bobrok yang bisa kita bayangkan.
Matematika: Susunlah sebuah daftar berisi cara-cara penghitungan matematis
yang paling tidak efisien
Kesehatan: Buatlah menu makanan yang sama sekali tidak bergizi.
Tehnik: Buatlah disain jembatan yang gampang ambruk.
Perintahkan sub-sub, kelompok untuk menyajikan "kreasi" mereka.
Beri tepuk tangan.
Tanyakan: "Apa yang kalian pelajari tentang materi pelajaran kita
dari latihan ini?"
VARIASI
Pengajar dapat membuat lelucon tentang materi pelajaran dengan kreasinya
sendiri.
Buatlah pretest pilihan ganda tentang materi yang akan anda ajarkan.
Tambahkan humor pada butir pilihan gandanya. Untuk tiap pertanyaan, perintahkan
siswa untuk memilih jawaban yang menurut mereka merupakan jawaban yang tidak
mungkin benar.
21. Bertukar Pendapat
URAIAN SINGKAT
Kegiatan ini bisa digunakan untuk menstimulasi keterlibatan siswa dalam
pelajaran yang akan anda sampaikan. Kegiatan ini juga mengingatkan siswa untuk
mendengarkan secara cermat dan membuka diri terhadap bermacam pendapat.
PROSEDUR
Berikan label nama kepada tiap siswa. Perintahkan siswa untuk menuliskan
nama mereka pada label dan mengenakannya.
Perintahkan siswa untuk berpasangan dan memperkenalkan diri kepada siswa
lain. Kemudian perintahkan pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi pendapat
tentang jawaban atas pertanyaan atau pernyataan provokatif yang memancing opini
mereka tentang persoalan seputar materi yang anda ajarkan.
Contoh pertanyaannya adalah: "Apa batasan bagi imigrasi asing?"
Contoh pernyataannya adalah: "Injil merupakan kitab suci."
Ucapkan, "kerjakan sekarang", dan arahkan siswa untuk bertukar
label nama atau tanda pengenal mereka dengan pasangannya dan kemudian menemui
siswa lain. Perintahkan siswa, bukannya
untuk memperkenalkan diri. melainkan berbagi pendapat dari siswa yang merupakan
pasangan sebelumnya (yakni siswa yang label/tanda pengenalnya ia kenakan
sekarang.)
Selanjutnya, perintahkan siswa untuk berganti label nama lagi dan mencari
siswa lain untuk diajak bicara," dan berbagi pendapat dari siswa yang
tanda pengenalnya la kenakan sekarang.
Lanjutkan proses itu hingga sebagian besar siswa telah saling bertemu.
Kemudian katakan kepada tiap siswa untuk mendapatkan kembali label namanya
sendiri.
VARIASI
Gunakan proses pertukaran label nama ini sebagai pengantar pergaulan
dengan menginstruksikan siswa untuk bertukar informasi latarbelakang mereka
sendiri, sebagai ganti pertukaran pendapat tentang pertanyaan atau pernyataan
provokatif.
Hilangkan pertukaran label nama. Sebagai gantinya, perintahkan siswa untuk
terus menemukan siswa lain, dan mendengarkan selalu pertanyaan atau pernyataan
yang anda berikan.
22. Benar atau Salah?
URAIAN SINGKAT
Aktivitas kerjasama ini juga segera menstlrnulasi keterlibatan tcrhadap
pengajaran yang anda lakukan. Kegiatan ini meningkatkan pembentukan tim.
pertukaran pendapat, dan pembelajaran langsung.
PROSEDUR
Susunlah sebuah daftar pernyataan yang terkait dengan materi pelajaran
anda, yang setengahnya benar dan setengahnya salah. Sebagai contoh, pernyataan
"Mariyuana bisa menimbulkan kecanduan" adalah benar. dan pernyataan,
"Alkohol merupakan obat perangsang" adalah salah; Tuils tiap
pernyataan pada kartu indeks yang terpisah. Pastikan jumlah kartunya sesuai
dengan jumlah siswa yang hadir. (Jika siswa yang hadir jumlahnya ganjil,
pilihliah satu kartu untuk anda sendiri.)
Bagikan satu kartu untuk satu siswa. Katakan kepada siswa bahwa misi
mereka adalah menentukan kartu mana yang benar (berisi pernyataan benar) dan
mana yang salah. Jelaskan bahwa mereka bebas memilih cara apapun yang mereka
inginkan dalam menyelesaikan tugas ini.
Bila para siswa sudah selesai, perintahkan agar setiap kartu dibaca dan
mintakan pendapat siswa tentang benar atau salahkah pernyataan tersebut. Beri
kesempatan munculnya pendapat minoritas.
Berikan umpan balik tentang masing-masing kartu, dan catat cara-cara siswa
dalam bekerjasama menyelesaikan tugas ini.
Tunjukkan bahwa dalam pelajaran ini diperlukan keterampilan tim yang
positif karena hal ini menunjukkan kegiatan belajar yang sifatnya aktif.
VARIASI
Sebelum dimulainya kegiatan, rekrutlah beberapa siswa sebagai pengamat.
Mintalah agar mereka memberikan umpan balik tentang kualitas kerja tim yang
berlangsung.
Sebagai ganti pernyataan faktual, buatlah daftar opini dan tempatkan tiap
opini pada sebuah kartu indeks. Bagikan kartu tersebut dan mintalah siswa agar
berupaya mencapai mufakat tentang reaksi mereka terhadap tiap opini. Mintalah
mereka supaya menghargai pendapat minoritas.
23. Bertanggung jawab terhadap Matapelajaran
URAIAN SINGKAT
Rancangan ini memberi peluang bagi siswa untuk memikirkan dan mengakui
tanggungjawab Individual mereka dalam kegiatan belajar aktif di kelas
PROSEDUR
Buatlah salinan dari kontrak berikut ini:
Saya memahami bahwa dalam pelajaran ini saya akan mempelajari tentang -
(diisi dengan matapelajaran). Tujuan dari mata pelajaran ini adalah - (diisi
dengan tujuan anda). Saya berpegang pada tujuan ini dan akan berupaya keras
mengerjakan hal-hal berikut ini:
Menggunakan waktu saya di kelas untuk mendukung tujuan ini melalui
partisipasi dalam kegiatan.
Bertanggungjawab atas kegiatan belajar saya sendiri dan tidak akan
menunggu siapapun untuk memovasi saya.
Membantu siswa lain memaksimalkan belajar mereka dengan mendengarkan apa
yang harus mereka katakan dan menawarkan tanggapan positif.
Memikirkan, meninjau, dan menerapkan apa yang telah saya pelajari di luar
kelas.
Tanda tangan Tanggal
Berjanilah bersama-sama siswa untuk melakukan apapun semampu kita guna
menjadikan mata pelajaran ini sebagai pengalaman belajar yang efektif.
Bagikan salinan kontrak atau perjanjian itu dan mintalah mereka supaya membacanya.
Jelaskan bahwa anda tidak bisa menjamin pencapaian tujuan mata pelajaran tanpa
upaya dan komitmen mereka untuk belajar aktif. Perintahkan mereka untuk
mempertimbangkan ke-seriusan bekerjasama dengan mau,menandatangani kontrak
tertulis itu.
Sediakan waktu untuk berdiskusi dan berfikir. Jelaskan bahwa siswa harus
mematuhi kontrak yang mereka tandatangani. Pasrahkan kepada siswa apakah mereka
akan menandatanginya atau tidak.
VARIASI
Sediakan pernyataan tertulis tentang tanggungjawab anda dalam pelajaran
ini. Pertimbangkan beberapa dari hal-hal berikut ini:
Dengarkan secara aktif apa yang mesti dikatakan siswa.
Bersikaplah mendukung upaya siswa untuk mengambil resiko belajar.
Variasikan metoda mengajar anda.
Mulai dan akhirilah pelajaran secara tepat waktu.
Bagikan materi atau buku ajar yang mudah dibaca.
Bersikaplah terbuka terhadap pendapat siswa.
Sediakan instrumen visual.
Perintahkan siswa untuk mengemukakan apa yang mereka harapkan tentang
perilaku anda sebagai pengajar.
Bagaimana Membantu Siswa Mendapatkan Pengetahuan, Ketrampilan, dan Sikap
Secara Aktif
Jika strategi-strategi yang disajikan dalam bagian sebelumnya merupakan
"hidangan pembuka" untuk kegiatan belajar aktif. strategi-strategi
yang akan segera diperkenalkan kepada anda merupakan "entri"-nya. Pendidikan
di segala jenjang pada umumnya dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan.
ketrampilan, dan sikap. Pembelajaran kognitif (pengetahuan) mencakup
pemerolehan informasi dan konsep. Pembelajaran ini tidak hanya berkenaan dengan
pemahaman bahan ajar, namun juga dengan analisis dan penerapannya pada situasi
baru. Pembelajaran perilaku (ketrampilan) mencakup pengembangan kompetensi
pada kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas, memecahkan masalah. dan
mengungkapkan pendapat. Pembelajaran afektif (sikap) mencakup pengkajian dan
penjelasan tentang perasaan dan preferensi. Siswa dilibatkan dalam menilai diri
mereka sendiri dan hubungan pribadi mereka terhadap materi pelajaran. Bagaimana
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang didapatkan bisa menimbulkan segenap
perbedaan pada diri mereka? Akankah ini dilakukrn secara pasif ataukah aktif?
Pembelajaran aktif atas informasi, ketrampilan, dan sikap berlangsung
melalui proses penyelidikan atau proses bertanya. Siswa dikondisikan dalam
sikap mencari bukan sekadar menerima (reaktif). Dengan kata lain, mereka
mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada mereka atau
pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan sendiri. Mereka mengupayakan pemecahan
atas permasalahan yang diajukan oleh guru. Mereka tertarik untuk mendapatkan
informasi atau menguasai ketrampilan guna'menyelesaikan tugas yang diberikan
kepada mereka. Dan mereka dihadapkan pada persoalan yang membuat mereka
tergerak untuk mengkaji apa yang mereka nilai dan yakni. Semua ini terjadi bila
siswa dilibatkan dalam tugas dan kegiatan yang secara halus mendesak mereka
untuk berfikir, bekerja, dan merasa. Kita dapat membuat jenis-jenis kegiatan
ini dengan menggunakan banyak strategi yang akan kita jumpai dalam bahasan ini.
Bahasan ini dibagi menjadi beberapa bagian:
KEGIATAN BELAJAR DALAM SATU KELAS-PENUH
Bagian ini membahas cara-cara untuk menjadikan pengajaran yang dibimbing
oleh guru lebih interaktif. Anda akan menjumpai strategi-strategi untuk
menyajikan informasi dan gagasan yang melibatkan siswa secara metal.
MENSTIMULASI DISKUSI
Bagian ini menggali cara-cara untuk mengidentifkkan dialog dan debat
tentang persoalan-persoalan utama, dalam materi yang anda ajarkan. Anda akan
menjumpai sejumlah strategi yang mendorong partisipasi aktif dan menyeluruh
dari siswa
PENGAJUAN PERTANYAAN
Bagian ini membahas cara membantu siswa agar mau mengajukan pertanyaan.
Anda akan menjumpai strategi-strategi yang memungkinkan siswa merumuskan
pertanyaan yang diajukan yang menjelaskan apa.yang telah anda ajarkan kepada
mereka.
BELAJAR BERSAMA
Bagian ini menyajikan cara-cara untuk merancang tugas belajar yang
dikerjakan oleh siswa dalam kelompok kecll. Anda akan menjumpai
strategi-strategi yang mendorong kerjasama dan saling ketergantungan di antara
siswa.
PENGAJARAN SESAMA SISWA
Bagian ini membahas cara-cara yang memungkinkan siswa untuk mengajar satu
sama lain.
BELAJAR SECARA MANDIRI
Bagian ini terkait dengan aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa
secara individual dan pribadi. Anda akan menjumpai strategi-strategi untuk
rneningkatkan tanggungjawab siswa dalam menerapkan cara belajar mereka sendiri.
PEMBELAJARAN AFEKTIF
Bagian ini membahas peritang siswa dalam memahami perasaan. nilai-nilai
dan sikap mereka. Anda akan menjumpai strategi-strategi untuk memfasilitasi
pemahaman diri dan penjelasan nilai.
PENGEMBANGAN KETRAMPILAN
Bagian ini membahas tentang ketrampilan mempelajari dan mempraktikkan –
baik teknis maupun non-teknis. Anda akan menjumpai strategi-strategi untuk
memacu perkembangan ketrampilan awal dan penerapannya.
Kegiatan Belajar dalam Satu Kelas-Penuh
Strategi di bagian ini dirancang untuk memajukan pengajaran satu kelas
penuh. Seperti yang akan anda baca
penyampaian pelajaran dengan metoda ceramah pun bisa dijadikan aktif dengan memanfaatkan
berbagai macam tehnik. Anda juga akan menjumpai cara-cara untuk mengkritisi
tayangan video dan penampilan pre-senter tamu. Terakhir, anda akan menjumpai
cara-cara baru untuk mengajarkan konsep dan gagasan yang sulit sehingga siswa
bisa memahaminya secara maksimal
24. Pikiran yang Penuh Tanya
Selalu Ingin Mengetahui
URAIAN SINGKAT
Tehnik sederhana ini menstimulasi rasa ingin tahu siswa dengan mendorong
mereka untuk memikirkan tentang sebuah topik atau pertanyaan. Siswa lebih
cenderung mengingat suatu pengetahuan tentang materi pelajaran yang belum
pernah dibahas sebelumnya jika mereka dilibatkan semenjak awal dalam pengalaman
kegiatan belajar satu kelas penuh.
PROSEDUR
Ajukan pertanyaan yang njelimet untuk menstimulasi keingintahuan tentang
mata pelajaran yang hendak anda bahas. Pertanyaannya haruslah merupakan pertanyaan
yang menurut anda ada beberapa siswa yang
mengetahui jawabannya.
Berikut adalah beberapa contohnya:
Pertanyaan. sehari-hari ("Mengapa kita mesti membayar pajak
penghasilan?")
Cara melakukan ("Menurut pakar, seperti apakah cara-cara terbaik
untuk mengawetkan mumi?")
Definisi ("Apa lubang hitam
Itu?)
Judul ("Menurut kalian, karya dramanya Ibsen, A Doll's House,
berkisah tentang apa?)
Cara kerja ("Apa yang menjadikan mobil bisa ber-jalan?").
Akibat ("Menurut kalian, bagaimana akhir dari alur cerita ini?
"Bagaimana pemecahan atas masalah ini?").
Doronglah siswa untuk berpikir dan membuat dugaan umum. Gunakan frase
semisal, "Coba tebak" atau "Coba jawab".
Jangan buru-buru memberikan tanggapan. Tampung dulu semua dugaan siswa. Ciptakan
rasa penasaran tentang jawaban yang "sesungguhnya."
Gunakan pertanyaan itu untuk mengarahkan siswa kepada apa yang hendak anda
ajarkan. Sertakan jawaban atas pertanyaan anda dalam penyajian materi anda.
Anda perlu memastikan bahwa siswa lebih menaruh perhatian dibanding biasanya.
VARIASI
Pasangkan siswa dan perintahkan mereka untuk secara kolektif membuat
dugaan.
Sebagai ganti pertanyaan katakan kepada siswa apa yang hendak anda ajarkan
dan mengapa hal Itu menarik. Cobalah untuk menghangatkan tahap pengenalan ini
dengan cara seperti mengiklankan sebuah film yang akan segera ditayangkan.
25. Tim Pendengar
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara untuk membantu siswa agar tetap fokus dan
jeli selama berlangsungnya pengajaran berbasis ceramah. Tim pendengar merupakan
kelompok-kelompok kecil yang bertanggung jawab untuk mengklarifikasi materi
pelajaran.
PROSEDUR
Bagilah siswa menjadi empat tim, dan berikan tim-tim tersebut tugas
berikut:
Tim Peran
Tugas
1 Penanya Setelah
pengajaran berbasis-ceramah, ajukan setidaknya dua pertanyaan tentang
materi yang dibahas.
2 Penyetuju Setelah pengajaran
berbasis-ceramah, katakan hal-hal mana yang
mereka setujui
(atau dirasa membantu) dan
jelaskan alasannya.
3 Pembantah Setelah pengajaran berbasis-ceramah, beri komentar
tentang hal mana yang tidak
mereka setujui (atau tidak banyak membantu) dan jelaskan alasannya.
Pemberi contoh Setelah pengajaran
berbasis-ceramah, berilah contoh dan materi atau pelajaran penerapan kusus.
Sajikan pengajaran berbasis ceramah anda. Setelah selesai, berikan waktu
bagi tim untuk menyelesaikan - tugasnya.
Perintahkan tiap tim untuk menanyakan. menyetujui dan sebagainya. Anda
mesti mendapatkan lebih banyak partisipasi siswa ketimbang yang anda bayangkan.
VARIASI
Buatlah peran lain. Sebagai contoh. perintahkan sebuah tim untuk
mengikhtisarkan pengajaran “berbasis-ceramah”. atau mintalah sebuah tim untuk
membuat pertanyaan yang menguji pemahaman siswa tentang materi pelajaran.
Ajukan pertanyaan-pertanyaannya terlebih dahulu, yang mana jawabannya akan
ditemukan dalam penyajian materi pelajaran. Perintahkan siswa untuk
mendengarkan dengan cermat guna mendapatkan jawabannya. Tim yang dapat menjawab
sebagian besar pertanyaan akan menang.
26. Membuat Catatan dengan Bimbingan
URAIAN SINGKAT
Dalam tehnik yang populer ini, anda menyediakan formulir atau lembar yang
telah dipersiapkan. Lembar ini menginstruksikan siswa untuk membuat catatan
sewaktu anda mengajar. Gerak fisik yang minimal seperti ini pun akan lebih
melibatkan siswa ketimbang jika kita sekadar menyediakan buku pegangan yang
lengkap. Ada bermacam metoda untuk membuat catatan secara terarah. Yang paling
sederhana di antaranya adalah mengisi bagian-bagian yang kosong.
PROSEDUR
Siapkan sebuah catatan yang mengikhtisarkan hal-hal utama pada penyajian
materi pelajaran anda.
Sebagai ganti menyediakan teks secara lengkap, kosongkan bagian-bagian di
dalamnya, dan untuk selanjutnya diisi oleh siswa.
Beberapa cara dalam melakukannya antara lain:
Sediakan sejumlah istilah dan definisinya, bIarkan istilah atau
definisinya kosong. ________: merupakan bentuk segilima, Oktagon: ________
Kosongkan satu atau beberapa poin.
Peran Majelis Perwakilan Roma
Menerapkan. undang-undang dan ketetapan yang dibuat oleh konsul
________________________
Menerima duta besar luar negeri.
________________________
Kosongkan kata-kata kunci dalam paragraf pendek.
Di masa kini, manajer seringkali menghadapi permasalahan semisal rendahnya
________, tingginya________, dan________ kualitas pelayanan. Solusi manajemen
tradisional seringkali cenderung seperti________ ________, untuk menghasilkan________
persoalan baru untuk satu persoalan yang sudah dipecahkan.
Bagikan lembar kerja kepada siswa. Jelaskan bahwa anda memang sengaja
mengosongkan beberapa bagian kalimat untuk membantu mereka mendengarkan secara
aktif terhadap apa yang anda ajarkan.
VARIASI
Siapkan lembar kerja yang memuat sub-sub topik utama dari materi yang anda
ajarkan. Kosongkan sejumlah bagian kalimat untuk membantu pembuatan catatan.
Hasilnya akan tampak seperti ini:
Empat Jenis Masyarakat yang Tidak Adil Menurut Socrates
Timokrasi:
Oligarki:
Demokrasi:
Tirani:
[Opsionol: Setelah pemberian pelajaran, beri siswa salinan kedua dari
lembar catatan yang beberapa bagiannya dikosongkan. Tugaskan mereka untuk
mengisi bagian yang kosong itu tanpa melihat catatan.]
Buatlah penyajian materi pelajaran anda menjadi beberapa bagian.
Perintahkan siswa untuk mendengarkan dengan cermat sewaktu anda berbicara, namun
jangan membuat catatan. Sebagai gantinya, perintahkan mereka untuk menulis
catatan selama jeda waktu dalam penyajian materi pelajaran berbasis-ceramah.
27. Mata Pelajaran Ala Permainan
Bingo
URAIAN SINGKAT
Pelajaran bisa menjadi tidak menjemukan dan siswa akan leblh menaruh
perhatian jika anda menjadikannya dalam bentuk permainan bingo. Di sini, poin
utamanya didiskusikan sewaktu siswa bermain bingo.
PROSEDUR
Lakukan penyajian materi pelajaran berbasis-ceramah dengan 9 poin utama.
Susunlah kartu Bingo yang berisi poin-poin ini dalam 3X3 tumpukan.
Tempatkan satu poin yang berbeda pada tiap kotak. Jika anda memiliki kurang
dari 9 poin utama, kosongkanlah beberapa kotak.
Buatlah beberapa kartu Bingo tambahan dengan poin utama yang sama. namun
tempatkan poin-poin itu dalam kotak yang berbeda. Hasilnya ialah bahwa hanya
sedikit sekali kartu Bingo yang serupa.
Bagikan kartu Bingo kepada siswa. Juga sediakan siswa dengan satu strip
kartu yang terdiri dari 9 titik wama (berdiameter sekitar setengah atau tiga
perempat inci). Jelaskan kepada siswa bahwa ketika anda tengah menyajikan
materi dari poin ke poin, mereka harus menempatkan satu titik pada kartu mereka
untuk tiap poin yang anda bahas. (Catatan: Kotak yang kosong tidak dapat
ditutup dengan satu titik.).
Ketika siswa mengumpulkan tiga titik vertikal, horizontal, atau diagonal
secara berturut-turut, mereka akan berteriak "Bingo!"
Selesalkanlah penyajian materi pelajaran anda. Biarkan siswa mendapatkan
Bingo sebanyak yang mereka bisa.
VARIASI
Gunakan istilah atau nama-nama utama yang dijelas-kan dalam penyajian
materi anda (sebagai ganti poin utama) sebagai dasar permainan kartu Bingo.
Ketika istilah atau nama tersebut untuk pertama kallnya dijelaskan, siswa dapat
menempatkan stiker pada kotak yang sesuai.
Buatlah tumpukan kartu Bingo berukuran 2X2. Lanjutkan dengan membahas
beberapa poin. istilah atau nama-nama utama dalam pelajaran berbasis-ceramah
anda. Tunjukan hanya empat di antaranya pada salah satu kartu Bingo. Cobalah
untuk membuat beberapa kartu menjadi serupa dengan menyertakan informasi yang
berbeda pada tiap kartu.
28. Pengajaran Sinergis
URAIAN SINGKAT
Metoda ini merupakan perubahan langkah yang sesungguhnya. Metoda ini
memungkinkan para siswa yang memiliki pengalaman berbeda dalam mempelajari
materi yang sama untuk saling membandingkan catatan.
PROSEDUR
Bagilah kelas menjadi dua kelompok.
Kirimkan satu kelompok ke ruang lain untuk membaca topik yang anda
ajarkan. Pastikan bahwa materi bacaannya tertata dengan balk dan mudah dibaca.
Dalam pada itu, berikanlah pelajaran berbasis ceramah atau lisan tentang materi
yang sama dengan yang sedang dibaca oleh kelompok yang ada di ruang sebelah.
Selanjutnya, baliklah pengalaman belajarnya. Sediakan materi bacaan
tentang topik anda untuk kelompok yang telah mendengarkan penyajian mata
pelajaran dan sediakan materi pelajaran untuk kelompok pembaca.
Pasangkan anggota dan tiap kelompok dan perintahkan mereka mengikhtisarkan
apa yang telah mereka pelajari.
VARIASI
Perintahkan setengah dari siswa untuk mendengarkan penyajian materi
pelajaran dengan mata tertutup sedangkan setengah siswa yang lain melhat
informasi visual semisal melalui OHP yang menyertai penyajian materi pelajaran
dengan telinga tertutup. Setelah penyajian materi pelajaran secara lisan
tersebut usai, perintahkan tiap kelompok untuk membandingkan catatan tentang
apa yang mereka lihat dan dengar.
Berikan contoh konkret tentang konsep atau teori yang hendak anda ajarkan
kepada setengah dari jumlah siswa. Jangan katakan kepada mereka tentang konsep
atau teori yang mereka gambarkan. Sajikan kepada setengah kelas konsep atau
teori itu tanpa disertai contoh. Pasangkan siswa dari kedua kelompok dan
perintahkan mereka untuk membahas pelajaran secara bersama.
29. Pengajaran Terarah
URAIAN SINGKAT
Dalam tehnik ini, guru mengajukan satu atau beberapa pertanyaan untuk
melacak pengetahuan siswa atau mendapatkan hipotesis atau simpulan mereka dan
kemudian memilah-milahnya menjadi sejumlah kategori. Metoda pengajaran terarah
merupakan seilngan yang mengasyikkan dl sela-sela cara pengajaran biasa. Cara
ini memungkinkan anda untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan dipahami
oleh siswa sebelum memaparkan apa yang anda ajarkan. Metoda ini sangat berguna
dalam mengajarkan konsep-konsep abstrak.
PROSEDUR
Ajukan pertanyaan atau serangkaian pertanyaan yang menjajaki pemikiran
siswa dan pengetahuan yang mereka miliki. Gunakan pertanyaan yang memiliki
beberapa kemungkinan jawaban, semisal "Bagalmana kamu menjelaskan seberapa
cerdasnya seseorang?”
Berikan waktu yang cukup kepada bagi siswa dalam pasangan atau kelompok
untuk membahas jawaban mereka.
Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-masing dan catatlah
pendapat mereka. Jika memungkinkan, seleksilah jawaban mereka menjadi beberapa kategori
terpisah yang terkait dengan kategori atau konsep yang berbeda semisal
"kemampuan membuat mesin pada kategori kecerdasan. kinestetika-tubuh.
Sajikan poin-poin pembelajaran utama yang ingin anda ajarkan. Perintahkan
siswa untuk menjelaskan kesesuaian jawaban mereka dengan poin-poin ini.
Catatlah gagasan yang memberi mformasi tambahan bagi poin pembelajaran dari
pelajaran anda.
VARIASI
Jangan memilah-milah jawaban siswa menjadi daftar yang terpisah. Sebagai
gantinya, buatlah satu daftar panjang dan perintahkan mereka untuk
mengkategorikan gagasan mereka terlebih dahulu sebelum anda membandingkannya
dengan konsep yang ada di pikiran anda.
Mulailah pelajaran dengan tanpa kategori yang sudah ada di benak anda.
Cermati bagaimana siswa dan anda secara bersama bisa memilah-milah
gagasan-gagasan mereka menjadi kategori yang berguna.
30. Menemui Pembicara Tamu
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara yang baik untuk melibatkan pembicara tamu
yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk menyiapkan sebuah sesi pelajaran.
Pada saat bersamaan, aktivitas memberi siswa peluang untuk berinteraksi dengan
pakar pelajaran dengan cara yang unik dan mengambil peran aktif dalam menyiapkan
pernbicara tamu.
PROSEDUR
Undanglah pembicara tamu untuk memberi ceramah kepada siswa anda sebagai
pakar dalam pelajaran yang kini anda ajarkan. (Contoh; Pejabat pemerintah
setempat dapat mengunjungi kelas di mana anda mengajarkan tentang kewarganegaraan
atau tata-negara.)
Siapkan pembicara tamu dengan menjelaskan kepadanya bahwa sesi kelas ini
akan dilaksanakan layaknya konferensi pers. Agar sesuai dengan format tersebut.
pembicara mesti menyiapkan ceramah singkat atau pernyataan pembuka dan kemudian
bersiap menerima pertanyaan dari "pers."
Sebelum hadirya pembicara tamu, persiapkan siswa dengan mendiskusikan
bagaimana konferensi pers akan dilaksanakan, dan kemudian berilah mereka
kesempatan untuk merumuskan beberapa pertanyaan untuk diajukan kepada pembicara.
VARIASI
Anda dapat memilih menghadirkan beberapa pembicara tamu dalam waktu
bersamaan dan melakukan diskusi meja bundar. Tempatkan tiap tamu pada meja di
bagian depan kelas atau pada deretan kursi yang ditata melengkung agar bisa
berbagi informasi dan pengalaman dengan kelompok kecIl. Anggota kelompok akan
diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan pembicara tamu dengan mengajukan
pertanyaan dalam suasana yang lebih santai. Bagilah sesi pelajaran menjadi
sejumlah babak. Tentukan panjang waktu masing-masing babak sesuai dengan waktu
yang tersedia dan jumlah tamu-nya. Pada umumnya, 10 atau 15 menit untuk tiap
babak sudah memadai. Arahkan kelompok kecil untuk mengalihkan pertanyaan dari
satu pembicara tamu ke pembicara berikutnya sesuai dengan beralihnya babak.
Undanglah sejumlah siswa yang sebelumnya pemah mengikuti pelajaran anda
untuk menjadi pembicara "tamu."
31. Mempraktikkan Materi yang Diajarkan
URAIAN SINGKAT
Adakalanya sejumlah konsep atau prosedur masih belum bisa dipahami.
betapapun gamblangnya penjelasan verbal atau visual yang anda berikan. Satu
cara untuk rnembantu membangun gambaran tentang materi yang diajarkan adalah
dengan meniinta sejumlah siswa untuk mempraktikkan atau menerapkan prosedur
yang anda jelaskan.
PROSEDUR
Pilihlah sebuah konsep (atau sejumlah konsep terkait) atau prosedur yang
bisa digambarkan dengan memperagakannya. Beberapa contohnya meliputi:
Penyusunan kalimat.
Menemukan persamaan.
Sirkulasi jantung
Arsitektur gotik
Gunakan salah satu dari beberapa metoda berikut ini:
Perintahkan beberapa siswa untuk maju ke depan kelas dan tugaskan mereka
untuk mensimulasikan aspek fisik dari
konsep atau prosedur yang tengah anda terangkan.
Buatlah kartu besar yang mencantumkan bagian-baglan dari suatu prosedur
atau konsep. Berikan kartu-kartu itu kepada sejumlah siswa. Tempatkan siswa
yang memegang kartu tersebut sedemikian rupa agar kartu itu berurutan dengan
benar.
Buatlah drama yang meminta siswa memperagakan materi yang anda ajarkan.
Tunjuklah beberapa siswa untuk mempraktikkan prosedur itu setahap demi
setahap.
Diskusikan drama pembelajaran yang telah anda buat. Kemukakan inti
pengajaran apapun yang ingin anda sampaikan.
VARIASI
Rekamlah sekolompok siswa yang memperagakan konsep atau prosedur tersebut
menggunakan kamera video dan perlihatkan kepada seluruh siswa.
Perintahkan siswa untuk membuat tata cara .memperagakan konsep atau
prosedur tanpa arahan dari anda.
32. Yang Manakah Kelompok Saya?
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini menawarkan pendekatan baru untuk membantu siswa mempelajari
materi kognltif. Dengan menerapkan tayangan permainan lama dl televisi, siswa
berkesempatan untuk membahas materi yang baru saja diajarkan dan menguji satu
sama lain untuk memperkuat ingatan akan pelajaran anda.
PROSEDUR
Bagilah siswa menjadi dua tim atau leblh.
Tulislah salah satu dari yang berikut ini pada slip kertas yang berbeda:
Saya: (beri nama orang) misal. Saya Karl Marx
Saya: (beri nama kejadian) misal. Saya "gerhana bulan."
Saya: (beri nama teori) misal, Saya "Darwinisme."
Saya: (beri nama konsep) misal, Saya "inflasi."
Saya: (beri nama keahlian) misal, Saya "manuverHeimlich
Saya: (beri nama kutipan) misal, Saya "ada atau tiada"
Saya: (beri nama rumus) misal, Saya adalah e=mc2”.
Masukkan slip kertas ke dalam sebuah kotak, dan perintahkan tiap tim untuk
memilih satu slip. Slip yang dipilh menunjukkan identitas dari tamu misteri.
Berikan tim waktu lima menit kepada tim untuk mengerjakan tugas berikut:
Memilih anggota tim untuk menjadi "tamu misteri."
Persiapkan pertanyaan yang akan di ajukan dan pikirkan cara
menjawabnya.
Pilihlah tim yang akan menghadirkan tamu misteri pertama.
Buatlah panel siswa dari tim lain (dengan metoda apapun yang anda pilih).
Mulailah permainan. Perintahkan tamu misteri untuk mengemukakan
kategorinya (orang, kejadian, dll). Para panelis mengambil giliran mengajukan
pertanyaan ya- atau -tidak tentang tamu misteri hingga salah satu panelis dapat
mengenali si tamu misterius itu.
Perintahkan tim yang lain untuk menghadirkan tamu misteri mereka. Buatlah
panel baru untuk tiap tamu misteri.
VARIASI
Beri kesempatan tamu misteri untuk berkonsultasi dengan rekan satu timnya
jika dia tidak yakin dengan cara menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
panelis.
Guru dapat menetapkan bagaimana si tamu misteri harus berakting. Sebagai
contoh, seorang tamu misteri bisa memperagakan seolah-olah ia adalah orang
terkenal yang sedang menjadi bahan pembicaraan.
33. Menjadi Kritikus Tayangan Video
URAIAN SINGKAT
Seringkali menonton tayangan video edukatif merupakan kegiatan pasif.
Siswa duduk di kursi sembari menunggu tayangan diputar. Namun yang ini
merupakan cara aktif untuk menjadikan siswa merasa terlibat dalam menonton
tayangan video.
PROSEDUR
Pilihlah video yang ingin anda pertunjukkan kepada siswa.
Katakan kepada siswa, sebelum menonton video, bahwa anda ingin mereka
mengkritisi apa yang akan ditayangkan. Perintahkan mereka untuk meninjau
beberapa faktor. termasuk:
Realisme (dari para pelakunya)
Relevansi
Saat-saat tak terlupakan
Penataan isi
Daya terapnya pada kehidupan sehari-hari mereka.
Putarlah video.
Laksanakan diskusi yang dapat anda sebut "pojok kritikus."
Lakukan jajak pendapat terhadap siswa (opslonal). dengan menggunakan
semacam sistern penlalan keseluruhan,semisal:
Bintang satu sampai lima.
Jempol ke atas (bagus), jempol ke bawah (jelek).
VARIASI
Buatlah panel pemirsa video.
Putar kembali video itu. Lantaran ada kalanya kritikus berubah pendirian
ketika mereka menyaksikan sesuatu untuk kedua kalinya.
Mestimulasi Diskusi Kelas
Sering sekali. seorang guru berupaya menstimulasi diskusi kelas namun
dihadapkan pada kebungkaman yang tidak menyenangkan karena siswa sendiri tidak
tahu siapa yang berani berbicara duluan. Memulai sebuah diskusi tidak jauh
berbeda dengan memulai pengajaran berbasis ceramah atau penyajian materi secara
lisan. Anda harus terlebih dahulu rnembangkitkan minat! Strategi-strategi yang
berikut ini merupakan cara-cara yang telah berhasil menstimulasi diskusi.
Sebagian di antaranya bahkan akan menciptakan pertukaran pendapat yang seru
namun tertib antar siswa. Semuanya dirancang sedemikian rupa agar setiap siswa
bisa terlibat.
34. Debat Aktif
URAIAN SINGKAT
Sebuah debat bisa menjadi metoda berharga untuk meningkatkan pemikiran dan
perenungan, terutama jlka siswa diharapkan mengemukakan pendapat yang
ber-tentangan dengan diri mereka sendiri. Ini merupakan strategi debat yang
secara aktif melibatkan tiap siswa di dalam kelas—tidak hanya mereka yang
berdebat.
PROSEDUR
Susunlah sebuah pernyataan yang berisi pendapat tentang isu kontroversial
yang terkait dengan mata pelajaran anda (misalnya., "Media cuma membuat
berita, bukan melaporkannya.")
Bagilah siswa menjadi dua tim debat. Berikan (secara acak) posisi
"pro" kepada satu kelompok dan posisi "kontra" kepada
kelompok yang lain.
Selanjutnya, buatlah dua hingga empat sub kelompok dalam masing-masing tim
debat. Misalnya, dalam sebuah kelas yang berisi 24 siswa anda dapat membuat
tiga sub kelompok pro dan tiga sub kelompok kontra, yang masing-masing terdiri
dan empat anggota. Perintahkan tiap sub kelompok untuk menyusun argumen bagi
pendapat yang dipegangnya, atau menyediakan daftar panjang argumen yang mungkin
akan mereka diskusikan dan pilih. Pada akhir dari diskusi mereka. perintahkan
sub kelompok untuk memilih juru bicara.
Tempatkan dua hingga empat kursi (tergantung jumlah dari sub kelompok yang
dibuat untuk tiap pihak) bagi para juru bicara dari pihak yang pro dalam posisi
berhadapan dengan jumlah kursi yang sama bagi juru bicara dari pihak yang
kontra. Posisikan siswa yang lain di belakang tim debat mereka. Untuk contoh
sebelumnya, susunannya akan tampak seperti ini:
x x
x x
x x
x pro kon x
x pro kon x
x pro kon x
x x
x x
x x
Mulailah "debat" dengan meminta para Juru bicara mengemukakan
pendapat mereka. Sebutlah proses Ini sebagai "argumen pembuka."
Setelah semua siswa mendengarkan argumen pembuka, hentikan debat dan suruh
mereka kembali ke sub kelompok awal mereka. Perintahkan sub-sub kelompok untuk
menyusun strategi dalam rangka mengkonter argumen pembuka dari pihak lawan.
Sekali lagi, perintahkan tiap sub kelompok memllih juru bicara, akan lebih baik
bila menggunakan orang baru.
Kembali ke "debat". Perintahkan para juru bicara, yang duduk
berhadap-hadapan, untuk memberikan "argumen tandingan" Ketika debat
berlanjut (pastikan untuk menyelang-nyeling antara kedua belah pihak), anjurkan
siswa lain untuk memberikan catatan yang memuat argumen tandingan atau bantahan
kepada pendebat mereka. Juga, anjurkan mereka untuk memberi tepuk tangan atas
argumen yang disampaikan oleh perwakilan tim debat mereka.
Bila anda rasa perlu, akhirilah debat. Tanpa menyebutkan pemenangnya,
perintahkan siswa untuk kembali berkumpul membentuk satu lingkaran. Pastikan
untuk mengumpulkan siswa dengan meminta mereka duduk bersebelahan dengan siswa
yang berasal dari pihak lawan debatnya. Lakukan diskusi dalam satu kelas penuh
tentang apa yang didapatkan oleh siswa dari persoalan yang diperdebatkan. Juga
perintahkan siswa untuk mengenali apa yang menurut mereka merupakan argumen
terbaik yang dikemukakan oleh kedua belah pihak.
VARIASI
'Tambahkan satu atau beberapa kursi kosong bagi tim-tim debat. Ijinkan
siswa untuk menempati kursi-kursi kosong ini manakala mereka ingin turut
berdebat.
Mulailah segera kegiatan ini dengan argumen pembuka perdebatan. Lakukanlah
dengan debat konvensional, namun sering-seringlah menggilir para pendebatnya.
35. Rapat Dewan Kota
URAIAN SINGKAT
Format diskusi ini sangat cocok untuk kelas besar. Dengan menclptakan
suasana yang menyerupai rapat dewan kota, seluruh siswa bisa terlibat dalarn
diskusi.
PROSEDUR
Pilihlah topik menarik atau problema kasus mengenai mata pelajaran anda.
Sajikan secara singkat topik atau problemanya seobyektif mungkin, dengan
mernberikan infomasi latar belakang dan uraian singkat tentang beragam sudut
pandang. Jika anda menghendaki. sediakanlah dokumen yang dapat memperjelas
topik atau problemanya.
Tegaskan bahwa anda menginginkan pendapat dari siswa sendiri tentang
persoalan itu. Tanpa memanggil siswa dari bagian depan kelas, jelaskan bahwa
anda akan mengikuti format yang disebut "panggil pembicara
berikutnya." Manakala seorang siswa selesai berbicara, siswa itu harus
melihat ke sekeliling ruang kelas dan memanggil siswa lain yang juga ingin
berbicara (ketahuan dari siswa yang mengangkat tangan).
Anjurkan siswa agar berbicara singkat dan padat supaya siswa yang lain
mendapat kesempatan berpartisipasi dalam rapat "dewan kota" Jika anda
menghendaki tetapkan batas waktu sampai pembicara mendapatkan giliran untuk
berbicara. Arahkan siswa untuk memanggil siswa lain yang belum pernah mendapat
giliran sebelum memilih siswa yang sudah mendapat giliran.
Lanjutkan diskusi selama hal itu dirasa ada gunanya..
VARIASI
Buatlah pertemuan itu menjadi perdebatan. Perintahkan siswa untuk duduk di
sisi ruangan yang berbeda, sesuai dengan posisi perdebatannya. Ikuti format
"memanggil pembicara berikutnya," dengan instruksi bahwa pembicara
berikutnya harus memiliki pendapat yang bertentangan. Perintahkan siswa untuk
berpindah ke sisi ruangan yang berbeda jika pendapat mereka terpengaruhi oleh
debat itu.
Mulailah rapat "dewan kota" dengan diskusi panel. Perintahkan
para panelis untuk mengemukakan pendapat mereka dan kemudian memanggil
pembicara dari kalangan pendengar.
36. Keputusan Terbuka Tiga-Tahap
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan format diskusi di mana sebagian dari siswa membentuk
lingkaran diskusi dan sebagian yang lain rnembentuk lingkaran pendengar di
sekeliling kelompok diskusi (Lihat Sepuluh Metoda untuk Mendapatkan Partisipasi
Kapanpun", pada halaman 22.) Berikut ini adalah salah satu dari cara-cara
yang lebih menarik untuk membentuk diskusi terbuka.
PROSEDUR
Susunlah tiga pertanyaan diskusi yang relevan dengan materi pelajaran
anda. Dalam kelas ekologi, sebagai misal, pertanyaannya boleh jadi sebagai
berikut:
Bagaimanakah lingkungan mengalami perusakan?
Langkah-langkah apakah yang bisa diambil oleh pemerintah dan industri
swasta untuk mengatasi masalah ini?
Apakah yang dapat kita lakukan secara pribadi?
Idealnya, pertanyaan-pertanyaan itu mesti berkaitan, namun itu tidak
diharuskan. Putuskan dalam urutan seperti apakah anda menghendaki
didiskusikannya pertanyaan-pertanyaan itu.
Susunlah kursi dalam konfigurasi perut ikan (yakni dua lingkaran memusat)
Perintahkan siswa untuk berhitung 1,2, dan 3. Perintahkan anggota kelompok 1
untuk menempati kursi lingkar diskusi dan perintahkan anggota kelompok 2 dan 3
untuk duduk di kursi lingkar-luamya. Ajukan pertanyaan pertama anda untuk
didiskusikan. Berikan waktu diskusi selarna 10 menit. Perintahkan satu orang
siswa untuk memfasilitasi diskusi atau bertindak sebagai fasilitator.
Selanjutnya, perintahkan anggota kelompok 2 untuk duduk di lingkar dalam.
menggantikan anggota kelompok 1 yang sekarang duduk di lingkar luar. Tanyalah
anggota kelompok 2 apakah mereka hendak memberikan tanggapan singkat tentang
diskusi pertama, dan kemudlan beralihkan ke topik diskusi kedua.
Ikuti prosedur yang sama dengan anggota kelompok 3.
Bila ketiga pertanyaan itu telah didiskusikan, kembalikan siswa menjadi
satu kelompok besar diskusi. Perintahkan mereka untuk membahas keseluruhan
diskusi yang telah berlangsung.
VARIASI
Sebagai alternatif, jika tidak memungkinkan untuk melakukan penataan kursi
secara melingkar, buatlah diskusi panel secara bergiliran. Sepertiga kelas menjadi
panelis untuk tiap pertanyaan diskusi. Para panelis bisa duduk di depan kelas
menghadap kepada siswa lainnya di kelas. Jika anda menggunakan susunan kelas
berbentuk U atau meja konferensi (lihat "Sepuluh Tata-letak untuk Menyusun
Kelas," halaman 17), tunjuklah kelompok sebelah sebagai kelompok panel.
Gunakan hanya satu pertanyaan diskusi saja. Perintahkan tiap kelompok
berikutnya untuk menanggapi diskusi kelompok sebelumnya.
37.Memperbanyak Anggota Diskusi Panel
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara yang baik untuk menstimulasi diskusi dan
memberi siswa kesempatan untuk mengenali. menjelaskan. dan mengklarifikasi
persoalan sembari tetap bisa berpartisipasi aktif dengan seluruh siswa.
PROSEDUR
Pillhlah sebuah masalah yang akan mengundang minat siswa. Sajikan
persoalan Itu agar siswa terstimulasi untuk mendiskusikan pendapat mereka.
Sebutkan lima pertanyaan untuk didiskusikan.
Pilihlah empat hingga enam siswa untuk membentuk kelompok diskusi panel.
Aturlah mereka dalam formasi semi lingkaran di bagian depan kelas.
Perintahkan siswa yang lain untuk duduk di sekeliling kelompok diskusi
pada tiga sisi dalam formasi sepatu kuda.
Mulailah dengan pertanyaan pembuka yang provokatif. Serahkan tanggung
jawab diskusi panel kepada kelompok inti sedangkan siswa yang lain membuat
catatan dalam rangka mempersiapkan giliran diskusi mereka.
Sebagai contoh, beberapa poin yang dapat dikemukakan dalam sebuah diskusi
adalah tentang pertanyaan "Apa sajakah pendapat pro dan kontra terhadap
rekayasa genetik?"
Pro
Ilmu kesehatan telah mencapai tahap yang memungkinkan hal ini, lantas
mengapa mesti menolaknya?
Ilmuwan akan mampu menghilangkan rasa nyeri dan penderitaan.
Orang tua akan bisa menghindari kelahiran bayi yang cacat-lahir.
Kontra
Manusia tidak boleh merusak rencana Tuhan.
Kelainan genetik akan timbul.
Orang tua tidak boleh memutuskan seperti apa anak yang ingin mereka
miliki.
Pada akhir periode diskusi yang sudah ditetapkan. pisahkan seluruh kelas
menjadi kelompok-kelompok kecil untuk melanjutkan diskusi tentang pertanyaan
yang masih ada.
VARIASI
Baliklah urutannya; mulalah dengan diskusi kelompok kecil dan diikuti
dengan diskusi panel.
Perintahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan diskusi.
38. Argumen dan Argumen Tandingan
URAIAN SINGKAT
Kegiatan ini merupakan cara yang sangat bagus untuk menstimulir diskusi
dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang persoalan kompleks. Formatnya
serupa dengan sebuah debat, namun tidak begitu formal dan berlangsung lebih
cepat.
PROSEDUR
Pilihlah sebuah masalah yang memiliki dua sisi atau lebih.
Bagilah kelas menjadi sejumlah kelompok sesual dengan jumlah pendapat yang
telah anda nyatakan, dan perintahkan tiap kelompok untuk mengemukakan argumen
yang mendukung pihaknya. Doronglah mereka untuk bekerja dengan rekan sebangku
atau dalam gugusan kelompok kecil.
Jelaskan bahwa siswa mana saja bisa memulai debat. Setelah seorang siswa
memiliki kesempatan untuk mengajukan satu argumen yang mendukung pendapatnya,
beri kesempatan untuk munculnya argumen lain atau argumen yang berseberangan
dari kelompok lain. Lanjutkan diskusi, lakukan prosesnya dengan cepat.
Akhiri kegiatan ini dengan membandlngkan persoalan menurut pandangan anda Sebagai
guru. Beri kesempatan dilakukannya diskusi lanjutan.
VARIASI
Sebagai ganti debat antar kelompok, pasangkan masing-masing siswa dari
kelompok yang berbeda dan perintahkan mereka untuk saling beradu argumentasi.
Ini bisa dilakukan secara serentak, dan dengan demikian setiap siswa terlibat
dalam perdebatan dalam waktu bersamaan.
Buatlah formasi dua kelompok yang bertentangan agar mereka berhadapan satu
sama lain. Ketika satu siswa mengakhiri argumennya, perintahkan agar siswa itu
melemparkan suatu benda (misalnya bola atau benda semacamnya) kepada anggota
dari pihak yang berlawanan. Siswa yang menangkap benda yang dilemparkan itu
harus membantah argumen dari siswa sebelumnya.
39. Membaca Keras-keras
URAIAN SINGKAT
Yang rnengherankan, membaca sebuah teks keras-keras ternyata dapat
membantu siswa memfokuskan pikiran. mengajukan pertanyaan, dan menstimulasi
diskusi. Strategi Ini agak serupa dengan pelajaran mengkaji kitab suci. Cara
ini memililki dampak berupa terfokusnya perhatian dan terciptanya kelompok yang
padu.
PROSEDUR
Pilihlah teks yang cukup menarik untuk dibaca keras-keras. Batasi diri
anda untuk memilih teks yang berisi kurang dari 500 kata.
Perkenalkan teks itu kepada siswa. Cermati poin-poin atau persoalan utama
yang hendak diajukan.
Bagilah teks itu berdasarkan paragrafnya atau dengan cara lain. Tunjuklah
sejumlah siswa untuk membaca keras-keras beberapa bagian yang berbeda.
Ketika pembacaan sedang berlangsung. hentikan pada beberapa bagian untuk
menekankan poin-poin tertentu, mengajukan pertanyaan, atau memberi contoh. Beri
kesempatan untuk melakukan diskusi singkat jika siswa memperlihatkan minat
terhadap bagian tertentu. Selanjutnya bahaslah apa yang dimuat dalam teks.
VARIASI
Lakukan pembacaan oleh anda sendiri jika anda merasa hal ini akan
meningkatkan cara penyajian teks, atau anda jika meragukan kemampuan baca
siswa.
Perintahkan pasangan siswa untuk membacakan sata sama lain, hentikan untuk
klarifikasi dan diskusi bila itu dirasa perlu.
40.Pengadilan oleh Majelis Hakim
URAIAN SINGKAT
Tehnik ini memanfaatkan pengadilan bohong-bohongan. lengkap dengan saksi,
jaksa penuntut, pembela, anggota pengadilan dan lain-lain. Ini merupakan metoda
yang baik untuk memicu "belajar berbeda pendapat"yakni belajar dengan
secara efektif mengemukakan sebuah sudut pandang dan menentang pendapat yang
sebaliknya.
PROSEDUR
Buatlah dakwaan yang akan membantu siswa mengetahui sisi-sisi yang berbeda
dari sebuah persoalan. Contoh-contoh "kejahatan" yang bisa didakwakan
kepada seseorang atau kepada suatu benda adalah: orang berpendidikan atau orang
biasa yang moralnya bobrok; buku kontroversial; teori yang tidak terbukti; nilal-nilal
yang tidak memlliki manfaat; dan proses, hukum, atau institusi yang menyimpang.
Berikan peran kepada siswa. Tergantung pada jumlah siswa, anda dapat
menggunakan semua atau beberapa dari peran berikut ini, pembela, saksi
meringankan, jaksa penuntut umum, saksi memberatkan, panitera, hakim ketua, dan
hakim anggota. Tiap peran bisa diisi oleh satu orang siswa atau satu tim. Anda
bisa menetapkan sendiri jumlah majelis hakimnya
Berikan waktu kepada siswa untuk mempersiapkan diri. Ini bisa berlangsung
dari beberapa menit hingga satu jam, tergantung pada kerumitan masalahnya.
Laksanakan pengadilan. Pertimbangkan untuk menggunakan aktivitas berikut ini:
argumen pembuka, kasus yang diajukan oleh penuntut dan saksi, laporan singkat
panitera persidangan, dan argumen penutup.
Lakukan pertimbangan hakim. Ini bisa dilakukan secara terbuka, agar semua
siswa bisa mendengar bagaimana bukti ditimbang. Anggota non-hakim bisa diberi
tugas untuk mendengarkan berbagai aspek kasus.
VARIASI
Perluas kegiatan dengan pentarafan pengadilan ulang.
Hilangkan pengadilan oleh majelis hakim dan gantikan pengadilan hanya oleh
hakim.
Pengajuan Pertanyaan
”Ada pertanyaan?" tanya guru. Seringkali, setelah ditanya seperti itu
siswa justru diam. Sebagian guru menganggap diamnya siswa menunjukkan bahwa
mereka tidak berrninat Sebagian lain mungkin menyimpulkan bahwa semuanya sudah jelas.
Sayangnya. yang sesung-guhnya terjadi ialah bahwa siswa belum siap mengajukan
pertanyaan. Strategi-strategi yang berikut ini akan membantu anda mengubah
keadaan seperti ini. Siswa akan lebih tertantang untuk membuat pertanyaan
karena mereka memlliki kesempatan untuk memahami materi yang diajarkan.
41. Belajar berawal dari Pertanyaan
URAIAN SINGKAT
Proses mempelajari hal baru akan lebih efektif jika si pembelajar dalarn
kondisi aktif, bukannya reseptif. Salah satu cara untuk menciptakan kondisi
pembelajaran seperti ini adalah dengan menstimulir siswa untuk rnenyelidiki
atau mempelajari sendiri materi pelajarannya, tanpa penjelasan terlebih dahulu
dari guru. Strategi sederhana ini menstimulasi pengajuan pertanyaan, yang mana
merupakan kunci belajar.
PROSEDUR
Bagikan kepada siswa bahan ajar yang anda pilih sendiri. (Anda dapat
menggunakan satu halaman dalam sebuah buku teks, sebagai ganti buku pegangan.)
Inti dari pilihan materi anda adalah kebutuhan untuk menstimulir pertanyaan di
pihak pembaca. Sebuah buku pegangan yang menyediakan informasi luas namun tidak
memiliki rincian penjelas adalah yang ideal. Grafik atau diagram yang melukiskan
sejumlah pengetahuan merupakan pilihan yang baik. Sebuah naskah yang terbuka
bagi munculnya bermacam interpretasi juga merupakan pilihan yang balk. Tujuan
utamanya adalah memicu keingintahuan.
Perintahkan siswa untuk mempelajari buku pegangan dengan pasangannya. Perintahkan
agar masing-masing pasangan sebisa mungkin berupaya memahami buku pegangan dan
mengenali apa saja yang tidak mereka paharni dengan menandai dokumen dengan
pertanyaan di dekat informasi yang tidak mereka pahami. Anjurkan siswa untuk
menyislpkan sebanyak mungkin tanda tanya sesual yang mereka kehendaki. Jika
waktunya memungkinkan, bentuklah pasangan-pasangan tersebut menjadi kuartet
(kelonipok empat siswa) dan beri waktu bagi tiap pasangan untuk saling
membantu.
Seorang guru fisika, misalnya, dapat membagikan sebuah diagram yang
menggambarkan bagaimana energi potensial berubah menjadi energi kinetik dengan
menunjukkan seorang penerjun sirkus yang melompat dari galah sepanjang 50 kaki
Siswa bekerja bersama pasangannya untuk membahas. Iustrasinya dan menentukan
pertanyaannya (misalnya, Kapankah pastinya energi potensial menjadi energi
kinetik? Apa perbedaan mendasar antara energi kinetik dan potensial?
Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dan jawablah
pertanyaan-pertanyaan siswa. Anda mengajar melalui jawaban anda atas pertanyaan
siswa secara keseluruhan, dan baru kemudian mengajarkan mata pelajaran hari
ini, dengan melakukan upaya khusus untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
siswa.
VARIASI
Jika anda merasa bahwa siswa akan kesulitan untuk mempelajari sendiri
materi pelajarannya, berikan sejumlah informasi yang mengarahkan mereka atau
beri mereka pengetahuan dasar yang diperlukan untuk bisa mengajukan pertanyaan
sendiri. Selanjutnya bentuklah kelompok-kelompok belajar.
Mulailah prosedur Ini dengan belajar sendiri-sendin bukannya belajar
secara berpasangan.
42. Pertanyaan yang Disiapkan
URAIAN SINGKAT
Tehnik ini memungkinkan anda untuk menyajikan informasi Sebagai jawaban
atas pertanyaan yang telah disiapkan pada siswa yang anda tunjuk. Kendati anda
pada kenyataannya memberikan pelajaran yang tersiapkan dengan baik, namun bagi
siswa lain (selain siswa yang anda tunjuk) anda tampak hanya melakukan sesi
tanya-jawab.
PROSEDUR
Pilihlah pertanyaan yang akan mengarahkan kepada pelajaran anda. Tulislah
tiga hingga enam pertanyaan dan urutkan secara logis.
Tulislah masing-masing pertanyaan pada sebuah kartu, indeks dan tulislah isyarat
yang akan anda gunakan untuk menandakan bahwa anda ingin agar pertanyaan itu
diajukan. Tanda-tanda atau isyarat yang dapat anda gunakan meliputi:
menggaruk-garuk hidung anda.
melepas kacamata anda.
menjentikkan jemari anda.
menguap
Kartu instruksinya bisa tampak seperti ini:
Sebelum pelajaran dimulai, pilihiah siswa
yang akan mengajukan pertanyaan. Berikan masing-masing satu kartu indeks, dan
jelaskan tanda-tanda mereka. pastikan bahwa mereka tidak mengungkapkan kepada
siapapun bahwa mereka telah diberi pertanyaan.
Bukalah sesi tanya-jawab dengan mengumumkan topiknya dan berikan isyarat
pertama anda. Panggilah siswa yang sudah diberi pertanyaan, jawablah pertanyaan
itu. dan kemudian lanjutkan dengan isyarat dan pertanyaan berikutnya.
Sekarang, bukalah kesempatan bagi seluruh siswa untuk mengajukan
pertanyaan baru, bukan yang telah diberikan sebelumnya. Anda mesti memastikan
adanya beberapa siswa yang tunjuk jari.
VARIASI
Sertakan jawaban atas pertanyaan tersebut pada kertas lipat, transparansi
OHP, atau buku pegangan pengajaran yang anda bagikan ketika maslng-masing
pertanya dijawab. Ungkapkan secara dramatis jawabannya ketika pertanyaan
diajukan.
Berikan pertanyaan yang telah anda perslapkan kepad siswa yang paling
sedikit memperlihatkan minat ata yang memperllhatkan sikap peran kurang
bersahabat
43. Pertanyaan Pembalikan Peran
URAIAN SINGKAT
Sekalipun anda meminta siswa untuk memikirkan pertanyaannya selama
berlangsungnya pelajaran, bukan hanya pada akhir pelajaran, anda mungkm akan
mendapatkan tanggapan yang hangat-hangat kuku atau biasa-biasa ketika anda
bertanya, "Apakah ada pertanyaan?" Dengan tehnik ini, anda membalik
peran: Anda mengajukan pertanyaan dan siswa berupaya menjawab.
PROSEDUR
1. Susunlah pertanyaan yang akan anda ajukan tentang beberapa materi
pelajaran jika anda yang berperan sebagai siswa. Buatlah pertanyaan yang:
Berupaya mengklarifikasi rnateri yang sulit atau rumit (misalnya, Tolong
anda jelaskan lagi cara untuk________?”)
Membandingkan materi dengan informasi lain (misalnya, "Seperti apa
bedanya ini dengan______?”)
Menantang pendapat anda (misalnya, "Mengapa hal ini perlu dilakukan?
Bukankah hal ini akan menimbulkan banyak kebingungan?”)
Meminta contoh tentang gagasan yang tengah dibahas (misalnya.
"Bisakah kalian berikan contoh tentang_______?”)
Menguji daya terap materi (misalnya, saya menggunakan gagasan ini dalam
kehidupan nyata?
Pada awal sesi pertanyaan, umumkan kepada anak-anak bahwa anda akan
"menjadi" mereka, dan mereka
bersama akan "menjadi" anda. Lanjutkan pengajuan pertanyaan
Bersikaplah argumentatif, penuh canda, atau apapun untuk memancing mereka
agar membombardir dengan banyak jawaban.
Membalikkan peran beberapa kali akan menjadikan siswa slap dan mendorong
mereka untuk mengajukan pertanyaan mereka sendiri
VARIASI
1.Sebagai
ganti penggunaan tehnik ini pada awal sesi tanya-jawab. baliklah posisinya
ketika siswa telah puas
dengan pertanyaan.
2. Ubahlah acaranya menjadi "konferensi media." Anda menjadi
media, yang memperkenalkan diri sebagai "W' Suditomo dari RCTI" atau
semacamnya, dan hujani siswa dengan pertanyaan yang menyelldik, menyerang, atau
menjelek-jelekan materi belajar yang dipertanyakan.
Belajar Bersama
Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan belajar aktif adalah dengan pemberian
tugas belajar yang dilakukan dalam kelompok kecil siswa. Dukungan sesama siswa
dan keragaman pendapat, pengetahuan, serta ketrampilan mereka akan membantu
menjadikan belajar bersama sebagai bagian berharga dari iklim belajar di kelas
anda. Namun demikian, belajar bersama tidaklah selalu berlangsung efektif.
Bolehjadi terdapat partisipasi yang tidak seimbang, komunikasi yang buruk, dan
kebingungan, bukannya belajar yang sesungguhnya. Strategi-strategi berikut ini
dirancang untuk memaksimalkan manfaat dari belajar bersama dan meminimalkan
kesenjangan.
44. Pencarian Informasi
URAIAN SINGKAT
Metoda ini bisa disamakan dengan ujian open-book Tim-tim di kelas mencari
informasi (biasanya akan diungkap dalam pengajaran ala ceramah) yang menjawab
pertanyaan yang diajukan kepada mereka. Metoda ini sangat membantu menjadikan
materi yang biasa-biasa saja menjadi lebih menarik.
PROSEDUR
Buatlah sekumpulan pertanyaan yang dapat dijawab dengah mencari informasi
yang bisa ditemukan dalam buku sumber yang telah anda bagikan kepada siswa.
Materi surnbernya bisa mencakup:
Buku pegangan
Dokumen.
Buku teks.
Panduan referensi
Informasi yang diakses melalui komputer.
Artifak.
Peralatan "berat: (misalnya mesin)
Bagikan pertanyaan-pertanyaan tentang topiknya.
Perintahkan siswa untuk mencari informasi dalam tim kecil. Kompetisi yang
bersahabat bisa diwujud untuk mendorong partipasi.
Bahaslah jawabannya di depan kelas. Perluaslah jawabnya guna memperluas cakupan pembelajaran.
VARIASI
Buatlah pertanyaan yang mendorong siswa untuk menyimpulkan jawaban dan
informasi sumber yang tersedia. Bukannya menggunakan pertanyaan yang bisa
dijawab langsung dengan mencari informasinya.
Sebagai ganti pencarian jawaban, berikan siswa tugas yang berbeda semisal
problema kasus untuk dipecahkan, sebuah latihan yang mengharuskan mereka
mencocokkan butir-butir, atau sejumlah kata yang diaduk-aduk yang menjelaskan
istilah penting yang terkandung dalam informasi sumber jika bisa diurutkan
dengan benar.
45. Kelompok Belajar
URAIAN SINGKAT
Metoda ini memberi siswa tanggung jawab untuk mempelajari materi pelajaran
dan menjabarkan isinya dalam sebuah kelompok tanpa campur tangan guru. Tugas
yang diberikan mesti jelas betul untuk memastikan bahwa sesi belajar yang
dihasilkan akan efektif dan kelompok bisa mengatur diri mereka sendiri.
PROSEDUR
Beri siswa materi pelajaran yang pendek dan terformat dengan baik; naskah
singkat; grafik atau diagram yang menarik. Perintahkan mereka untuk membacanya
dalam hati. Kelompok belajar akan bekerja sangat baik bila materinya cukup
menantang atau terbuka bagi munculnya bermacam interpretasi.
Bentuklah sub-sub kelompok dan beri mereka ruang yang tenang untuk
melaksanakan sesi belajar mereka.
Berikan petunjuk yang jelas yang memandu siswa untuk belajar dan
menjelaskan materinya dengan cermat. Sertakan arahan semacam ini:
Jelaskan isinya. .
Buatlah contoh, ilustrasi, atau penerapan informi atau gagasan itu.
Kenali hal-hal yang membingungkan atau tidak kalian setujui.
Bantahlah apa yang ada dalam teks, buatlah sudut pandang yang
bertentangan.
Nilailah seberapa balk kalian memahami materinya.
Berikut adalah salah satu contohnya:
Langkah-langkah Penyadaran Serangan Jantung (CPR)
Perhatikan keadaan.
Periksa ketidakresponsifannya
Carilah bantuan.
Bukalah saluran pernafasan.
Lihat, dengarkan, dan rasakan pernafasan si korban.
Berikan napas bantuan dua kali.
Periksa denyut nadi.
Lakukan penekanan dada sebanyak 15 kali (jika korbannya dewasa), dan
kemudian berikan nafas bantuan dua kali.
Ulangi tiga kali.
Periksa kembali denyut nadinya. Jika tidak ada, kembali ke langkah d.
Diskusikan tiap langkah.
Berikan ilustrasi dari tiap langkah.
Langkah manakah yang kalian ingin saya menjelaskan atau mempraktikannya?
Berikut ini adalah contoh yang lain:
Dasar-dasar Impresionisme
A. Impersonalitas:
Si seniman memang tidak tertarik dengan subyeknya dan menciptakan gambar
tanpa melibatkan perasaannya.
Diskusikan.
Berikan contoh.
Seberapa baik
anda memahami konsep ini? 1,2,3,4,5
B. Cahaya: Seniman
berupaya menciptakan ilusi bentuk-bentuk yang bermandikan cahaya dan atmosfer, yang
mana memerlukan pengkajian cahaya sebagai sumber warna.
Diskusikan.
Berikan contoh.
Seberapa baik
anda memahami konsep ini?
C. Persepsi: Seniman
mencatat sensasi warnan sendiri. bukannya menggambar dan sebagaimana kita
melihatnya dengan mata.
Diskusikan.
Beri contohnya
Seberapa baik anda memahami
konsep ini?
Berikan tugas kepada anggota kelompok, misalnya Sebagai fasilitator.
pengatur waktu. pencatat atau juru bicara (baca "Sepuluh Alternatif dalam
Memilih Ketua Kelompok dan Mengisi Tugas Lain," halaman 33).
Perintahkan
siswa untuk kembali ke posisi semula dan lakukan salah satu atau beberapa hal berikut
ini:
Membahas materi secara bersama.
Beri siswa pertanyaan kuis.
Dapatkan pertanyaannya.balik
Perintahkan siswa untuk menilai seberapa mereka memahami materi.
Sediakan latihan penerapan atau kuls bagi siswa untuk menguji pemahaman
mereka
VARIASI
Jangan membentuk sub-sub kelompok. Baca keras materinya bila seluruh siswa
sedang dalam semangat "kelompok kajian kitab sucl." Hentikan membacanya
untuk kemudian menjawab pertanyaan siswa, mengalukan pertanyaan anda sendiri,
atau menjelaskan naskahnya.
Jika jumlah siswanya cukup besar, buatlah empat atau enam kelompok
belajar. Pasangkan kelompok-kelompok belajar itu dan mintalah mereka untuk
membandingkan catatan dan membantu satu sama lain..
46. Pemilahan Kartu
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan aktivltas kerjasama yang bisa digunaka untuk mengajarkan
konsep, karakteiistik klasifikasi fakta tentang benda, atau menilai informasi.
Gerak fisik yang ada dl dalammnya dapat membantu menggairah-kan siswa yang
merasa penat.
PROSEDUR
Beri tiap siswa kartu indeks yang berisi Informasi atau contoh yang cocok
dengan satu atau beberapa ketegori. Berikut adalah beberapa contohnya:
Jenis-jenis pohon vs jenis-jenis tumbuhan hijau.
Karakter dalain berbagai drama Shakespeare.
Kekuasaan lembaga eksekutif, leglslatif. dan yudikatif pemerintah.
Gejala-gejala
dari beragam penyaklt.
Informasi yang
cocok dengan berbagai bagian resume kerja
Karakteristik dari berbagai logam.
Kata benda. kata
kerja. kata keterangan, preposis
Buku-buku karya
Dickens, Faulkner, Herningway dan Updike.
Perintahkan siswa
untuk berkeliling ruangan dan mencari siswa lain yang kartunya cocok dengan
yang sama. (Anda dapat mengumurnkan kategorinya cebelumnya atau biarkan siswa
menemukannya sendiri)
Perintahkan para
siswa yang kartunya memiliki kategori sama untuk menawarKan diri kepada siswa
lain.
Ketika tiap
kategori ditawarkan, kemukakan poin-poln nengajaran yang menurut anda penting.
VARIASI
Perintahkan tiap
kelompok untuk membuat presentasi pengajaran tentang kategorinya.
Pada awal
kegiatan, bentuklah tim. Berikan tiap tim satu dus kartu. Pastikan bahwa mereka
mengocoknya agar kategori-kategori yang cocok dengan mereka tidak jelas di mana
letaknya. Perintahkan tiap tim untuk memilah-milah kartu menjadi sejumlah
kategori. Tiap tim bisa mendapatkan skor untuk jumlah kartu yang dipilih dengan
benar.
47. Turnamen
Belajar
URAIAN SINGKAT
Tehnik Ini
merupakan versi sederhana dari ”Turnamen permainan-tim," yang dikembangkan
oleh Robert Slavin dan rekan-rekannya. Tehnik ini menggabungkan kelompok
belajar dan kompetisi tim, dan bisa digunakan untuk meningkatkan pembelajaran
beragam fakta. konsep, dan ketrampilan.
PROSEDUR
Bagilah siswa
menjadi sejumlah tim beranggotakan 2 hingga 8 siswa. Pastikan bahwa tim memlliki
jumlah yang sama. (Jika ini tidak bisa dilakukan. anda harus merata-ratakan
skor dari tiap tim.)
Berikan materi
kepada tim untuk dipelajari bersama.
Buatlah beberapa
pertanyaan yang menguji pemahaman dan/atau penglngatan akan materi pelajaran.
Gunakan format yang memudahkan penilaian sendlri. misalnya pllihan ganda,
mengisi titik-tltik. benar/salah, atau definisi istilah. Dalam pelajaran
komputer. misalnya. siswa diberi sejumlah istilah seperti yang berikut ini
untuk dipelajari:
Cascade : Cara menata jendela yang terbuka.
Icon :
Gambar grafis yang mewakili unsur program.
Multitasking :
Kernampuan komputer
untuk menjalankan lebih dari satu program secara bersamaan.
Path :
Lokasi file dalam
cabang direktori.
Server :
Sebuah komputer yang
menyediakan ruang data atau printer bagi komputerkomputer lain.
Attribute :
Informasi tentang file.
Berikan sebaglan
pertanyaan kepada siswa. Sebutlah ini sebagai "ronde satu" dari
tumamen belajar. Tiap siswa harus menjawab pertanyaan secara perseorangan.
Setelah
pertanyaan diajukan, sediakan jawabannya dan perintahkan siswa untuk menghitung
jumlah pertanyaan yang mereka jawab dengan benar. Selanjutnya perintahkan
mereka untuk menyatukan skor mereka dengan tiap anggota tim mereka untuk
mendapat skor tim. Umumkan skor dari tiap tim.
Perintahkan
mereka untuk belajar lagi untuk ronde kedua dalam tumamen. Kemudian ajukan
pertanyaan tes lagi sebagai bagian dari "ronde kedua." Perintahkan
tim untuk sekali lagi menggabungkan skor mereka dan menambahkannya ke skor
mereka di ronde pertama.
Anda bisa membuat
ronde sebanyak yang anda mau, namun pastikan nntuk memberi kesempatan tim untuk
nienjalani sesi belajar antar masing-masing ronde.(Lamanya tumamen belajar juga
bisa bervariasi. Bisa singkat selama dua puluh menit atau bahkan beberapa jam.)
VARIASI
Beri penaiti
kepada siswa yang memberi jawaban salah dengan memberi mereka skor minus 2 atau
minus 3. Jika mereka tidak yakin dengan jawabannya, lembar jawaban kosong bisa
dianggap 0 (nol).
Jadikan
pemeragaan sejumlah ketrampilan dasar turnamen
48. Kekuatan Dua
Orang
uraian singkat
Aktivitas ini
digunakan untuk meningkatkan pembelajaran dan menegaskan manfaat dari sinergi
yakni, bahwa dua kepala adalah lebih baik daripada satu.
PROSEDUR
Berikan siswa
satu atau beberapa pertanyaan yang memerlukan perenungan dan pemikiran. Berikut
adalah beberapa contohnya:
Bagaimanakah
tubuh kita mencema makanan?
Apakah
pengetahuan itu?
Apa "proses
yang seharusnya" Itu?
Bagaimana
kemiripan otak manusia dengan komputer?
Mengapakah
hal-hal buruk kadang terjadi pada orang-orang baik?
Perintahkan siswa
untuk menjawab pertanyaan secara perseorangan.
Setelah semua
siswa menyelesaikan jawaban mereka, Aturlah menjadi sejumlah pasangan dan
perintahkan "mereka untuk berbagi jawaban satu sama lain.
Perintahkan
pasangan untuk membuat jawaban baru bagi tiap pertanyaan, memperbaiki tiap
jawaban perseorangan.
Bila semua
pasangan telah menuliskan jawaban baru bandingkan jawaban dari tiap pasangan
dengan pasangan lain di dalam kelas.
VARIASI
Perintahkan
seluruh siswa untuk memlih jawaban terbaik untuk tiap pertanyaan.
Untuk menghemat
waktu, berikan pertanyaan khusus kepada pasangan tertentu. Bukannya memerintahkan semua pasangan menjawab semua pertanyaan.
49. Kuis Tim
URAIAN SINGKAT
Tehnik tim ini
dapat meningkatkan rasa tanggungjawab siswa atas apa yang mereka pelajari
dengan cara yang menyenangkan dan tidak mengancani atau tidak membuat mereka
takut.
PROSEDUR
Pilihlah topik
yang bisa disajikan dalam tiga segmen.
Bagilah siswa
menjadi tiga tim.
Jelaskan format
pelajaran dan mulailah penyajian materinya. Batasi hingga 10 menit atau kurang
dari itu.
Perintahkan Tim A
untuk menyiapkan kuls jawaban singkat. Kuis tersebut harus sudah siap dalam tidak
lebih dari 5 menit. Tim B dan C menggunakan waktu ini untuk memeriksa catatan
mereka.
Tim A memberi
kuis kepada anggota Tim B. Jlka Tim B tidak dapat menjawab satu pertanyaan, Tim
C segera menjawabnya.
Tim A mengarahkan
pertanyaan berikutnya kepada aggota Tim C, dan mengulang proses tersebut.
Ketika kuisnya
selesai, lanjutkan dengan segmen kedua dari pelajaran anda, dan tunjuklah Tim B
sebagai Pandu kuis.
Setelah Tim B
menyelesaikan kuisnya, lanjutkan dengah segmen ketiga dari pelajaran anda. dan
tunjuk Tim C sebagai pemandu kuis.
VARIASI
Berikan tim
pertanyaan kuis yang telah dipersiapkan yang darinya mereka memilih kapan mereka mendapat giliran menjadi pemandu kuis.
Berikan satu
penyajian materi secara kontinyu. Bagilah siswa menjadi dua tim. Pada akhir
pelajaran, perintahkan dua tim untuk saling memberi kuis.
Pengajaran sesama
siswa
Sebagian pakar
percaya bahwa sebuah mata pelajaran haru benar-benar dikuasai ketika si
pembelajar mampu mengajarkannya kepada orang lain. Pengajaran sesama siswa memberi
siswa kesempatan untuk mempelajari sesuatu dengan balk dan, sekaligus, menjadi
narasumber bagi satu sama lain. Strategi-strategi yang berikut ini merupakan
cara praktis untuk mengadakan pengajaran sesama siswa di kelas. Strategi ini
juga memungkinkan guru untuk memberi tambahan. bila dirasa perlu, pada
pengajaran yang dilakukan oleh siswa”.
50. Pertukaran
Kelompok dengan Kelompok
URAIAN SINGKAT
Dalam strategi
ini, tugas-tugas yang berbeda diberlkan kepada kelompok siswa yang berbeda.
Setiap kelompok "mengajarkan" kepada siswa lain apa yang ia pelajari.
PROSEDUR
Pllihah topik
yang mencakup gagasan. kejadian, pendapat, konsep atau pendekatan yang berbeda.
Topik Itu haruslah topik yang mendukung pertukaran pendapat atau informasi (Sebagai
ganti debat). Berikut adalah beberapa contohnya:
Dua pertempuran
terkenal selama Perang Saudara (diAmerika).
Gagasan dari dua
atau beberapa penults.
Tahap-tahap
perkembangan anak.
Beragam cara
untuk meningkatkan gisi.
Beragam sistern
operasi untuk komputer.
Bagilah siswa
menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah tugas yang diberikan. Pada
umumnya kegiatan Ini cocok untuk dua
hingga empat kelovw Berikan waktu yang mencukupi kepada tiap kelompok untuk menyiapkan cara mereka menyajikan topik
yang ditugaskan kepada mereka. Sebagai contoh, satu kelompok dapat menyajikan
sebuah buku karya James Baldwin, dan kelompok berikutnya dapat menyajikan buku
karya Toni Morrison.
Bila tahap
persiapan sudah selesai, perintahkan kelornpok untuk memilih juru bicara.
Undang tiap juru hicara untuk memberikan presentasi kepada kelompok lain.
Setelah
presentasi singkat, doronglah siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang
pendapat presenter atau menawarkan pendapat mereka sendirl. Beri kesempatan
anggota lain dari kelompok si juru bicara untuk member! tanggapan.
Lanjutnya
presentasi kelompok lain agar tiap kelompok berkesempatan memberikan informasi
dan menjawab serta menanggapi pertanyaan dan komentar audiens. Perbandingkan
dan perbedaan pendapat dan informasi yang dipertukarkan. Sebagai contoh,
seorang guru melakukan pembandingan antara dua negara sebagaimana disebutkan
dalam tugas, dengan menggunakan metoda ini. Satu kelompok diberi tugas
mempelajari Costa Rica (yang dikenal sebagai kota negara yang damai) dan
kelompok lain diberi tugas mempelajari El Salvador (yang belakangan ini dilanda
perang saudara). Setelah maslng-masing kelompok menyajikan budaya dan sejarah
negara-negara tersebut, selanjutnya dilakukan diskusi untuk menganalisa mengapa
dua negara bertetangga itu memiliki pengalaman yang sebegitu berbeda.
VARIASI
Perintahkan
kelompok untuk melakukan pembahasan menyeluruh sebelum memberikan presentasi.
Gunakan format
diskusi panel untuk tiap presentasi kelompok.
51. Belajar ala
Permainan Jigsaw
URAIAN SINGKAT
Belajar ala
Jigsaw (menyusun potongan gambar) merupakan tehnik yang paling banyak
dipraktikkan. Tehnik ini serupa dengan pertukaran kelompok-dengan-kelompok,
namun ada satu perbedaan penting:
yakni tiap siswa
mengajarkan sesuatu. Ini merupakan alternatif menarik bila ada materi belajar
yang bisa disegmentasikan atau dibagi-bagi dan bila bagian-bagiannya harus
diajarkan secara berurutan. Tiap siswa mempelajari sesuatu yang, blla
digabungkan dengan materi yang dipelajari oleh siswa lain, membentuk kumpulan
pengetahuan atau ketrampilan yang padu.
PROSEDUR
Pillhlah materi
belajar yang bisa dipecah menjadi beberapa bagian. Sebuah bagian bisa sependek
kalimat atau spanjang beberapa paragraf. (Jika materinya panjang, perintahkan
siswa untuk membaca tugas mereka sebelum pelajaran.)
Contohnya antara
lain:
Modul berisi
beberapa poin penting.
Bagian-bagian
eksperimen ilmu pengetahuan
Sebuah naskah
yang memlliki bagian atau subjudul yang berbeda.
Sebuah artikel
setelah majalah atau jenis materi bacaan
pendek yang lain.
Hitunglah jumlah
bagian yang hendak dipelajari dan jumlah siswa. Bagikan secara adil berbagai
tugas kepada berbagai kelompok siswa. Sebagai contoh, bayangkan sebuah kelas
yang terdiri dari 12 siswa. Dimisalkan bahwa anda bisa membagi materi pelajaran
menjadi tiga segmen atau bagian. Anda mungkin selanjutnya dapat membentuk
kuartet (kelompok empat anggota), dengan memberikan segmen 1,2. atau 3 kepada
tiap kelompok. Kemudian. perintahkan tiap kuartet atau "kelompok
belajar" untuk membaca, mendiskusikan, dan mempelajari materi yang mereka
terima. (Jika anda menghen-daki. anda dapat membentuk dua pasang "rekan
belajar" terlebih dahulu dan kemudian menggabungkan pasangan-pasangan itu
menjadi kuartet untuk berkonsultasi dan saling berbagi pendapat.)
Setelah waktu
belajar selesai. bentuklah kelompok-kelompok "belajar ala jigsaw."
Kelompok tersebut terdiri dari perwakilan tiap "kelompok belajar” di
kelas. Dalam contoh yang baru saja diberikan. anggota dari tiap kuartet dapat
berhitung mulai dari 1, 2, 3, dan 4. Kemudian bentuklah kelompok belajar jigsaw
dengan jumlah yang sama. Hasilnya adalah empat kelompok trio. Dalam
masing-masing trio akan ada satu siswa yang telah mempelajari segmen 1, segmen
2, dan segmen 3. Diagram berikut ini menunjukkan urutannya.
Perintahkan
anggota kelompok "jigsaw" untuk mengajarkan satu sama lain apa yang
telah mereka pelajari.
Perintahkan siswa
untuk kembali ke posisi semula dalam rangka membahas pertanyaan yang masih
tersisa guna memastikan pemahaman yang akurat.
VARIASI
Berikan tugas
baru misalnya menjawab sejumlah pertanyaan yang didasarkan pada pengetahuan
yang akumulatif dari semua anggota kelompok belajar jigsaw.
Beri siswa
tanggung jawab untuk mempelajari ketrampilan, sebgai alternatif dari pemberian
informasi kognitif. Perintahkan siswa untuk saling mengajarkan ketrampilan yang
telah mereka pelajari.
52. Setiap Siswa
Bisa Menjadi Guru Sendiri
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan
strategi mudah untuk mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan
pertanggungjawaban individu. Strategi ini memberi kesempatan bagi setiap siswa
untuk bertldak sebagai "guru" bagi siswa lain.
PROSEDUR
Bagikan kartu
indeks kepada tiap siswa. Perintahkan siswa untuk menuliskan pertanyaan yang
mereka miliki tentang materi belajar yang tengah dipelajari di kelas
(misalnya., tugas membaca) atau topik khusus yang ingin mereka diskusikan di
kelas. Dalam sebuah pelajaran tentang cerita pendek Amerika, sebagai misal,
guru. dapat membuat landasan untuk diskusi kelas tentanq kisah Sheriey Jackson,
The Lottery" dengan membagikan kartu indeks dan meminta. siswa menuliskan
sebuah pertanyaan yang mereka miliiki tentang kisah tersebut. Berikut adatah
beberapa pertanyaan yang ditulis oleh siswa dan kemudian dibagikan kembali
kepada seluruh kelas untuk mendapatkan jawabannya:
Siapa yang hendak
disenangkan oleh penduduk desa dengan diadakannya lotre?
Bagaimana ritual
lotre bermula?
Mengapa setiap
orang terus-menerus melemparkan batu?
Mengapa Mr Summer
yang bertanggungjawab atas lotere Itu?
Kumpulkan kartu,
kemudlan kocoklah, dan baeik satu-satu kepada siswa. Perintahkan siswa untuk
membaca dalam hati pertanyaan atau topik pada kartu yang mereka terima dan
pikirkan jawabannya.
Tunjuklah
beberapa siswa untuk membacakan kartu yang mereka dapatkan dan memberikan
jawabanya.
Setelah
memberikan jawaban. perintahkan siswa lain untuk memberi tambahan atas apa yang
dikemukakan oleh siswa yang membacakan kartunya itu.
Lanjutkan
prosedur ini blla waktunya memungklnkan.
VARIASI
Peganglah
kartu-kartu yang telah anda kumpulkan. Buatlah sebuah panel responden. Baca
tiap kartu dan perintahkan untuk didiskusikan. Gilirlah anggota panel sesering
mungkin.
Perintahkan siswa
untuk menuliskan pendapat atau hasll pengamatan mereka tentang materi pelajaran
pada kartu. Perintahkan siswa lain untuk mengungkapkan kesetujuan atau ketidaksetujuan
terhadap pendapat atau pengamatan tersebut
53. Pemberian
Pelajaran Antar Siswa
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan
strategi untuk mendukung pengajaran sesama siswa di dalam kelas. Strategi ini
menempatkan seluruh tanggungjawab pengajaran kepada seluruh anggota kelas.
PROSEDUR
Bagilah siswa
menjadi sub-sub kelompok. Buatlah sub-sub kelompok dengan jumlah yang sesuai
dengan topik yang akan diajarkan.
Beri tiap
kelompok sejumlah informasi, konsep, atau ketrampilan untuk diajarkan kepada
siswa lain. Berikut adalah beberapa contoh topiknya:
Susunan paragraf
yang efektif
Mekanisme
pertahanan psikologis
Memecahkan
teka-teki matematika
Penyebaran AIDS
Topik yang anda
berikan kepada siswa harus saling berkaitan.
Peritahkan tiap
kelompok untuk menyusun cara dalam menyajikan atau mengajarkan topik mereka
kepada slswa lain. Sarankan mereka untuk
menghindari cara , mengajar sistem ceramah atau semacam pembacaan laporan.
Doronglah mereka untuk menjadikan pengalarnan belajar sebagai pengalaman yang
aktif bagi siswa.
Kemukakan
beberapa saran sebagai berikut:
Sediakan media
visual.
Buatiah lakon
pemeragaan (jika memungkinkan)
Gunakan contoh
dan/atau analogi untuk mengemukakan poin-poin pengajaran.
Libatkan siswa
melalui diskusi. permalnan kuis tugas menulis, sandiwara, imajinasi mental,
atau studi kasus.
Beri siswa
kesempatan untuk mengajukan per-tanyaan.
Sebagai contoh.
seorang guru memberikan tugas kepada siswa dalam pelajaran soslologi untuk
menyusun presentasi tentang empat isu utama penuaan. Empat sub kelompok dibentuk
dan pilihlah format berikut untuk pengajaran sesama siswa:
Proses Penuaan:
permainan kuis benar/salah tentang fakta-fakta penuaan.
Aspek-aspek Fisik
Penuaan: Sebuah simulasi tentang aspek-aspek umum penuaan (misalnya, radang
sendi, berkurangnya pendengaran, penurunan daya lihat).
Stereotip tentang
Penuaan: Tugas menulis dimana anggota kelas menulis tentang persepsi masyarakat
mengenai penuaan.
Hilangnya
kemandirian: Sebuah latihan drama yang melibatkan anak-anak yang membicarakan
transisi dengan orang tuanya.
Anda juga dapat
memilih beberapa metode dari buku ini sebagai strategi pengajaran
Berikan waktu
yang mencukupi untuk merencanakan dan mempersiapkannya (bai di dalam maupun di
luar kelas). Kemudian perintahkan tiap kelompok untuk menyajikan pelajaran
mereka. beri tepuk tangan atas usaha keras mereka.
VARIASI
Sebagai alternatif
dari pengajaran kelompok, perintahkan siswa untuk mengajar atau memberi
bimbingan kepada siswa lain secara individual atau dalam kelompok kecil.
Beri kesempatan
tiap kelompok untuk memberi siswa. tugas membaca sebelum memulai pelajaran
mereka.
54. Studi Kasus
Bikinan-Siswa
URAIAN SINGKAT
Studi kasus
diakui secara luas sebagai salah satu metoda belajar terbaik. Diskusi kasus
pada umumnya berfokus pada persoalan yang ada dalam situasi atau contoh
konkret. Tindakan yang mesti diambil dan pelajaran yang bisa dipetik, serta
cara-cara menangani atau menghindari situasi semacam itu di masa mendatang.
Tehnik-tehnik yang berikut ini memungkinkan siswa untuk membuat studi kasus
mereka sendiri.
PROSEDUR
Bagilah kelas
menjadi pasangan atau trio. Perintahkan mereka untuk membuat studi kasus yang
bisa dianalisis dan didiskusikan oleh siswa lain.
Jelaskan bahwa
tujuan dan sebuah studi kasus adalah mempelajari sebuah topik dengan mengkaji
situasi atau contoh konkret yang mencerminkan topik itu. Berikut adalah
beberapa contohnya:
Sebuah syair
Jepang bisa ditulis untuk menunjukkan cara niembacakannya.
Sebuah resume
aktual bisa dianalisis untuk mempelajari cara menulis resume.
Sebuah laporan tentang
cara seseorang melakukan eksperimen ilmiah bisa didiskusikan untuk mempelajari
tentang prosedur ilmiah.
Sebuah dialog
antara seorang manajer dan karyawan bisa ditelaah untuk mempelajari cara
memberikan dukungan positif.
Sejumlah langkah
yang diambil oleh orang tua dalam situasi konflik dengan seorang anak bisa
dikaji untuk mempelajari cara menangani perilaku.
Sediakan waktu
yang mencukupi bagi pasangan atau trio untuk membuat situasi kasus singkat yang
mengandung contoh atau isu untuk didiskusikan atau sebuah persoalan untuk
dipecahkan yang relevah dengan materi pelajaran di kelas.
Sebagai misal,
dalam pelajaran sejarah Amerika abad ke-20, guru dapat memilih tiga peristiwa
sejarah yang berbeda fcetika Amerika Serikat menginteruensi negara lain. Guru memberi
tugas berupa satu. peristiwa sejarah kepada tiap pasangan siswa agar
masing-masing dapat membuat studi kasus untuk meninjau kebanyakan luar negeri
Amerika.
Studi kasus ini
antara lain:
Invasi Teluk Babi
Intervensi
tentara di Vietnam
Penugasan tentara
ke Somalia
Tiap pasangan
selanjutnya menuliskan studi kasus intisari yang secara khusus memerinci
kejadian-kejadian yang mengarah kepada keputusan untuk mengirimkan tentara AS
ke luar negeri. Pertanyaan-pertanyaan untuk dianalisis antara lain:
Apakah alasan
utama intervensi AS?
Seberapa tahukah
khalayak AS tentang keputusan itu?
Siapakah yang
mengambil keputusan itu?
Apa saja presiden
yang mengawali munculnya kebijakan luar negeri AS?
4. Bila studi
kasus ini selesai, perintahkan kelompok untuk menyajikannya kepada siswa lain.
Beri kesempatan anggota kelompok untuk memimpin diskusi kasus.
VARIASI
Tunjuk beberapa
orang siswa untuk telah terlebih dahulu menyiapkan studi kasus untuk siswa
lain. (Penyiapan sebuah studi kasus merupakan tugas belajar yang baik.)
Buatlah beberapa
kelompok dalam Jumlah genap. Pasangkan kelompok dan perintahkan mereka untuk
bertukar studi kasus.
55. Pemberitaan
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan
cara menarik untuk melibatkan siswa dan memancing minat mereka terhadap topik
pelajaran sebelum mereka mengikuti pelajaran. Pendekatan pengajaran sesama
siswa ini juga akan menghasilkan banyak materi dan informasi yang bisa
diceritakan antarsiswa.
PROSEDUR
Perintahkan siswa
untuk membawa artikel, penggalan berita, editorial, dan kartun yang terkait
dengan topik pelajaran. Sebagai contoh, seorang guru dapat meminta agar siswa
membawa berita koran atau majalah tentang cuaca, misalnya pembahasan tentang
pemanasan global.
Bagilah kelas
menjadi sub-sub kelompok dan perintahkan mereka untuk saling berbagi penggalan
berita dan pilihlah dua atau tiga yang paling menarik.
Perintahkan
seluruh siswa untuk kembali ke posisi semula dan perintahkan perwakilan dari
tiap kelompok untuk berbagi pilihan mereka dengan siswa lain.
Ketika
kelompok-kelompok memberikan laporan, dengarkan poin penting yang akan anda
bahas dalam kelas dan gunakan informasi itu untuk menyemarakkan diskusi.
VARIASI
Kumpulkan semua
unsur berita dari siswa, saliniah, dan bagikan kembali kepada mereka sebagai
tindak an untuk sesi pelajaran. Atau perintahkan siswa untuk menyerahkan
penggalan berita mereka sebelum pelajaran dimulai. Anda selanjutnya dapat
menyalinnya dan mengirimkannya kepada semua siswa sebagai tugas bacaan.
Gunakan
butir-butir berita itu sebagai studi kasus atau naskah dasar latihan sandiwara.
56. Poster
uraian singkat
Metoda presentasi
alternatif ini merupakan cara yang bagus untuk memberi Informasi kepada siswa
secara cepat, memahami apa yang mereka bayangkan, dan memerintahkan pertukaran
gagasan antarmereka. Tehnik ini juga merupakan cara baru dan jelas yang
memungkinkan siswa mengungkapkan persepsi dan perasaan mereka tentang topik
yang tengah anda diskusikan dalam suasana santai.
PROSEDUR
Perintahkan
setiap siswa untuk memilih sebuah topik yang berkait dengan topik pelajaran
umum atau sub bahasan yang tengah didiskusikan.
Mintalah siswa
untuk memajang konsep mereka pada papan poster atau papan buletin. (Anda yang
menentukan ukurannya.) Tampilan poster mesti dengan sendirinya menunjukkan
isinya; yakni, begitu melihatnya orang dengan mudah memahami gagasannya tanpa
perlu Penjelasan leblh lanjut, baik lisan maupun tertulis. Namun demikian,
siswa juga boleh menyiapkan satu halaman penjelasan yang berisi uraian lebih
rinci dan sekaligus sebagai materi rujukan lebih lanjut.
Selama
berlangsungnya pelajaran yang telah ditentukan, perintahkan siswa untuk
menempelkan sajian materi visual mereka dan berkeliling mengitari ruangan untuk
mengamati dan mendiskusikan poster masing-masing. Sebagai contoh, dalam
pembahasan tentang stress pada pelajaran kesehatan, topik-topik yang diberikan
mencakup yang berikut ini:
Penyebab stres
Gejala-gejala
stres
Pengaruh stres
terhadap diri sendiri dan orang lain
Pereda stres
Salah seorang
siswa menggambarkan gejala stres dengan membuat tampilan poster yang
menunjukkan gambar-gambar berikut:
Orang
kelebihan berat badan yang berdiri pada timbangan
Orang meminum
minimum beralcohol
Dua orang
bertengkar
Orang sakit
kepala
Di bawah tiap
gambar diberi paragraf singkat yang menjelaskan bagaimana dan mengapa orang
stres dapat menunjukkan gejala-gejala yang digambarkan itu.
4. Lima belas menit sebelum berakhirnya
pelajaran, perintahkan seluruh siswa untuk kembali ke posisi semula dan
mendiskusikan apa yang menurut mereka berharga pada kegiatan tersebut.
VARIASI
Anda dapat
memilih untuk membentuk tim beranggotakan dua atau tiga, sebagai alternatif
dari penugas individual, terutama jika topiknya memiliki lingkup yang terbatas.
Tindaklanjuti
sesi poster dengan diskusi panel, dengan menggunakan beberapa siswa yang
memajang poster-poster tersebut Sebagai panelis.
Belajar Secara
Mandiri
Belajar
bersama dan belajar dalam satu kelas penuh bisa ditingkatkan dengan aktivitas
belajar mandiri. Ketika siswa belajar dengan caranya sendiri, mereka
mengembangkan kemampuan untuk memfokuskan diri dan merenung. Bekerja dengan
cara mereka sendiri juga memberi siswa kesempatan untuk memikul tanggung jawab
pribadi atas apa yang mereka pelajari. Strategi yang berikut ini merupakan
perpaduan tehnik-tehnik yang bisa digunakan di dalam dan di luar kelas.
57. Imajinasi
Uraian singkat
Melalul imaji
visual, siswa dapat menciptakan gagasan mereka sendiri. Imaji cukup efektif
sebagai suplemen kreatif dalam belajar bersama. Cara ini juga bisa berfungsi
sebagai papan loncat menuju proyek atau tugas independen yang pada awalnya
mungkin tampak membuat siswa kewalahan.
PROSEDUR
Perkenalkan
topik yang akan dibahas. Jelaskan kepada siswa bahwa mata pelajaran ini
menuntut kreativitas dan bahwa penggunaan imaji visual dapat membantu upaya
mereka.
Perintahkan
siswa untuk menutup mata, Perkenalkan latihan relaksasi yang akan membersihkan
pikiran-pikiran yang ada sekarang dan benak siswa. Gunakan musik latar, lampu
temaram, dan pernafasan untuk bisa mencapai hasilnya.
Lakukan
latihan pemanasan untuk membuka “mata batin” mereka. Perintahkan siswa, dengan
mata mereka tertutup, untuk berupaya menggambarkan apa yang terlihat dan apa
yang terdengar, misalnya ruang tidur mereka, lampu lalulintas sewaktu berubah
wama, dan rintik hujan.
Ketika para
siswa merasa rileks dan terpanaskan (setelah latihan pemanasan), berikanlah
sebuah imaji untuk mereka bentuk. Saran-sarannya meliputi:
Pengalaman
masa depan
Suasana yang
asing
Persoalan
untuk dipecahkan
Sebuah proyek
yang menanti untuk dikenakan
Sebagai
contoh, seorang guru membantu siswa menyiapkan sebuah wawancara kerja. Siswa
diberi pertanyaan berikut ini:
Apa yang kamu
kenakan?
Jam berapakah
sekarang?
Seperti apa
sih kantor itu?
Kursi seperti
apakah yang kamu duduki itu?
Di manakah
posisi duduk si pewawancara?
Seperti apakah
si pewawancara itu?
Apa yang kamu.
rasakan?
Apa yang
ditanyakan pewawancara kepada kamu?
Bagaimana kamu
menjawabnya?
5. Sewaktu menggambarkan imajinya,
berikan selang waktu hening secara reguler agar siswa dapat membangun Imaji
visual mereka sendiri. Buatlah pertanyaan yang mendorong penggunaan semua
indera, semisal;
Seperti apakah
rupanya?
Siapa yang
kamu lihat? Apa yang mereka lakukan?
Apa yang kamu
rasakan?
6. Akhiri pengarahan imaji dan
instruksikan siswa untuk mengingat Imaji mereka. Akhiri latihan itu dengan
perlahan.
7. Perintahkan siswa untuk membentuk
kelompok-kelompok kecil dan berbagi pengalaman imaji mereka Perintahkan mereka
untuk menjelaskan imaji mereka satu sama lain dengan menggunakan sebanyak
mungkin penginderaan. Atau perintahkan mereka untuk enuliskan apa yang mereka
imajinasikan.
VARIASI
Setelah siswa
mengingat kembali bagaimana mereka akan bertindak dalam situasi tertentu,
perintahkan mereka untuk merencanakan bagaimana mereka akan benar-benar
bertindak berdasarkan apa yang mereka pikirkan.
Lakukan
latihan Imaji di mana siswa mengalami kegagalan. Selanjutnya perintahkan mereka
untuk membayangkan atau mengimajinaslkan sebuah keberhasilan.
58. Menulis Di
Sini dan Saat Ini
URAIAN
SINGKAT
Aktivitas
menulis memungkinkan siswa untuk memikirkan pengalaman yang mereka miliki.
Sebuah cara dramatis untuk meningkatkan perenungan secara mandiri adalah dengan
meminta siswa menuliskan laporan tindakan kala kini (present tense) tentang
sebuah pengalaman yang mereka miliki (seakan itu terjadi di sini dan sekarang).
PROSEDUR
Pilihlah jenis
pengalaman yang anda ingin siswa menuliskannya. Pengalaman itu bisa dari masa
lalu atau masa depan. Di antara kemungkinannya adalah:
Persoalan
sekarang.
Acara
keluarga.
Hari pertama
menjalani pekerjaan baru.
Penyajian
materi.
Pengalaman
dengan seorang teman.
Situasi
belajar.
Jelaskan
kepada siswa tentang pengalaman yang anda pilih untuk tujuan penulisan
perenungan. Katakan pada mereka bahwa cara yang balk untuk merenungkan sebuah
pengalaman adalah dengan menghidupkannya 5 kembali atau mengalaminya untuk
pertama kalinya di dini dan sekarang juga. Cara ini akan menimbulkan dampak
yang lebih jelas dan lebih dramatis ketimbang menulis tentang sesuatu "di
suatu tempat dan dahulu" atau dalam waktu yang kelak akan datang.
Sediakan
kertas yang putih bersih untuk menulis. Pintakan privasi dan suasana hening.
Perintahkan
siswa untuk menulis, dalam kala kini (present tense), tentang pengalaman yang
telah dipilih. Perintahkan mereka untuk memulai dari awal pengalaman dan
menuliskan apa yang mereka dan orang lain alami dan rasakan, semisal, "Aku
berdiri di depan teman-teman sekelas untuk menyajikan materi. Aku benar-benar
ingin terlihat percaya diri. . ." perintahkan siswa untuk menulis sebanyak
yang mereka suka tentang kejadian yang berlangsung dan perasaan yang
ditimbulkan.
Beri waktu
yang cukup untuk menulis. Siswa jangan sampai merasa diburu waktu. Bila sudah
selesai, perintahkan mereka untuk membaca hasil renungan mereka di sini dan sekarang.
Diskusikan
tindakan-tindakan baru apa yang mungkin akan mereka ambil di masa mendatang.
VARIASI
Untuk membantu
siswa mendapatkan kegairahan dalam menulis imajinatif, pertama-tama lakukan
latihan imajinasi mental atau laksanakan diskusi kelompok yang relevan dengan
topik yang anda tugaskan kepada mereka.
Perintahkan
siswa untuk saling bercerita tentang yang telah mereka tulis. Salah satu
alternatifnya adalah dengan memerintahkan sejumlah siswa untuk membacakan karya
mereka yang sudah rampung. Alternatif yang kedua adalah dengan meminta pasangan
untuk saling bercerita tentang apa yang mereka tulis.
59. Peta
Pikiran
Urian singkat
Pemetaan
pikiran merupakan cara kreatif bagi tiap siswa untuk menghasilkan gagasan,
mencatat apa yang dipelajari, atau merencanakan tugas baru. Meminta siswa untuk
membuat peta pikiran memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi dengan jelas
dan kreatif apa yang telah mereka pelajari atau apa yang tengah mereka
rencanakan.
PROSEDUR
Pilihlah topik
untuk pemetaan pikiran. Beberapa kemungkinannya antara lain:
Sebuah masalah
atau isu yang anda ingin siswa membuatkan gambaran penanganannya.
Sebuah konsep
atau ketrampilan yang telah anda ajarkan.
Sebuah tugas
yang mesu direncanakan penyelesaiannya oleh siswa.
Buatkan sebuah
peta pikiran sederhana untuk siswa dengan menggunakan warna, gambar, atau
simbol. Salah satu contohnya adalah perjalanan ke toko grosir dimana seseorang
berbelanja berdasarkan peta pikiran yang mengkategorikan butir-butir yang
diperlukan sesuai dengan konter di mana barang belanjaan itu dapat dijumpai
(misalnya, konter produk susu, produk alami, dan makanan beku). Jelaskan
bagaimana warna gambar, dan simbol dalam peta pikiran anda meningkatkan seluruh
kerja pikiran (versus pemikiran otak kiri kanan). Perintahkan siswa untuk
menyisipkan contoh sederhana dari kehidupan sehari-hari mereka yang dapat
mereka buatkan peta pikirannya.
Sediakan
kertas, spidol, dan materi sumber lain yang menurut anda akan membantu siswa
menciptakan peta pikiran yang semarak dan cerah. Tugaskan siswa untuk membuat
pemetaan pikiran. Sarankan agar mereka memulai peta mereka dengan membuat
sentra gambar yang menggambarkan topik atau gagasan utamanya. Selanjutnya.
doronglah mereka agar memecah keseluruhannya menjadi unsur-unsur yang lebih
kecil dan menggambarkan unsur-unsur ini di sekeliling peta (menggunakan warna
dan grafis). Perintahkan mereka untuk mengungkapkan tiap gagasan menggunakan
gambar, dengan menyertakan sedikit mungkin kata-kata. Setelah itu. mereka dapat
memerincinya di dalam pikiran mereka.
Sediakan waktu
yang banyak bagi siswa untuk menyusun peta pikiran mereka. Sarankan mereka
untuk melihat karya siswa lain guna mendapatkan gagasan.
Perintahkan
siswa untuk saling bercerita tentang peta pikira mereka. Lakukan diskusi
tentang manfaat dari cara pengungkapan gagasan kreatif ini.
VARIASI
Berikan tugas
pembuatan peta pikiran dalam tim, sebagai alternatif dari pembuatan peta
pikiran secara perseorangan.
Gunakan
komputer untuk membuat peta pikiran.
60. Belajar
Sekaligus Bertindak
URAIAN SINGKAT
Belajar
sekaligus bertindak memberi siswa kesempatan untuk mengalami penerapan topik
dan isi materi yang dipelajari atau didiskusikan di kelas dalam situasi
kehidupan sesungguhnya. Sebuah proyek luar-kelas menghadapkan mereka pada cara
penemuan dan memungkinkan mereka untuk menjadi kreatif dalam bertukar pendapat
tentang penemuan mereka dengan sesama siswa. Keunggulan dari kegiatan ini
adalah bahwa ia bisa digunakan dengan mata pelajaran apapun.
PROSEDUR
Perkenalkan
topik kepada siswa dengan menyediakan sejumlah informasi pendukung melalui
pengajaran berbasis-ceramah singkat dan diskusi kelas.
Jelaskan bahwa
anda akan memberi mereka kesempatan untuk mengalami kejadian seputar topik
pelajaran untuk pertamakali dengan melakukan "kunjungan lapangan" menuju
situasi kehidupan sesungguhnya.
Bagilah siswa
menjadi sub-sub kelompok beranggotakan empat hingga lima orang dan perintahkan
mereka untuk menyusun sebuah daftar pertanyaan dan/atau hal khusus yang mesti
mereka cari selama “kunjungan lapangan."
Perintahkan
sub-sub kelompok untuk menempelkan butir-butir pertanyaan mereka dan berbagi
pendapat tentangnya dengan siswa lain.
Para siswa
akan mendiskusikan butir-butir itu dan menyusun daftar umum untuk digunakan
oleh setiap siswa.
Beri siswa
tenggat waktu (misalnya satu minggu) dan arahkan mereka untuk mengunjungi
lokasi atau beberapa lokasi dan menggunakan daftar pertanyaan untuk
mewawancarai atau mengamati. Mereka boleh memilih tempatnya, atau anda mungkin
perlu membuat penugasan khusus untuk menghindari duplikasi atau agar terfadi
persebaran siswa secara merata. Sebagai contoh. siswa dapat diminta untuk
mengunjungi tempat-tempat usaha semisal toko eceran, restoran cepat saji, hotel
atau bengkel mobil. Mereka selanjutnya mengunjungi tempat-tempat usaha ini
sebagai pelanggan untuk mengetahui bagaimana pelayanan terhadap mereka.
Pertanyaan-pertanyaannya
harus spesifik dan memungkinkan untuk dilakukan pembandingan dengan temuan
sesama siswa.
Sebagai
contoh, butir-butir pengamatan berikut ini cocok dengan layanan konsumen:
Berapa lamakah
waktu yang diperlukan karyawan untuk melayani pelanggan?
Apakah
karyawan itu tersenyum?
Apakah
karyawan itu sopan dan ramah?
Apakah
karyawan itu mengajukan pertanyaan terbuka untuk memahami persoalannya? Apakah
karyawan Itu menggunakan tehnik mendengarkan aktif? Beri contohnya.
Apakah
karyawan itu memberikan pemecahan masalah?
Apakah kamu,
selaku pelanggan, senang dengan pengalaman Itu? Mengapa demikian, atau mengapa
tidak demikian?
5. Perintahkan
siswa untuk berbagi temuan mereka dengan siswa lain melalui sejumlah metoda
kreatif (misalnya, dengan drama atau peragaan singkat, wawancara
bohong-bohongan, diskusi panel atau permainan).
VARIASI
Anda mungkin
perlu membentuk tim beranggotakan dua atau tiga siswa sebagai alternatif dari
pemberian tugas individual.
Sebagai ganti
penugasan seluruh siswa untuk menyusun sebuah daftar pertanyaan atau
garis-garis besar pengamatan, tiap siswa dapat membuat daftar mereka sendiri.
61. Jurnal
Belajar
URAIAN SINGKAT
Bila siswa
diminta untuk menggambarkan secara tertulis pengalaman belajar yang telah
mereka jalani mereka akan
terdorong
untuk menyadari apa yang mereka alami dan mampu mengungkapkan secara tertulis.
Tehnik yang banyak
digunakan
dalam hal ini adalah jurnal belajar, sebuah catatan reflektif atau diari yang
dibuat oleh siswa dari hari ke hari.
PROSEDUR
Jelaskan
kepada siswa bahwa pengalaman tidak mesti merupakan guru terbaik dan bahwa
sangatlah penting untuk
merenungkan
kembali pengalaman guna menyadari pelajaran apa yang kita dapatkan dari
pengalaman itu.
Perintahkan
siswa untuk membuat jurnal tentang refleksi dan pembelajaran mereka.
Sarankan agar
mereka menulis, dua kali seminggu, sebagian dari apa yang mereka pikirkan dan
rasakan tentang hal-hal
yang mereka
pelajari. Katakan pada mereka untuk mencatat semua komentar itu sebagai catatan
pribadi (tanpa khawatir
dengan kesalahan eja tata bahasa, dan tanda baca).
Perintahkan
siswa untuk berfokus pada beberapa semua kategori berikut ini:
Apa yang belum
jelas bagi mereka atau apa yang mereka tidak setujui.
Bagaimana
kaitan antara pengalaman belajar dengan kehidupan pribadi mereka.
Bagaimana
pengalaman belajar terrefleksikan dalam hal-hal lain yang mereka baca, lihat
dan kerjakan.
Apa yang telah
mereka amati tentang diri mereka dan orang lain semenjak merasakan pengalaman
belajar.
Apa yang
mereka petik dari pengalaman belajar. Apa yang hendak mereka kerjakan sebagai
hasil dari pengalaman belajar.
Kumpulkan,
baca, dan komentari jumal tersebut secara berkala agar siswa menjadi merasa
bertanggungjawab untuk
menyimpannya
dan agar anda dapat menerima umpan balik tentang hasil belajar mereka.
VARIASI
Sebagai alternatif
dari pemberian buku catatan kosong, siswa bisa disediakan formulir terstruktur
untuk menyusun entri
jurnal mereka.
Perintahkan
siswa untuk menulis selama pelajaran langsung, bukannya setelah selesai
pelajaran.
62. Kontrak
Belajar
URAIAN SINGKAT
Belajar yang
timbul dan keinginan sendiri acapkali lebih mendalam dan lebih permanen
ketimbang belajar yang diarahkan
oleh guru.
Namun demikian, anda mesti memastikan bahwa kesetujuan terhadap apa dan
bagaimana sesuatu akan
dipelajari
haruslahjelas. Salah satu cara untuk mewujudkan hal ini adalah dengan kontrak
belajar.
PROSEDUR
Perintahkan
tiap siswa untuk mernilih sebuah topik yang dia ingin pelajari sendiri.
Sarankan tiap
siswa untuk berfikir cermat melalui rencana belajar. Berikan waktu yang banyak
untuk riset dan konsultasi dalam menyusun rencana.
Mintalah siswa
untuk menulis kontrak yang mencakup kategori-kategori berikut ini:
Tujuan belajar
yang ingin dicapai siswa.
Pengetahuan
atau ketrampilan khusus yang mesti dikuasai.
Kegiatan
belajar yang akan dilakukan.
Bukti yang
akan diajukan siswa untuk menunjukkan bahwa tujuan itu telah tercapai.
Tanggal
penyelesaian.
Berikut ini
adalah sebuah kontrak yang dibuat oleh siswa yang ingin mengerjakan resumenya.
Topik: Mengungkapkan
diri saya dengan baik secara tertulis.
Tujuan
pembelajaran: Memilih format yang tepat.
Memadatkan empat halaman menjadi dua.
Menulis tujuan karier yang lebih jelas.
Aktivitas pembelajaran: Meninjau resume sampel.
Memilih sampel
yang saya suka dan mengomentarinya.
Menyiapkan
tulisan berdasarkan kritikan guru.
Menulis ulang
bila perlu.
Menyerahkan
salinan kepada tiga siswa dan meminta komentar mereka.
Menyiapkan
resume akhir.
Tanggal
penyelesaian: Dalam dua minggu.
Temui siswa
dan diskusikan kontrak yang diajukan. Sarankan materi belajar yang ada kepada
siswa. lcarakan perubahan yang Ingin anda lakukan.
VARIASI
Buatlah
kontrak belajar kelompok, sebagai alternatif dari kontrak belajar individu.
Sebagai
alternatif dari pemberian kebebasan memilih, pilihkan topik dan tujuan untuk
siswa atau tawarkan pilihan yang terbatas. Namun demikian. berikan pilihan yang
banyak tentang cara mempelajari topik itu.
Belajar yang
Efektif
Aktivitas
belajar yang efektif membantu siswa mengenali perasaan, nilai-nilai, dan sikap
mereka. Topik yang paling tehnis sekalipun melibatkan belajar yang efektif.
Sebagai contoh, apa gunanya kemampuan menggunakan komputer jika siswa cemas dan
tidak yakin dengan diri sendiri ketika mereka menggunakan komputer? Strategi
yang berikut ini dirancang untuk menimbulkan kesadaran akan perasan,
nilai-nilai, dan sikap yang menyertai banyak topik kelas. Strategi ini dengan halus
mendesak siswa untuk mengenali keyakinan mereka dan bertanya pada diri sendiri
apakah mereka memiliki komitmen terhadap cara-cara baru dalam mengerjakan
segala hal.
63. Mengetahui
yang Sebenarnya
URAIAN SINGKAT
Acapkali,
sebuah topik dapat menlngkatkan pemahaman dan kepekaan terhadap orang atau
situasi yang tidak akrab bagi siswa. Salah satu cara terbaik untuk mencapai
tujuan ini adalah dengan menciptakan aktivitas efektif yang menstimulasi
keingintahuan tentang seperti apa sebenarnya orang atau situasi yang kurang
akrab tersebut.
PROSEDUR
Pilihlah tipe
orang atau situasi yang anda ingin siswa mempelajarinya. Berikut adalah
beberapa contohnya:
Seperti apa
rasanya berada di kalangan minoritas.
Seperti apa
rasanya berada dalam periode waktu yang berbeda dalam sejarah.
Seperti apa
rasanya menjadi orang yang berasal dan budaya yang berbeda.
Seperti apa
rasanya menjadi orang yang memiliki persoalan atau tantangan pelik.
Buatlah cara
untuk mensimulasikan orang atau situasi itu. Di antara cara-cara untuk melakukannya
adalah sebagai berikut:
Perintahkan
siswa untuk berbusana seperti yang dikenakan oleh orang-orang dalam situasi
itu. Atau perintahkan mereka untuk menangani peralatan, perkakas, aksesoris,
atau barang-barang milik lainnya dari orang atau situasi itu atau dengan
terlibat dalam kegiatan tertentu yang biasa dilakukan orang itu.
Sebagai
contoh, kondisikan siswa pada proses normal penuaan dengan memberi mereka
kacamata yang berlumuran noda pelembab, membawa kacang buncis dalam keranjang,
katun pembersih telinga, dan mengenakan kaus kaki bersepatu sandal. Kemudian
perintahkan mereka untuk mengambil pensil dan kertas dan menuliskan nama
mereka, alamat dan nomor telepon, atau untuk berjalan-jalan ke luar ruang
kelas, membuka pintu, dan mencari-cari jalan.
Tempatkan
siswa dalam situasi di mana mereka diharuskan merespons sesuai peran yang harus
mereka mainkan.
Gunakan
analogi dalam membuat simulasi: Buatlah sebuah skenario yang tidak terlalu
asing bagi siswa yang isinya menjelaskan situasi yang tidak begitu mereka
kenal. Sebagai contoh, anda dapat meminta seluruh siswa yang kidal untuk
menggambarkan seorang yang secara budaya berbeda dari siswa yang lain.
Tirukan
gerak-gerik seseorang dan perintahkan siswa untuk mewawancarai anda dan mencari
tahu tentang pengalaman, pandangan dan perasaan anda. Sebagai contoh, seorang
guru sains (Kate Brooks) Berpakaian seperti Galileo dan menyajikan drama
tentang kehidupannya dan dilema etika yang dia (Galileo) hadapi. Musik jaman
renaisans dimainkan dan lilin dinyalakan di planetarium, sementara Galileo
mendapatkan temuan dengan teleskop. Drama Itu berakhir dengan dihukumnya
galileo dan upayanya untuk mempertahankan ajarannya. Pada akhir drama itu,
siswa menulis sebuah esai tentang persoalan etika yang dihadapi Galileo,
memberikan pandangan mereka tentang keputusan Galileo, dan menebak apa yang
akan mereka lakukan.
3. Tanyakan kepada siswa bagaimana
rasanya simulasi tersebut. Diskusikan pengalaman sewaktu mengenakan sepatu
orang lain. Perintahkan siswa untuk mengenali tantangan yang dimunculkan oleh
orang atau situasi yang tidak begitu mereka kenal.
VARIASI
Jika
memungkinkan, lakukan pertemuan nyata dengan situasi atau orang yang tidak
mereka kenal akrab.
Buatlah
pengalaman imaji mental dl mana siswa memvisualkan orang atau situasi yang
tidak mereka kenal akrab.
64.Pemeringkatan
pada Papan Pengumuman
URAIAN SINGKAT
Banyak materi
belajar yang tidak mengandung muatan benar atau salah. Ketika terdapat
nilal-nilai, opini, gagasan, dan preferensi tentang topik yang anda ajar-kan,
aktivitas ini bisa digunakan untuk menstimulasi pemikiran dan diskusi.
PROSEDUR
Bagilah siswa
menjadi sub-sub kelompok beranggotakan empat hingga enam orang.
Berikan kepada
siswa daftar yang berisi salah satu dari yang berikut ini:
Nilai-nilai
yang mereka pegang (misalnya, 1. Loyalitas, 2. ... dll)
Opini yang
mungkin mereka dukung (misalnya, 1. Pencegahan kejahatan. harus menjadi
perhatian utama bangsa kita, 2. .....dll)
Solusi
alternatif atas suatu masalah (misalnya. Hematlah energi dengan 1. Berkendara
secara 3 in 1. 2. .... dll)
Pilihan
keputusan yang mereka atau orang lain hadapi (misalnya, 1. Melegalkan narkoba,
2. .... dll)
Atribut yang
mereka kehendaki (misalnya, l tampil menawan. 2. .... dll)
Preferensi
yang mereka miliki (misalnya, I. Edgar Allan Poe, 2……,dll)
Sebagai
contoh. siswa dapat ditanya sifat apa yang mereka harapkan ada pada seorang
teman: bisa diandalkan, lucu, keren, pengertian, dll)
4. Berikan tiap kelompok buku bloknot.
Perintahkan mereka untuk menuliskan tiap butir dalam daftar itu pada kertas
terpisah.
5. Buatlah "papan pengumuman"
dimana sub-sub kelompok dapat memajang preferensi urutan peringkat mereka.
(kertas Bloknote boleh ditempelkan pada papan tulis. whiteboard, atau pada
kertas karton lebar.)
6. Bandingkan dan bedakan pemeringkatan
antar kelompok yang kini dipajang.
VARIASI
Upayakan untuk
mencapai konsesus seluruh siswa.
Perintahkan
siswa untuk mewawancarai anggota kelompok yang peringkatnya berbeda dengan
peringkat mereka.
65. Apa? Lantas
Apa? Dan Sekarang Bagaimana?
uraian singkat
Nilai dari
aktivitas belajar eksperiensial akan meningkat dengan meminta siswa untuk
merenungkan kembali pengalaman yang baru mereka alami dan menggali
implikasinya. Periode perenungan ini seringkali disebut sebagai pengolahan atau
debriefing (pewawancaraan-pentanyajawaban). Sebagian kalangan pendidik kini
menggunakan istilah harvesting (pemanenan). Berikut adalah urutan tiga tahap
untuk memanen pengalaman yang kaya akan pembelajaran.
PROSEDUR
Kondisikan
siswa ke dalam pengalaman yang sesuai dengan topik yang anda ajarkan.
Pengalaman-pengalaman ini dapat mencakup yang berikut ini:
Permainan atau
latihan simulasi
Kunjungan
lapangan Tayangan Video
Proyek belajar
praktik
Debat
Drama
Latihan imaji
mental
2. Perintahkan siswa untuk saling
bercerita tentang apa yang terjadi pada mereka selama latihan tersebut:
Apa yang
mereka lakukan?
Apa yang
mereka amati? Pikirkan?
Apa yang
mereka rasakan selama latihan itu?
3. Selanjutnya, perintahkan siswa untuk
bertanya pada diri sendiri, "Lantas, bagaimana?"
Manfaat apa
yang mereka dapatkan dari latihan itu?
Apa yang
mereka pelajari? Dan Pelajari kembali?
Apa implikasi
dari aktivitas itu?
Bagaimanakah
kaitan antara pengalaman itu (jika itu berupa simulasi atau drama) dengan dunia
nyata?
4. Terakhir, perintahkan siswa untuk
memikirkan "Sekarang bagaimana? "
Bagaimana
kalian ingin melakukan sesuatu secara berbeda di masa mendatang?
Bagaimana
kalian dapat memperluas pembelajaran yang kalian dapatkan?
Langkah-langkah
apa yang dapat kallan ambil untuk menerapkan apa yang telah kalian pelajari?
VARIASI
Batasi diskusi
pada "'Apa?" dan "Lantas bagaimana?"
Gunakan kedua
pertanyaan ini untuk menstimulir penulisan jurnal (lihat strategi 61,
"Jurnal Belajar").
66.
Penilaian-Diri secara Aktif
Uraian SINGKAT
Melalui metoda
ini, siswa mampu berbagi sikap mereka tentang sebuah mata pelajaran melalui
penilaian-diri. Metoda ini memungkinkan guru untuk mengukur perasaan dan
keyakinan siswa, dan berfungsi sebagai papan loncat bagi diskusi kelas.
PROSEDUR
Buatlah sebuah
daftar pernyataan yang akan dibacakan kepada siswa untuk menilai sikap dan
perasaan mereka tentang pelajaran yang diberikan.
Sebagai
contoh, seorang guru menyusun pernyataan-pernyataan berikut ini:
Saya
menginginkan pekerjaan yang memungkinkan saya untuk bekerja dengan orang lain.
Saya
menginginkan pekerjaan yang memberi saya pendapatan paling besar, berkat
kemampuan saya.
Saya
menginginkan pekerjaan yang aman dan bebas dari rasa khawatir akan
terus-menerus dievaluasi.
Saya menginginkan
pekerjaan yang tidak perlu saya lembur di rumah.
Saya
menginginkan pekerjaan yang tidak menuntut banyak bepergian.
Saya
menginginkan pekerjaan memiliki nilai guna bagi masyarakat.
Saya
menginginkan pekerjaan yang terus-menerus memacu peningkatan kemampuan saya.
2. Perintahkan siswa untuk berdiri di
bagian belakang ruangan, dengan menempatkan meja dan kursi di satu sisi
ruangan.
3. Buatlah skala penilaian angka dari
satu hingga lima di depan kelas dengan menggunakan papan tulis atau dengan menempelkan
angka pada dinding.
4. Jelaskan bahwa anda akan membacakan
sejumlah pernyataan. Setelah mendengarkan pernyataan-pernyataan itu, siswa
harus berdiri di depan angka penilaian yang paling cocok dengan sikap mereka
terhadap pengetahuan seputar mata pelajaran. Tergantung pada mata pelajarannya,
angka 1 bisa berarti "Sangat Setuju" atau "Paham Betul."
sedangkan angka 5 untuk "Sangat Tidak Setuju" atau Tidak Paham."
5. Sewaktu pernyataan dibacakan, siswa
harus bergerak ke bagian ruang kelas yang paling cocok dengan pengetahuan atau
posisi mereka. Setelah terbentuk sejumlah barisan di depan berbagai posisi.
perintahkan beberapa siswa untuk saling menjelaskan alasan mereka memilih
posisi itu.
6. Setelah mendengarkan pendapat siswa
lain. Perintahkan sembarang siswa yang ingin mengubah posisi mereka pada skala
itu untuk melakukannya.
7. Lanjutkan membaca pernyataan atau
fakta individual dan meminta siswa itu bergerak ke angka yang paling cocok
dengan opini atau pengetahuan mereka.
8. Selanjutnya, bagilah siswa menjadi
sub-sub kelompok. Beri mereka salinan tertulis dari pernyataan-pernyataan itu
dan perintahkan mereka untuk mendiskusikannya.
9. Sekarang, perintahkan siswa untuk
secara pribadi mencocokkan kembali pendapat mereka terhadap butir. Perintahkan
mereka untuk menunjuk satu angka pada tiap pernyataan yang mencerminkan tingkat
kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka.
variasi
Dalam kelas
yang jumlah siswanya lebih besar, perintahkan siswa untuk terlebih dahulu
memilih sebuah jawaban terhadap pernyataan-pernyataan itu dan kemudian bergerak
ke bagian-bagian ruangan yang telah dinomori.
Mulailah
dengan diskusi kelompok kecil dan kemudian lakukan penilaian individual
(pribadi).
67. Peraga
Peran
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini
merupakan cara menarik untuk menstimulasi diskusi tentang nilai dan sikap.
Siswa diminta untuk menominasikan sosok-sosok terkenal yang mereka pandang
sebagai peraga peran dari ciri-ciri yang berkaitan dengan sebuah topik yang
tengah dipelajari di kelas.
PROSEDUR
1. Bagilah
siswa nienjadi sub-sub kelompok beranggotakan lima atau enam orang, dan berikan
kepada tiap kelompok selembar kertas dan bolpoin.
Perintahkan
tiap kelompok untuk mengenali tiga siswa yang akan mereka kenali sebagai
perwakilan dari mata pelajaran yang tengah didiskusikan. Dalam pelajaran musik,
sebagai misal, mereka dapat memilih Elton John, Billy Joel, dan Stevie Wonder.
Setelah mereka
mengenali tiga sosok terkenal, perintahkan mereka untuk membuat daftar
karakteristik yang dimiliki oleh ketiganya yang mengkualifikasi mereka sebagai
contoh atau peraga peran untuk mata pelajaran yang tengah mereka diskusikan.
Mereka mesti mendaftar orang dan karakteristik pada kertas dan menempelkannya
pada dinding.
Perintahkan
siswa untuk kembali ke posisi semula dan membandingkan daftar mereka,
perintahkan tiap kelompok untuk menjelaskan alasan yang melandasi pilihan
mereka.
Arahkan siswa
dalam sebuah diskusi tentang berbagai persepsi di kalangan siswa.
VARIASI
Sebagai
alternatif dari menyebut orang sungguhan, perintahkan siswa untuk memilih
karakter fiksional.
Berikan kepada
tiap kelompok daftar khusus tentang orang yang merupakan perwakilan atau tokoh
dari mata pelajaran yang didiskusikan.
Pengembangan
Keterampilan
Salah satu
tujuan terpenting dari pendidikan di jaman sekarang adalah pemerolehan
keterampilan untuk kebutuhan pekerjaan modern. Terdapat keterampilan tehnis
seperti menulis dan komputasi. Ada pula keterampilan non-tehnis semisal
mendengarkan dengan penuh perhatian dan berbicara dengan jelas. Ketika siswa
berupaya mempelajari keterampilan-keterampilan baru dan meningkatkan kemampuan
yang ada, mereka perlu mempraktikannya secara efektif dan mendapat umpan balik
yang berguna. Strategi-strategi yang berikut ini merupakan cara-cara yang
berbeda untuk mengembangkan ketrampilan. Beberapa di antaranya cukup intens dan
sebagian lagi menyenangkan. Bermacam pemeranan ditampilkan secara khusus.
68. Formasi
Regu Tembak
Uraian singkat
Ini merupakan
format yang cepat dan dinamis yang bisa digunakan untuk berbagai macam tujuan,
misalnya menguji dan memerankan suatu lakon. Format ini menampilkan pasangan
secara bergilir. Siswa mendapat peluang untuk merespon dengan cepat terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara bertubi-tubi atau jems tantangan
lain;
PROSEDUR
Tetapkan
tujuan anda untuk menggunakan "regu tembak." Berikut Ini adalah
contohnya bila yang menjadi tujuan anda adalah pengembangan kemampuan:
Siswa dapat
menguji atau melatih satu sama lain.
Siswa dapat
melakonkan (mendramatisasi) situasi yang diberikan kepada mereka.
Siswa dapat
mengajar satu sama lain.
Anda juga
dapat menggunakan strategi ini untuk situasi lain. Berikut adalah beberapa
contohnya:
Siswa dapat
mewawancarai temannya untuk mengetahui pendapat dan pandangannya. Siswa dapat
mendiskusikan kutipa
atau naskah Pendek.
Susunlah kursi
dalam formasi dua barisan berhadapan. Sediakan kursi yang cukup untuk seluruh
siswa kelas.
Pisahkan
kursi-kursi menjadi sejumlah regu berangggotakan tiga hingga lima siswa pada
tiap sisi atau deret. Formasi ini
bisa tampak seperti gambar
berikut:
Bagikan pada
tiap siswa x sebuah kartu berisi sebuah tugas atau pekerjaan yang akan dia
mintakan untuk dijawab oleh
siswa y yang duduk berhadapan dengannya. Gunakan
salah satu dari yang berikut ini:
Sebuah topik
wawancara (misalnya, ajukan kepada siswa yang duduk di hadapanmu pertanyaan
ini:
"Bagaimana
perasaanmu terhadap karakter ____ dalam buku _____?")
Pertanyan tes
(misalnya, tanyakan kepada siswa yang duduk di hadapanmu, "Apa rumus untuk
____?")
Naskah pendek
atau kutipan (misalnya, tanyakan kepada siswa yang duduk di hadapanmu
pendapatnya tentang frase
"Kamu
tidak memiliki sesuatu yang banyak membantu mewujudkan cita-citamu. )
Sebuah
karakter untuk dilakonkan/diperankan (misalnya, perintahkan siswa yang duduk di
hadapanmu untuk memerankan
seseorang yang
harus menasehati kawannya untuk tidak
minum-minuman keras sambil mengemudi)
Tugas mengajar
(misalnya, perintahkan siswa y duduk di hadapanmu untuk mengajarkan kepadamu
kapan menggunakan
titik-dua dan titik-koma)
Berikan kartu
yang berbeda untuk tiap anggota x dari sebuah regu.
Sebagai
contoh, seorang guru tengah melatih siswa untuk melakukan tatapan mata yang
baik dan berbicara dengan lancar.
Guru
memberikan satu dari kartu-kartu berikut ini kepada anggota x dari tiap regu:
Perintahkan,
siswa yang duduk di hadapanmu untuk memberikan pendapatnya tentang presiden
Indonesia yang sekarang.
Perintahkon
siswa yang duduk di hadapanmu untuk menceritakan tentang masa kanak-kanaknya.
Perintahkan
siswa yang duduk di hadapanmu untuk menjelaskan ciri-ciri dan keunggulan dari
pastagigi yang dia gunakan.
Perintahkan
siswa yang duduk di hadapanmu untuk menceritakan tentang hobi dan minatnya.
5. Mulailah
tugas pertama. Dalam waktu yang tidak begitu lama, umumkan bahwa sekaranglah
waktunya bagi siswa y
untuk
berpindah satu kursi di sebelah kirinya di dalam regunya. Jangan merotasi atau
memindahkan siswa x.
Perintahkan
siswa x untuk "menembakkan" tugas atau pertanyaannya kepada siswa y
yang duduk di hadapannya. Lanjutkan
dengan jumlah babak sesuai dengan jumlah tugas
yang anda berikan.
variasi
Baliklah peran
agar siswa x bisa menjadi siswa y.
Dalam beberapa
situasi, bolehjadi akan lebih menarik dan lebih tepat untuk memberikan tugas
yang sama kepada tiap
anggota regu.
Dalam hal ini, siswa y akan diminta untuk menjawab instruksi yang sama untuk
tiap anggota regunya.
Sebagai contoh, seorang siswa dapat diminta untuk
melakonkan situasi yang sama beberapa kali.
69. Pengamatan
dan Pemberian Masukan Secara Aktif
URAIAN SINGKAT
Prosedur umum
dalam menggunakan pengamat pada latihan drama atau sesi latihan ketrampilan
adalah dengan menunggu
hingga pementasan selesai sebelum meminta
pemberian masukan. Prosedur ini memberi umpan balik yang sifatnya
segera bagi si
pemeran. Ini juga menjadikan pengamat untuk tetap siap selama pementasan.
PROSEDUR
Buatlah
latihan pemeranan di mana beberapa siswa memperagakan ketrampilan sedangkan
siswa yang lain menjadi
pengamat.
Sediakan bagi
pengamat daftar konkret tentang perilaku positif dan/atau negatif untuk diperhatikan.
Perintahkan mereka
untuk memberi
isyarat kepada pemain drama ketika perilaku yang dikehendaki terjadi dengan
isyarat yang berbeda bila
perilaku yang
tidak dikehendaki muncul. Isyarat yang bisa digunakan antara lain:
Mengangkat
tangan
Meniup peluit
Menjentikkan
jari
Tepuk tangan
satu kali
Siswa di dalam
pelajaran bahasa Spanyol konvensional, Misalnya, dapat menggunakan aktivitas
ini untuk mempraktikkan
tatabahasa.
Guru menyiapkan 10 situasi yang berbeda dan meminta partisipan pemeran drama
untuk memilih salah
satunya dari
sebuah topi. Sebelum pemeranan lakon dimulai, siswa memilih isyarat untuk
menandakan penggunaan tata
bahasa yang
tidak benar (menjentikkan jari) dan satu untuk dukungan positif (melambaikan
tangan). Pemeran lakon dua
siswa memulai
dialog dalam bahasa Spanyol. Jika kemudian dijumpai kesalahan gramatika
anggota, audiens dapat
menjentikkan
jari; untuk memberikan umpan balik positif, mereka melambaikan tangan. Variasi
untuk menghindari
interupsi
terus-menerus adalah dengan menetapkan waktu interval satu menit dan memberikan
penghargaan umum
(jumlah
jentikkan atau lambaian tangan) atau penilaian langsung.
3Jelaskan
bahwa tujuan dari isyarat-isyarat itu adalah memberikan umpan balik segera
kepada pemeran lakon mengenal pementasan mereka.
4. Diskusikan pengalaman itu dengan pemeran lakon
yang terlibat dalam pemeragaan ketrampilan. Cari tahu apakah
masukan yang
sifatnya segera itu membantu, ataukah justru mengganggu mereka.
VARIASI
Beri
kesempatan pengamat untuk menggunakan sebuah sinyal (misalnya, meniup peluit)
untuk menghentikan aksi pemeran
lakon dan mengajukan pertanyaan atau memberikan
umpanbalik yang lebih rinci kepada para pemeran lakon.
Rekamlah
pemeranan lakon itu dengan kamera video. Jangan sampai ada yang memberikan
masukan selama perekaman.
Perintahkan
siswa untuk menonton rekaman itu dan menggunakan isyarat yang baku pemutaran
ulang ulang.
70. Pemeranan
Lakon yang Tidak Membuat Grogi Siswa
URAIAN SINGKAT
Tehnik ini
mengurangi ancaman atau rasa khawatir siswa dalam pemeranan lakon. Caranya
adalah dengan menempatkan
guru pada
peran utama dan melibatkan siswa dalam memberikan respons dan menetapkan arah
skenarionya.
PROSEDUR
Buatlah peran
lakon di mana anda akan menunjukkan perilaku yang dikehendaki, misalnya
mengatasi orang yang sedang
sangat marah.
Beritahu siswa
bahwa anda akan memegang peran utama dalam pemeranan lakon Itu. Tugas siswa
adalah membantu anda
mengatasi
situasi.
Perintahkan
beberapa siswa untuk mengambil peran sebagai orang lain dalam situasi itu
(misalnya, orang yang sedang
marah).
Berikan kepada siswa itu naskah pembuka untuk dibaca guna membantu dia memahami
perannya. Mulailah
pemeranan
tersebut, namun hentikan pada beberapa selang waktu dan perintahkan siswa untuk
memberikan umpan balik
dan arahan seiring berjalannya skenario. Jangan
ragu-ragu untuk meminta siswa memberikan panduan khusus untuk
anda gunakan.
Sebagai contoh, pada poin tertentu. tanyakan "Apa yang selanjutnya mesti
saya katakan?" Dengarkan
saran mereka dan kemudian cobalah.
Lanjutkan
pemeranan lakon agar siswa kian melatih anda tentang cara mengatasi situasi.
Ini akan memberi mereka praktik
keterampilan
sementara anda melakukan pemeranan aktual bagi mereka.
VARIASI
Dengan
menggunakan prosedur yang sama, perintahkan siswa untuk melatih kawannya (Sebagai
alternatif dari melatih
gurunya).
Rekamlah
seluruh pemeranan lakon. Putar ulang dan diskusikan dengan siswa tentang cara
lain untuk merespons poin
tertentu dalam
situasi itu.
71. Pemeranan Lakon Oleh Tiga Orang Siswa
uraiansingkat
Tehnik ini
memperluas pemeranan lakon tradisional dengan menggunakan tiga siswa yang
berbeda dalam situasi
pemeranan
lakon yang sama. Tehnik ini menunjukkan pengaruh dari variasi gaya individual
terhadap akibat dari situasi
itu.
PROSEDUR
Dengan bantuan
siswa, tunjukkan konsep dasar pemeranan lakon (jika perlu) dengan sebuah
situasi semisal siswa yang
memprotes
nilainya kepada seorang guru.
Buatlah
skenario dan jelaskan kepada siswa.
Perintahkan
empat siswa untuk mengambil peran karakter dalam pemeranan lakon. Tugaskan satu
siswa untuk tetap
menjadi
karakter standar (misalnya, seorang guru) dan instruksikan tiga siswa yang lain
bahwa mereka akan memainkan
peran yang
lainnya (misalnya sebagai siswa) secara bergiliran.
Perintahkan
tiga siswa secara bergilir untuk meninggalkan ruang dan memutuskan pada urutan
mana ereka akan
berpartisipasi.
Bila sudah siap, siswa yang pertama kembali memasuki ruangan dan memulai
peranan lakon dengan dua
siswa lainnya.
Setelah tiga
menit, umumkan waktunya dan perintahkan siswa kedua untuk memasuki ruangan dan
mengulang situasi yang
sama. Siswa
pertama kini dan dapat tetap tinggal
dalam ruangan. Setelah tiga menit dengan siswa kedua, lanjutkan
dengan siswa ketiga dengan ulang skenario itu.
Pada akhir
pemeranan lakon, perintahkan siswa u niembandingkan dan membedakan gaya dan kpf
siswa relawan dengan
mengidentifikasi
tehnik-tehnik mana yang efektif dan dengan mencatat bagian man saja yang perlu
diperbaiki.
VARIASI
Sebagai alternatif
dari memimpin diskusi kelas, bagilah siswa menjadi tiga kelompok. Berikan satu
dari tiga pemeran lakon
kepada tiap
kelompok. Perintahkan tiap kelompok untuk menentukan siswa yang akan memberi
mereka umpan balik
pendukung.
Gunakan prosedur ini ketika anda merasa perlu mengurangi kemungkinan adanya
rasa malu karena
dilakukannya
pembandingan antar para pemeran lakon secara terbuka.
Untuk kelompok
yang lebih besar, bagilah siswa menjadi tiga bagian dan ikuti prosedur
penggiliran dari pemeranan lakon
rangkap tiga.
Siswa selanjutnya kembah ke posisi semula untuk membandingkan dan membedakan
ketiga gaya
pemeranan
lakon tersebut.
72. Mengilir
Peran
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini
merupakan cara yang bagus untuk memberi kesempatan bagi tiap siswa untuk
mempraktikkan ketrampilan
melalui
pemeranan lakon tentang situasi kehidupan nyata.
PROSEDUR
Bagilah siswa
menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan tiga siswa, yang tersebar di ruang
kelas, dengan celah
yang seluas mungkin antar ketiganya.
Perintahkan
tiap trio (kelompok tiga siswa) untuk membuat skenario kehidupan nyata yang
membahas topik yang telah
anda
diskusikan.
Setelah
masing-masing trio menulis ketiga skenarionya pada lembar yang terpisah, satu
anggota tim dari tiap kelompok
menyampaikan
skenario itu kepada kelompok selanjutnya dan sudah disediakan ketika anggota
kelompok membaca
skenario untuk
mengklarifikasi atau memberikan informasi tambahan bilamana perlu. Siswa
kemudian kembali ke
kelompok
aslinya.
Secara
bergiliran, tiap anggota trio akan memiliki kesempatanan untuk mempraktikan
peran primemya (yakni sebagai orang
tua), peran sekundernya (sebagai anak) dan
pengamat.
Tiap babak
mesti berlangsung minimal 10 menit pemeran lakon, dengan 5 hingga 10 menit
pemerian umpan balik dari
pengamat.
Andalah yang menentukan panjang tiap babak sesuai dengan waktu yang tersedia,
topik yang dibahas, dan
tingkat
kemampuan siswa.
Datam tiap
babak, pengamat mesti berkonsentrasi pada pengidentifikasian apa yang dilakukan
dengan baik oleh pemain
primer dalam
menggunakan konsep ketrampilan yang dipelajari di kelas dan apa yang dapat dia
lakukan untuk
memperbaikinya.
VARIASI
Sebagai
alternatif dari penugasan tiap kelompok untuk menulis skenarionya sendiri anda
dapat mempersiapkan
skenarionya.
Sediakan lembar masukan bagi pengamat yang
mengidentifikasi ketrampilan dan tehnik-tehnik khusus yang mesti ia
cermati.
73. Memperagakan Caranya
URAIAN SINGKAT
Tehnik ini
memberi siswa kesempatan untuk mempraktikan, melalui peragaan, ketrampulan
khusus yang diajarkan di kelas.
Pemeragaan
acapkali merupakan alternatif yang cocok untuk pemeranan lakon karena cara ini
tidak begitu mengancam atau
membuat siswa
grogi. Siswa diberi banyak waktu untuk membuat skenario mereka sendiri dan
menentukan bagaimana
mereka ingin
mengilustraikan ketrampilan dan tehnik yang baru saja di bahas di kelas.
PROSEDUR
Setelah
berlangsungnya kegiatan belajar tentang topik tertentu, kenalilah beberapa
situasi umum di mana siswa mungkin
diharuskan
menggunakan ketrampilan yang baru saja dibahas.
Bagilah siswa
menjadi sub-sub kelompok sesuai dengan jumdah peserta yang diperlukan untuk
memperagakan sekenario
yang ada.
Umumnya diperlukan dua atau tiga siswa.
Berikan
sub-sub kelompok itu waktu 10 hingga 15 menit untuk membuat skenario tertentu
yang mengbarkan situasi umum.
Sub-sub
kelompok itu juga menentukan bagaimana mereka akan memperagakan keterpilan itu
kelompok. Beri mereka 5
hingga 7 menit
untuk mempraktikkannya.
Tiap sub
kelompok akan mendapat giluran melakukan pemeragaan bagi siswa yang lain. Beri
kesempatan adanya
pemberian masukan setelah masing-masing pemeragaan
selesai dilakukan.
VARIASI
Anda dapat
membuat sub kelompok dengan jumlah siswa yang lebih banyak untuk keperluan
pemeragaan bertiindak selaku
pembuat
skenario, pengarah dan penasihat.
Anda dapat
membuat skenario khusus dan menugaskannya kepada sub-sub kelompok tertentu.
74. Pemeragaan
Tanpa Bicara
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan
strateg untuk digunakan manakala anda mengajarkan prosedur
setahap-demi-setahap. Dengan
memperagakan
sebuah prosedur tanpa banyak bicara, anda mendorong siswa untuk cermat secara
mental.
PROSEDUR
Tetapkan
sebuah prosedur multilangkah yang anda ingin siswa mempelajarinya.
Prosedur-prosedurnya antara lain
mencakup yang
berikut ini:
Menggunakan
aplikasi komputer
Menggunakan
peralatan laboratorium
Menjalankan
mesin
Memberikan
pertolongan pertama
Memecahkan
soal matematika
Mencari materi
rujukan
Menggambar
atau melakukan kegiatan artistik lain
Memperbaiki
peralatan
Menerapkan
prosedur akuntansi
Perintahkan
siswa untuk memperhatikan anda memperagakan seluruh prosedur. Lakukan saja,
dengan sedikit atau tanpa
penjelasan atau komentar tentang apa dan mengapa
anda melakukan hal itu. Beri mereka gambaran seklias tentang
seluruh tugas.
Jangan berharap untuk melakukan
pengulangan. Sampai di sini, anda baru mewujudkan kesiapan siswa
untuk
meipelajari
Bentuklah
sejumlah pasangan. Peragakan bagian pertama dari prosedur itu, sekali lagi
dengan sedikit atau tanpa penjelasan
atau komentar.
Perintahkan pasangan untuk mendiskusikan apa yang mereka amati peragaan anda.
(Mengatakan kepada
siswa apa yang
anda lakukan justru akan menurunkan kewaspadaan atau kecermatan mental mereka)
Tunjuklah seorang
siswa untuk
menjelaskan apa yang anda lakukan. Jika siswa mengalami kesulitan. peragakanlah
kembali. Hargaliah
pengamatan
yang benar.
Perintahkan
pasangan untuk saling mempraktikan bagian pertama dari prosedur itu. Bila
mereka sudah menguasai bagian
ini. lakukan
pemeragaan bagian berikutnya dari prosedur itu tanpa bicara. diikuti dengan
praktik berpasangan.
Akhiri dengan
memberi tantangan kepada siswa untuk melakukan seluruh prosedur tanpa bantuan.
VARIASI
Jika
memungkinkan, beri siswa tugas pembuka untuk mencoba prosedur itu sebelum
pemeragaan. Beri kesempatan mereka
untuk menduga
dan maklumilah mereka jika terjadi kesalahan. Dengan melakukan hal ini, anda
akan segera menjadikan
siswa terlibat
secara menjadikan siswa terlibat cecara mental. Selanjutnya, perintahkan mereka
untuk mencermati apa
yang anda
peragakan.
Jika ada
beberapa siswa yang dapat menguasai prosedur itu lebih cepat dibanding yang
lain, rekrutlah mereka sebagai
"peraga
diam."
75. Pasangan
dalam Praktik – Pengulangan
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan
strategi sederhana untuk mempraktikkan dan mengulang ketrampilan atau prosedur
dengan pasangan belajar.
Tujuannya
adalah memasukan bahwa kedua pasangan dapat memperagakan ketrampilan atau
prosedur Itu.
PROSEDUR
Pilihlah
sejumlah ketrampilan atau prosedur yang anda ingin siswa kuasai. Buatlah
pasangan. Dalam tiap pasangan, berikan
dua peran: (1) penjelas atau pemeraga dan (2)
pemeriksa.
Penjelas atau
pemeraga menjelaskan dan/atau memperagakan cara mengerjakan ketrampilan atau
prosedur tertentu.
Pemeriksa
memastikan apakah penjelasan dan/atau pemeragaan itu benar, memberi dorongan
dan memberikan pelatihan
bila
diperlukan.
Pasangan
berganti peran. Penjelas/pemeraga yang baru diberikan ketrampilan atau prosedur
lain untuk dikerjakan.
Proses itu
berlanjut hingga semua ketrampilan diulang.
VARIASI
Gunakan
ketrampilan atau prosedur multilangkah sebagai alternatif dari beberapa
prosedur yang berbebeda. Perintahkan
penjelas/pemeraga
melakukan satu lakah dan perintahkan pasangannya melakukan langkah selanjutnya
hingga urutan
langkahnya
lengkap.
Bila pasangan
telah menyelesaikan tugas merek buatlah sebuah peragaan di depan kelompok.
*Tehnik ini
didasarkan pada "DrillReview Pairs" karya David W. Johnson, Roger T.
Johnson, dan Karl A. Smith.
76. Pemberi
Peran
URAIAN SINGKAT
Dalam strategi
ini, siswa mendapatkan peran seseorang yang pekerjaannya mereka pelajari. Siswa
diberikan tugas praktik
nyata dengan
terlebih dahulu diberi sedikit instruksi, dan belajar "dengan
mengerjakan."
PROSEDUR
Pilihian peran
yang anda ingin siswa peragakan. Berikut adalah beberapa contohnya:
Saya adalah
walikota
Pelancong (ke negara lain)
Penyunting
Sejarawan
Ilmuwan
Pelamar kerja
Pemilik usaha
Peneliti
Wartawan
Siapkan
instruksi tertulis yang menjelaskan satu atau berapa tugas yang bisa diberikan
pada peran itu. Sebagai contoh,
seorang
walikota dapat diminta untuk mengajukan program kerja kepada dewan kota.
Pasangkan
siswa dan berikan tugas pada tiap pasangan. Beri mereka alokasi waktu untuk
menyelesaikan tugas itu. Sediakan
materi rujukan
untuk membantu dalam mengerjakan tugas itu.
Perintahkan
siswa untuk kembali ke possil semula mendiskusikan tugas itu.
VARIASI
Ijinkan siswa
untuk meninggalkan ruang kelas dan mendapatkan pelatihan dari rekan karyawan
yang dapat bertindak selaku
narasumber
bagi mereka.
Perintahkan
siswa untuk mengerjakan tugas Itu sendiri tanpa dukungan dari pasangannya.
77. Para Bola
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan
cara dramatis dalam mempraktikkan ketrampilan kerja. Cara ini menempatkan siswa
dalam situasi sulit yang
harus mereka jelaskan cara mengatasinya.
PROSEDUR
Pilihlah
situasi yang lazim terjadi pada tugas yang tengah dipelajari oleh siswa.
Contoh-contohnya meliputi:
Memimpin
pertemuan
Memberikan
tugas kepada kaiyawan
Mendapatkan
tugas dari manajer
Membuat
presentasi
Memberikan laporan
kepada manajer
Berbicara
kepada pelanggan
Rekrutlah
beberapa siswa untuk menjadi relawan yang mau memerankan lakon dalam situasi
tertentu. Pastikan untuk
menjelaskan
situasinya secara rinci.
Bagikan
instruksinya kepada siswa lain yang mengrahkan mereka untuk melemparkan bola
kepada siswa lawan. Sebutlah
beberapa
tindakan yang bisa diambil untuk memberi kesulitan kepada relawan dalam
mengatasi situasi itu. Jangan
memperlihatkan
instruksi “lemar-bola" itu kepada siswa relawan. Sebagai contoh, dalam sebuah
wawancara, kerja
pelamar bisa
saja diminta untuk mengungkapkan informasimasi pribadinya (yang mana hal ini
tidak dibenarkan)
Pelamar perlu memutuskan cara menanggapi
permintaan itu.
Beri
kesempatan kepada relawan untuk menepat situasi itu. Beri tepuk tangan atas
usahanya. Diskusikan cara-cara untuk
mengatasi kejadian-kejadian yang tak terduga dengan seluruh siswa.
Rekrutlah
relawan baru dan berikan tantangan berbeda kepada mereka.
VARIASI
Perintahkan
siswa untuk memilih "lemparan-bola" mereka sendiri untuk diarahkan
kepada relawan.
Sebagai alternatif
dari penggunaan relawan, peragakan sendiri oleh anda cara menangkap
"lemparan-bola" dari siswa.
78. Kelompok
Penasehat
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan
strategi untuk mendapatkan umpanbalik selama berlangsungnya pelajaran
multisesi. Acapkali, guru meminta
umpanbalik
siswa setelah pelajaran selesai, dan ini tentunya terlalu terlambat untuk
melakukan penyesuaian.
PROSEDUR
Seusai
pelajaran, tetapkan kapanwaktunyaandaakan meniinta umpan balik dari siswa.
Perintahkan
sekelompok kecil siswa relawan untuk bertemu dengan anda. Katakan kepada mereka
bahwa tugas mereka
adalah meminta tanggapan dari siswa lain sebelum
waktu pertemuan.
Gunakan
pertanyaan-pertanyaan seperti yang berikut ini:
Hal-hal apa
saja yang bermanfaat? Dan yang tidak berrnanfaat?
Bagian mana
yang belum jelas?
Apa yang dapat
membantu kalian untuk bisa mempelajari dengan lebih baik?
Apakah kalian
siap untuk beranjak ke materi baru?
Apakah materi
saya memiliki kaitan erat dengan kehidupan kalian?
Apa lag yang
kalian inginkan dari pelajara berikutnya?
Apa yang tidak
begitu kalian inginkan?
Apa yang
kalian ingin lanjutkan?
VARIASI
Cobalah
strategi mengajar dengan "kelompok penasehat" yang anda rencanakan
untuk digunakan selama pelajaran.
Mintalah
tanggapan.
Gunakan alternatif
lain untuk mendapatkan umpan balik, misalnya survei reaksi pasca-pertemuan atau
survei lisan
mengenal
tanggapan siswa.
Bagaimana
Menjadi Belajar
Tidak
Terlupakan
Sebagian guru
mengajar hingga batas akhir masa sekolah, semester, atau bidang studi. Mereka
mungkin beranggapan
bahwa pada
saat-saat akhir mereka dapat menjejalkan lebih banyak informasi dan
menyelesaikan topik dan materi yang
niasih dalam
agenda mereka.
Makna dari
"menyelesaikan" matapelajaran masih perlu dipertanyakan, karena
adakalanya guru hanya sekadar
menyelesaikan
materi yang masih tersisa. Memaksakan diri untuk mengajar hingga batas akhir
seringkali berakibat pada
terjadinya
pengajaran yang tidak tertata, ada yang terlewatkan. atau ada yang masih belum
jelas. Sebaliknya, bila
kegiatan
belajar bersifat aktif, ada peluang untuk terjadinya pemahaman. Bila kita
menyediakan waktu untuk
memantapkan
apa yang telah dipelajari, maka ada peluang untuk terjadinya pengingatan.
Pikirkanlah
apa yang terjadi bila anda bekerja keras menggunakan komputer, mencari
informasi, memecahkan masalah. dan
menyusun konsep namun, anda lupa menyimpan hasil
pekerjaan anda. Tentu saja, semua pekerjaan anda akan hilang
sia-sia.
Demikian pula, hasil pembelajaran dapat menghilang bila siswa tidak diberi
kesempatan untuk menyimpannya.
Di samping
menyimpan apa yang lelah dipelajari, penting pula untuk menikmatinya. Seperti
halnya pengalaman,
pembelajaran
akan dapat dinikmati bila ada kesempatan untuk mengingatnya dan memberinya
sentuhan akhir yang
menyentuh
perasaan. Sebagaimana yang telah kita bicarakan tentang "hidangan
pembuka" dan "entri" dari kegiatan
belajar aktif,
sekarang yang akan kita bahas adalah "hidangan penutup."
Ada banyak
tindakan positif yang bisa kita ambil untuk menciptakan penutup mata pelajaran
yang bermakna dan,
barangkali,
tak terlupakan. Di bagian ini kami akan mernbahasnya dalam empat kategori.
Strategi
Peninjauan Kembali: Bagian ini membahas cara-cara untuk membantu siswa
mengingat apa yang telah mereka
pelajari dan
menguji pengetahuan dan kemampuan mereka yang sekarang. Anda akan menjumpai
strategi peninjauan
kembali yang
menarik bagi siswa dan membantu "menyimpan" pembelajaran yang telah
mereka terima.
Penilaian-Sendiri:
Bagian ini membahas cara-cara untuk membantu siswa menilai apa yang kini mereka
ketahui, apa yang
kini dapat mereka kerjakan, dan sikap apa yang
sekarang mereka pegang. Anda akan menjumpai strategi penilaian yang
membantu siswa mengevaluasi kemajuan mereka.
Perencanaan
Masa Depan: Bagian ini membahas cara-cara untuk membantu siswa mempertimbangkan
apa yang akan
mereka lakukan dalam rangka menerapkan hal-hal
yang telah mereka pelajari. Anda akan mendapati strategi
perencanaan
masa depan yang menghadapkan siswa pada fakta bahwa kegiatan belajar mereka
tidak berhenti di ruang
kelas.
Ucapan
perpisahan: Bagian ini membahas cara-cara untuk membantu siswa mengenang
pengalaman mereka bersama-sama
dan
mengungkapkan apresiasi mereka. Anda akan mendapati strategi-strategi yang
membantu menghadirkan bagian
penutup
pelajaran yang memungkinkan siswa untuk mengucapkan perpisahan.
Strategi
Peninjauan Kembali
Salah satu
cara yang pasti untuk membuat penibelajaran tetap melekat dalam pikiran adalah
dengan mengalokasikan waktu
untuk meninjau
kembali apa yang telah dipelajari. Materi yang telah dibahas oleh siswa
cenderung lima kali lebih
melekat di dalam pikiran ketimbang materi yang
tidak. Itu karena pembahasan kembali memungkinkan siswa untuk
memiklrkan
kembali infonnasi tersebut dan menemukan cara untuk menyimpannya di dalam otak.
Yang berikut
ini merupakan serangkaian strategi untuk mendukung peninjauan kembali. Selain
menjadi aktif, strategi ini
menjadikan
peninjauan kembali sebagai aktivitas yang menyenangkan.
79. Pencocokan
Kartu Indeks
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan
cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi pelajaran. Cara ini
memungkinkan siswa untuk
berpasangan
dan memberi pertanyaan kuis kepada temanya.
PROSEDUR
Pada kartu
Indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang diajarkan di
kelas. Buatlah kartu pertanyaan
dengan jumlah
yang sama dengan setengah jumlah siswa.
Pada kartu
yang terpisah, tulislah jawaban atas masing-masing pertanyaan itu.
Campurkan dua
kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali agar benar-benar tercampur aduk.
Berikan satu
kartu untuk satu siswa. Jelaskan bahwa ini merupakan latihan pencocokan.
Sebagian siswa mendapatkan
pertanyaan tinjauan dan sebagian mendapatkan kartu
jawabannya.
Perintahkan
siswa untuk mencari kartu pasangan mereka. Bila sudah terbentuk pasangan,
perintahkan siswa yang
berpasangan
itu untuk mencari tempat duduk bersama. (Katakan pada mereka untuk tidak
mengungkapkan kepada
pasangan lain apa yang ada di kartu mereka).
Bila semua
pasangan yang cocok telah duduk bersama, peritahkan tiap pasangan untuk
memberikan kuis kepada siswa yang
lain dengan
membacakan keras-keras pertanyaan mereka dan menantang siswa lain untuk
memberikan jawabannya.
VARIASI
Susunlah kartu
yang berisi sebuah kalimat dengan beberapa kata yang dihilangkan untuk
dicocokkan dengan kartu yang
berisi
kata-kata yang hilang itu— misalnya, "Presiden merupakan _____ angkatan
bersenjata. (panglima tertinggi).
Buatlah kartu
yang berisi pertanyaan-pertanyaan dengan beberapa kemungkinan jawabannya—misalnya,
"Apa sajakah
cara-cara
untuk meredam konflik?" Cocokkan kartu-kartu itu dengan kartu yang berisi
kumpulan jawaban yang relevan.
Ketika tiap
pasangan memberikan kuis kepada kelompok, perintahkan mereka untuk mendapatkan
beberapa jawaban dari
siswa lain.
80. Peninjauan-Ulang
Topik
URAIAN SINGKAT
Strategi ini
memberi siswa tantangan untuk mengingat apa yang telah dipelajari dalam tiap topik
atau unit matapelajaran.
Ini merupakan
cara yang bagus untuk membantu siswa meninjau-ulang materi yang telah anda
bahas.
PROSEDUR
Pada akhir
pelajaran, berikan siswa sebuah daftar topik yang telah anda bahas. Jelaskan
bahwa anda ingin mengetahui apa
yang mereka
ingat tentang topik-topik itu dan apa saja yang telah mereka lupakan. Usahakan
agar suasananya tetap
santal agar mereka tidak merasa terancam oleh
aktivitas itu.
Perintahkan
siswa untuk mengingat hal-hal seputar topik yang telah dibahas dan hal-hal lain
yang rnasih mereka ingat.
Ajukan
pertanyaan semisal:
Mengacu kepada
hal apakah topik ini?
Mengapa topik
ini penting?
Siapa dapat
memberi saya contoh tentang apa V kita pelajari dalam topik ini?
Nilal-nilai
apakah yang kalian dapatkan dari ini ?
Pengalaman
belajar apa sajakah yang kita dapatkan dari topik ini.
Jika tidak
banyak yang diingat, olok-oloklah daya ingat baik secara bergurau. atau
salahkan diri anda karena tak bisa
menjadikan
topik itu sebagai sesuatu yang tak terlupakan."Urutkan pengajuan
pertanyaan itu secara kronologis hingga
anda
menyinggung semua materi yang pernah dibahas(atau lakukan selama waktu anda
mencukupi).
Waktu anda
membahas isinya, buatlah pernyataan nenyimpul sesuai dengan yang anda
kehendaki.
VARIASI
Sebagai alternatif
dari penggunaan proses diskusi satu kelas penuh, perintahkan pasangan atau
sub-sub kelompok untuk
saling
berdiskusi.
Jika hanya ada
sepuluh siswa, atau bahkan kurang, perintahkan mereka untuk berkumpul di
sekeliling sebuah daftar topik
pelajaran pada
papan tulis dan melakukan peninjauan ulang atas materi yang sudah dibahas. Agar
tidak terkesan bahwa
peninjauan-ulang
itu merupakan tes, cobalah anda meninggalkan ruangan sewaktu prosesnya sedang
berlangsung. Ini
akan
mem-berdayakan siswa untuk menggunakan waktu secara tepat.
81. Memberikan
Pertanyaan dan Mendapatkan Jawaban
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan
strategi pernbentukan-tim untuk melibatkan siswa dalam peninjauaan kembali
materi pada pelajaran
sebelumnya atau pada akhir pelajaran.
PROSEDUR
Berikan dua
kartu Indeks kepada masing-niasing siswa.
Perintahkan
tiap siswa untuk melengkapl kalimat berikut ini:
Kartu 1: Saya
masih memiliki pertanyaan tentang _______________
Kartu 2: Saya
bisa menjawab pertanyaan tentang _______________
Buatlah
sub-sub kelompok dan perintahkah tiap kelompok untuk memilih "pertanyaan
paling relevan untuk diajukan" dan
"pertanyaan
paling menarik untuk dijawab" dari kartu anggota kelompok mereka.
Perintahkan
tiap sub-kelompok untuk melaporkan pertanyaan untuk diajukan" yang ia
pilih. Pastikan apakaha ada siswa
yang dapat menjawab pertanyaan itu. Jika
tidak, guru harus menjawabnya.
Perintahkan
tiap kelompok untuk melaporkan “pertanyaan untuk dijawab” yang ia pilih.
Perintahkan anggota sub-sub
kelompok untuk
berbagi jawaban dengan siswa yang lain.
VARIASI
Siapkan
terlebih dahulu beberapa kartu pertanyaan, dan bagikan kepada sub-sub kelompok.
Perintahkan sub-sub kelompok untuk memilih satu atau beberapa pertanyaan yang
dapat mereka jawab.
Siapkan
terlebih dahulu beberapa kartu jawaban dan bagikan kepada sub-sub kelompok.
Perintahkan sub-sub kelompok
untuk memilih
satu atau beberapa jawaban yang menurut mereka membantu dalam meninjau kembali
apa yang telah
mereka
pelajari
82. Teka-teki
Silang
URAIAN SINGKAT
Menyusun tes
peninjauan kembali dalam bentuk tek teki silang akan mengundang minat dan Partisipasi
siswa. Teka-teki silang bisa diisi secara perseorangan atau kelompok.
PROSEDUR
Langkah
pertama adalah dengan menjelaskan beberapa istilah atau nama-nama penting yang
terkait dengan matapelajaran
yang telah
anda ajarkan.
Susunlah
sebuah teka-teki silang sederhana, dengan menyertakan sebanyak mungkin unsur
pelajaran. (Catatan: Jika terlalu
sulit untuk
membuat teka-teki silang tentang apa yang terkandung dalam pelajaran, sertakan
unsur-unsur yang bersifat
menghibur,
yang tidak mesti berhubungan dengan pelajaran. sebagai selingan)
Susunlah
kata-kata pemandu pengisian teka-teki silang anda. Gunakan jenis yang berikut
ini:
Definisi
singkat ("sebuah tes untuk menentukan sebuah reliabilitas")
Sebuah
kategori yang cocok dengan unsumya (Jenis gas")
Sebuah contoh ("...undang-undang
adalah contohnya)
Lawan kata ("lawan kata demokrasi")
Bagikan
teka-teki itu kepada siswa, baik secara perseorangan maupun kelompok.
Tetapkan batas
waktunya. Berikan penghargaan kepada /ini individu atau tim yang paling banyak
memiliki jawaban benar.
VARIASI
Perintahkan
seluruh kelompok untuk bekerjasama dalam mengisi teka-teki silang tersebut.
Sederhanakan
teka-teki itu dengan menetapkan satu kata yang merupakan kunci dari pelajaran.
Tuliskan dalam kotak
mendatar.
Gunakan kata yang menunjukkan unsur-unsur lain dalam pelatihan dan cocokan
secara menurun agar
membentuk kata
kunci.
83. Meninjau
Kesulitan pada Materi Pelajaran
URAIAN SINGKAT
Strategi ini
dirancang seperti tayangan permainan TV— Jawaban diberikan terlebih dahulu, dan
tantangannva adalah mengajukan pertanyaan yang cocok atau benar Format Ini bisa
dengan mudah digunakan sebagai tinjauan tentang materi pelajaran..
PROSEDUR
Buatlah tiga
hingga enam kategori pertanyaan tinjauan. Gunakan salah satu dari beberapa
kategori umum ini
Konsep atau Gagasan
Fakta
Ketrampilan
Nama
Atau buatlah
kategori berdasarkan topiknya. Sebag contoh, pelajaran bahasa Perancis mungkin
melibatk topik semisal, buton, angka. dan wama.
Buatlah
setidaknya tiga jawaban (dan pertanyaan yang terkait) per kategori. Sebagai
contoh, jawaban "Angggur berwama ini biasanya dihidangkan dalam temperatur
ruangan" bisa dicocokan dengan pertanyaan "Minuman Rouge itu apa sih?
Kita tidak perlu memiliki jumlah
pertanyaan dan jawaban yang sama dalam tiap kategori, namun kita harus
menyusun pertanyaan dan jawaban dengan derajat kesulitan yang terus meningkat.
Perlihatkan
papan permainan peninjauan kembali pada selembar kertas besar dan tebal.
Umumkan kategorinya dan nilal poinnya untuk tiap kategori. Berikut adalah papan
permainan sampel:
Bulan Warna Angka
10 poin 10 poin 10 poin
20 poin 20 poin 20 poin
30 poin 30 poin 30 poin
Bentuklah tim
beranggotakan tiga hingga enam orang siswa dan sediakan kartu penjawab untuk
tiap tim. Jika memungkinkan, buatlah kelompok dengan beragam tingkat
ketrampilan atau pengetahuan.
Perintahkan
tim untuk memilih kapten dan pencatat nilai tim.
Kapten tim
mewakili tim. la merupakan satu-satu-nya yang bisa mengacungkan kartu penjawab
dan memberikanjawabannya. Kapten tim harus berun-ding dengan tim sebelum
memberikan jawaban.
Pencatat nilai
bertanggungjawab menambahkan dan mengurangi nilai untuk tim mereka.
Catalan;
Sebagai moderator permainan, anda bertanggungjawab mencermati pertanyaan mana
saja yang telah diajukan. Ketika tiap pertanyaan diajukan, beri tanda silang
pada papan permainan. Berikan tanda centang pada pertanyaan yang sulit dijawab
oleh siswa. Anda bisa kembali kepada pertanyaan ini bila permainan selesai.
Tinnjaulah beberapa aturan permainan berikut ini:
Kapten tim
yang memegang kartu penjawab pertama mendapatkan kesempatan untuk menjawab.
Semua jawaban
harus diberikan dalam bnetuk pertanyaan.
Jika jawaban
yang diberikan benar, nilal untuk kategorinya akan diberikan. Jika jawaban tidak
benar, nilai angka pada skor
tim dikurangi.
Dan tim lain berkesempatan untuk menjawab.
Tim yang
memberikan jawaban terakhir yang bena akan menguasai papan perrnainan.
VARIASI
Sebagai alternatif
dari penggunaan kapten tim, perintahkan tiap anggota tim untuk mengambil
giliran memainkan
permainan
tinjauan ulang. Dia tidak boleh berkonsultasi dengan anggota tim sebelum
menjawab.
Perintahkan
siswa untuk membuat pertanyaan permainan
84. Bowling
Kampus
URAIAN SINGKAT
Strategi ini
merupakan alternatif dalam peninjauan-ulang materi. Strategi ini memungkinkan
guru untuk mengevaluasi
sejauhmana
siswa telah menguasai materi, dan bertugas menguatkan, menjelaskan, dan
mengikhtisarkan poin-poin
utamanya.
PROSEDUR
Bagilah siswa
menjadi beberapa tim beranggotakan tiga atau empat orang. Perintahkan tiap tim
memilih nama organisasi
(tim olah
raga, perusahaan, kendaraan bermotor, dll) yang mereka wakili.
Beri tiap siswa sebuah kartu indeks. Siswa akan mengacungkan kartu
mereka untuk menunjukkan bahwa mereka ingin mendapatkan kesempatan menjawab
pertanyaan. Format permainannya sama seperti lempar koin: Tiap kali anda
mengajukan sebuah pertanyaan, anggota tim boleh menunjukkan keinginannya untuk
menjawab.
Jelaskan aturan berikut ini:
Untuk menjawab sebuah pertanyaan, acungkan kartu kalian.
Kalian dapat mengacungkan kartu sebelum sebuah pertanyaan selesai
diajukan jika kalian merasa sudah tahu jawabannya, segera setelah kali
melakukan interupsi pembacaan pertanyaan itu dihentikan.
Tim menilai satu angka untuk setiap jawaban pertanyaan yang benar.
Ketika seorang siswa memberikan jawaban yan salah, tim lain bisa
mengambil alih untuk menjawah (Mereka dapat mendengarkan seluruh pertanyaan jika
tim lain menginterupsi pembacaan pertanyaan)
Setelah semua pertanyaan diajukan. jumlahkan skornya dan umumkan
pemenangnya.
Berdasarkan jawaban permainan, tinjaulah materi yang belum jelas atau
yang memerlukan penjelasan lebih lanjut.
VARIASI
Sebagai alternatif penggunaan format lempar koin, selang-selinglah
pertanyaan kepada tiap tim.
Sebagai alternatif dari menjawab pertanyaan yang sifatnya pengetahuan.
gunakan permainan itu untuk menguji apakah siswa dapat mempraktikkan sebuah ketrampilan
dengan benar.
85. Ikhtisar Siswa
URAIAN SINGKAT
Strategi ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengikhtisarkan apa
yang telah mereka pelajari dan untuk menyajikan ikhtisar kepada siswa lain. Ini
merupakan cara yang baik untuk mendorong siswa merekapitulasi apa yang telah
mereka pelajari dengan cara mereka sendiri.
PROSEDUR
Jelaskan kepada siswa bahwa bila anda sendiri yang membuatkan ikhtisar
pelajaran itu berarti bertentangan dengan prinsip belajar aktif.
Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok beranggotakan dua hingga empat
orang.
Perintahkan tiap kelompok untuk membuat ikhtisar mereka sendiri tentang
mata pelajaran yang mereka tempuh. Doronglah mereka untuk membuat uraian
singkat, peta pemikiran, atau instrumen lain yang akan memungkinkan mereka
menyampaikan ikhtisar kepada siswa lain.
Gunakan salah satu dari pertanyaan berikut untuk memandu pekerjaan
mereka:
Apa topik utama yang telah kita bahas?
Apa sajakah poin-poin utama yang dikemukakan dalam pelajaran hari ini?
Apa pengalaman yang kalian dapatkan dan manfaat apa yang kalian
dapatkan darinya?
Gagasan atau saran apakah yang kalian dapatk dari pelajaran ini?
Perintahkan kelompok untuk saling berbagi ikhtisar mereka. Beri tepuk
tangan atas usaha mereka.
VARIASI
Siapkan garis-garis besar topik hari ini dan perintahkan siswa untuk
mengisi rincian dari hal-hal yang telah dibahas.
Perintahkan siswa untuk melagukan ikhtisar itu. Perintahkan mereka
supaya menggunakan irama dari lagu-lagu yang sudah dikenal atau cobalah
perintahkan mereka untuk membuat lagu rap berisi ikhtisar pelajaran.
86. Tinjauan Ala Permainan Bingo
URAIAN SINGKAT
Strategi ini
membantu mengingatkan kembali akan istilah-istilah yang telah siswa pelajari
selama menempuh mata pelajaran. Strategi ini menggunakan format permainan
Bingo.
PROSEDUR
Susunlah sejumlah angka 24 atau 25 pertanyaan tentang materi pelajaran
anda yang bisa dijawab dengan beberapa contoh istilahnya:
Angka penyebut yang paling sedikit
Hieroglifik
Inflasi
Otokrasi
Database
Hokum Hamurabi
Byte
Impresionisme
Alegori
Fotosintesa
Bilangan urutan
Skizofrenia
Klausa pengendalian
Anda juga dapat menggunakan nama, sebagai alternative dari istilah. Berikut
adalah beberapa conotohnya:
Feud
Copernicus
Caesar
Blake
Roosovelt
Marco Polo
Joan Arc
Dewey
Pasteur
Van Gogh
Cuirie
Chaucer
Russel
Ailey
Sortirlah pertanyaan menjadi lima tumpukan. Label tiap tumpukan dengan
huruf B-I-N-G-O. kartu Bingo untuk tiap siswa. Kartu-kartu ini mesti mirip sesuai
dengan kartu Bingo biasa, dengan nomor-nomor dalam tiap 24 celah dalam matrik
5X5 (celah tengah "Kosong.")
Bacalah sebuah pertanyan dengan angka yang terkait. Jika seorang siswa
memiliki angkanya dan dia dapat. Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar
dalam sebuah deretan (baik vertikal, horizontal, maupun diagonal). siswa
tersebut boleh meneriakkan "Bingo." Permainan dapat diteruskan hingga
ke25 celah tersebut terisi.
VARIASI
Sediakan hadiah yang tidak mahal, semisal sebungkus coklat, bila siswa
mendapatkan Bingo.
Buatlah kartu yang memiliki sel-sel yang sebelumnya diisi dengan
istilah utama (plus sel "kosong" di tengahnya). Ketika sebuah
pertanyaan dibacakan, jika siswa yakin bahwa salah satu dari jawaban pada kartu
itu cocok dengan pertanyaan tersebut, dia bisa menuliskan nomor pertanyaannya
di sampingnya.
87. Tinjauan ala Permainan Hollywood Squares
URAIAN SINGKAT
Strategi peninjauan ini didasarkan pada tayangan kuis TV yang pernah
propuler “Hollywood Squares."
PROSEDUR
Perintahkan tiap siswa untuk menuliskan dua atau tiga pertanyaan yang
terkait dengan mata pelajaran. Pertanyaannya bisa dalam format pilihan ganda,
benar/ salah. atau isian.
Kumpulkan pertanyaan. Jika anda menghendaki, tambahkan beberapa
pertanyaan dari anda sendiri.
Simulasikan format tayangan permainan tic-tac-toc yang digunakan dalam
Hollywood Squares. Tatalah tiga kursi di depan kelas. Perintahkan tiga siswa
untuk duduk di lantai di depan kursi, tiga duduk di kursi dan tiga lagi berdiri
di belakangnya.
Berikan kepada sembilan "selebriti" itu sebuah kartu dengan
tanda X tercetak di satu sisi dan di sisi lain untuk ditempelkan ke tubuh
mereka bila pertanyaannya berhasil dijawab.
Perintahkan dua siswa untuk bertugas selaku kontestan. Kontestan
memilih anggota dari "celebrity square" untuk menjawab pertanyaan
permainan.
Ajukan pertanyaan kontestan secara bergiliran kontestan menjawab dengan
"setuju" atau "tidak setuju”' kepada tanggapan panel manakala
mereka membentuk tic-tac-toc.
Siswa lain yang tidak terlibat dalam permainan diberi kartu yang
menyatakan "setuju" di satu sisi dan "tidak setuju" di sisi
lain untuk diberikan kepada kontestan untuk membantu mereka dalam membuat
keputusan.
VARIASI
Lakukan rotasi pada para "selebriti" itu.
Pasangkan siswa. Perintahkan mereka untuk bermain tic-tac-toc kepada
satu sama lain, berdasarkan kemampuan mereka untuk menjawab pertanyaan tinjauan
anda.
Penilaian Sendiri
Akhir mid semester, akhir semester, atau akhir mata pelajaran merupakan
waktu untuk melakukan perenungan. Apa yang telah saya pelajari? Apa yang
sekarang saya yakini? Apa saja ketrampilan saya? Apa saja yang perlu
diperbaiki? Menyediakan waktu untuk penilaian diri memberi siswa kesempatan
untuk mengkaji apa yang bisa ia dapatkan dari pelajaran. Strategi-strategi yang
berikut ini merupakan cara-cara terstruktur untuk meningkatkan jenis penlialan
diri ini. Itu semua merupakan penutup pelajaran yang memberi makna bagi
pengalaman siswa
88. Mempertimbangkan Kembali
URAIAN SINGKAT
Salah satu cara paling efektif untuk mendisain sebuah unit atau materi
pelajaran adalah dengan meminta siswa mengemukakan pandangan mereka tentang
topik pelajaran semenjak awal dan kemudian menilai kembali pandangan ini pada
akhir pelajaran. Ada beberapa cara untuk melakukan bentuk pertimbangan kembali
ini.
PROSEDUR
Pada awal dari sebuah unit atau mata pelajaran. perintahkan siswa untuk
mengungkapkan pendapat mereka tentang topik pelajaran. Sebagai contoh,
tanyakanlah tentang:
Apa yang menjadikan _____ efektif (misalnya, tugas akhir)
Apa manfaat dari sebuah __ (konstitusi)
Apa saran yang hendak mereka berikan untuk menjadi _____ (misalnya
aktor yang lebih baik)
Gunakan salah satu dari format berlkut:
Diskusi kelompok
Kuesioner
Debat pembuka
Pernyataan tertulis
Pada akhir dari mata pelajaran, perintahkan siswa untuk kembali
mengemukakan pendapat mereka.
Tanyakan kepada siswa apakah pandangan mereka masih sama ataukah sudah
berubah.
VARIASI
Diskusikan faktor-faktor yang mengakibatkan perubahan pandangan.
Mulailah pelajaran dengan sebuah latihan yang meminta siswa menuliskan
situasi saat ini di mana mereka tidak begitu terampil atau tahu banyak sebagaimana
mereka nantinya (setelah mengikuti pelajaran). Akhirilah pelajaran dengan sebuah
latihan yang meminta siswa menanyakan pada diri sendiri bagaimana mereka akan
mengatasi situasi secara lebih efektif di waktu mendatang.
89. Keuntungan dari Investasi Anda
URAIAN SINGKAT
Pendekatan ini meminta siswa untuk menilai apakah mereka akan
mendapatkan manfaat dari pelajaran. Pendekatan ini menempatkan mereka dalam
posisi "memiliki" harapan terhadap apa yang mereka pelajari, bukan
hanya sekadar mengikuti pelajaran.
PROSEDUR
Pada awal pelajaran, perintahkan siswa untuk menuliskan apa yang bisa
mereka dapatkan dari pelajaran.
Berikut adalah beberapa cara untuk menyusun latihan ini:
Perintahkan siswa untuk membuat daftar berisi, tujuan belajar mereka
atas pelajaran ini.
Perintahkan siswa untuk membuat daftar berisi apa saja yang menurut
mereka sulit atau tidak menarik pada pelajaran ini.
Perintahkan siswa untuk membuat daftar berisi cara-cara yang bisa
mereka gunakan untuk memanfaatkan apa yang mereka pelajari.
Meluangkan waktu secara berkala bagi siswa untuk membaca pernyataan
awal mereka dan mempertimbangkan nilai-nilai apa yang selama ini mereka
dapatkan dari pelajaran tersebut.
Pada akhir penyajian materi, akhir semester, atau akhir pelajaran,
perintahkan siswa untuk menilai apakah investasi waktu dan usaha mereka di
kelas ada manfaatnya jika ditinjau dari apa yang menjadi harapan mereka pada
awal pelajaran.
Mintalah umpan balik dari siswa.
VARIASI
Buatlah sebuah pajangan berisi tujuan siswa agar mereka dapat
mencocokkannya dengan mudah selama berlangsungnya pelajaran.
Perintahkan siswa untuk membuat penyajian materi yang menjelaskan apa
yang mereka dapatkan dari investasi mereka dalam mengikuti pelajaran. Sebagai
contoh, seorang siswa yang merasa bahwa pelajaran yang ia ikuti memiliki
manfaat mungkin akan mengungkapkan bahwa dia mendapatkan keuntungan sebesar 75
persen dari investasi mereka.
90. Galeri Belajar
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan suatu cara untuk menilai, mengingat apa yang
telah siswa pelajari selama ini.
PROSEDUR
Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok beranggotakan dua hingga empat
orang.
Perintahkan tiap kelompok untuk mendiskusikan apa yang didapatkan oleh
pada anggotanya dari pelajaran yang mereka ikuti. Hal itu boleh jadi mencakup
yang berikut ini:
Pengetahuan baru
Ketrampilan baru
Peningkatan dalam bidang ketrampilan__________(misalnya pemrograman)
Minat baru di bidang __________(misalnya sastra)
Percaya diri dalam ___________(misalnya, berbicara bahasa Jerman)
Kemudian perintahkan mereka untuk membuat sebuati daftar pada kertas
lebar berisi hasil "pembelajaran" ini. Perintahkan mereka untuk
memberi judul atau menamai daftar itu "Hal-hal Yang Kita Dapatkan."
Tempelkan daftar tersebut pada dinding.
Perintahkan siswa untuk berjalan melewati tiap daftar. Perintahkan agar
tiap siswa memberikan tanda centang di dekat hasil belajar yang juga dia
dapatkan pada daftar selain dari daftarnya sendiri.
Surveilah hasilnya, cermati hasil pembelajaran yang paling umum
didapatkan. Jelaskan sebagian hasil pembelajaran yang tidak biasa atau tidak
diduga-duga.
VARIASI
Jika jumlah siswanya memungkinkan, perintahkan tiap siswa untuk membuat
daftarnya sendiri.
Sebagai alternatif dari pembuatan daftar berisi 'hasil pembelajaran'.
perintahkan siswa untuk membuat daftar "pengingat"—yang berisi
gagasan atau saran yang diberikan selama pelajaran yang menurut siswa layak
untuk diingat untuk diterapkan di kemudian hari.
91.Penilaian-Diri secara Fisik
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini serupa dengan Aktivitas 66, "Penilaian Diri
Aktif." Dengan menggunakannya pada akhir pelajaran siswa dapat menilai
seberapa banyak yang mereka pelajari atau mengubah pendirian yang dia punyai
sebelum mengikuti pelajaran.
PROSEDUR .
Buatlah satu atau beberapa pernyataan yang menilai perubahan pada
siswa. Contohnya meliputi:
Saya berubah pendirian tentang _________lantaran mengikuti pelajaran ini.
Saya mengalami peningkatan ketrampilan di bidang__________
Saya mempelajari informasi dan konsep baru
Sisihkan meja atau kursi ke samping ruangan dan perintahkan siswa untuk
berdiri di bagian belakang ruangan.
Buatlah skala penilaian angka dari 1 hingga 5 pada papan tulis atau
dengan menempelkan skala angka itu di dinding.
Jelaskan bahwa anda akan membacakan sebuah pernyataan kepada siswa.
Setelah mendengarkan masing-masing pernyataan, siswa harus berdiri di depan
angka skala penilaian yang paling cocok dengan penilaian-dirinya. Gunakan skala
yang berikut ini:
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = ragu-ragu
4 = setuju
5 = sangat setuju
Manakala tiap pernyataan dibacakan, siswa harus beranjak ke tempat di
dalam ruangan itu yang paling cocok dengan penilaian diri mereka. Sarankan
siswa untuk menilai diri mereka secara realistis. Kemukakan bahwa beberapa
faktor dapat menciptakan sedikit perubahan atau samasekali tidak,
Faktor-faktor itu meliputi tingkat pengetahuan atau ketrampilan sebelumnya.
kebutuhan akan latlhan atau waktu yang lebih banyak, dan sebagainya.
Setelah terbentuk barisan di depan berbagai posisi, perintahkan siswa
untuk berbagi alasan mengapa mereka memilih penilaian itu. Garis bawahi
kejujuran mereka.
Setelah mendengarkan pendapat
siswa lain, perintahkan setiap siswa yang ingin mengubah posisi angka mereka
pada skala tersebut untuk melakukannya.
VARIASI
Gunakan penilaian sendiri dengan menggunakan alat tulis sendiri sebagai
alternatif dari pemberian latihan secara terbuka.
Perintahkan siswa untuk berbaris guna mengetahui seberapa banyak yang
setuju dengan tiap pernyataan. Tehnik ini, yang disebut "garis-lurus
fisik," memaksa siswa untuk mendiskusikan satu sama lain aoa yang telah
mereka pelajari dan bagaimana mereka mengalami perbahan manakala mereka
menempatkan diri pada anak posisi yang mereka kehendaki pada garis lurus fisik
tersebut.
92. Mozaik Penilaian
URAIAN SINGKAT
Latihan ini menggunakan kegiatan membuat gambar mozaik yang
memungkinkan siswa menilai diri mereka dengan cara yang kreatif.
PROSEDUR
Kumpulkan beberapa rnajalah. Sediakan gunting, spidol, dan lem (atau
isolasi) bagi siswa.
Perintahkan siswa untuk membuat sebuah mozaik yang menunjukkan apa yang
telah mereka pelajari dan/ atau bagaimana perubahan yang mereka alami setelah
mengikuti pelajaran.
Buatlah saran-saran berikut:
Guntinglah kata-kata dari iklan majalah yang menjelaskan pandangan.
ketrampilan, atau pengetahuan kalian.
Tempelkan gambar visual yang secara grafis menjelaskan apa saja yang
telah kalian capai.
Gunakan spidol untuk memberi nama mozaik tersebut dan untuk memberi
tambahan penjelasan gambar versi kalian sendiri.
Buatlah sebuah galeri mozaik penilaian. Perintahkan siswa untuk mengunjungi
hasil-hasilnya dan memberi komentar tentang mozaik yang dipajang.
VARIASI
Buatlah mozaik tim ebagai alternatfi dari mozaik perseorangan
Sebagai laternatif dari pembuatan mozaik, perintahkan siswa untk
membuat “perisai” atau “rompi tentara” yang ditempeli stiker berisi hal-hal
yang mereka capai.
Perencanaan Masa Depan
Pada akhir dari pelajaran yang menampilkan kegiatan belajar aktif,
siswa biasanya akan bertanya. "selanjutnya bagairnana?" Keberhasilan
belajar aktif benar-benar terukur oleh cara menjawab pertanyaan itu—yakni, bagaimana
hal-hal yang telah dipelajari di kelas mempengaruhi apa yang akan dilakukan
siswa di masa mendatang. Strategi-strategi yang berikut ini dirancang untuk
mendukung perencanaan masa depan. Sebagian di antaranya merupakan teknik yang
cukup cepat yang bisa anda gunakan bila waktunya terbatas. Sebagian lain memerlukan
lebih banyak waktu dan komitmen namun akan membuahkan hasil yang lebih balk.
93. Tetaplah Belajar
URAIAN SINGKAT
Strategi ini memungklnkan siswa menemukan cara-cara untuk terus
mempelajari mata pelajaran yang anda ajarkan.
PROSEDUR
Kemukakan harapan anda agar siswa tidak berhenti belajar hanya karena
pelajaran telah berakhir.
Kemukakan kepada siswa bahwa ada banyak cara bagi mereka untuk terus
belajar secara mandiri.
Tunjukkan bahwa salah satu caranya adalah dengan membuat daftar berisi
gagasan mereka sendiri untuk "terus mempelajari."
Buatlah sub-sub kelompok. Perintahkan tiap sub kelompok untuk
mencetuskan gagasan. Berikut adalah beberapa saran umum:
Carilah artikel majalah, koran dsb, yang terkait dengan mata pelajaran.
Ambil cara lain dalam bidang pelajaran yang sama.
Buatlah daftar bacaan masa mendatang.
Baca kembali buku dan tinjaulah catatan yang dibuat selama pelajaran.
Ajarkan sesuatu yang kalian pelajari kepada siswa lain.
Cari pekerjaan atau tugas yang mengguankan ketrampilan yang telah
kalian pelajri
Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-masing dan perintahkan
tiap sub kelompok untuk berbagi gagasan terbaiknya.
VARIASI
Siapkan terlebih dahulu, sebuah daftar saran bagi siswa. Perintahkan
mereka untuk memeriksa saran-saran yang dicmggap cocok bagi mereka.
Kirimi siswa gagasan untuk memperpanjang pembelajaran mereka beberapa
minggu setelah pelajaran berakhir.
94. Stiker yang Sangat Lengket
URAIAN SINGKAT
Strategi yang menyenangkan ini memungkinkan siswa untuk membuat
pengingat, yang mengingatkan mereka supaya menggunakan apa yang telah mereka
pelajari. Mereka mesti menempelkannya pada bagian-bagian yang permukaannya rata
(kulkas, pintu, meja dsb).
PROSEDUR
Perintahkan siswa untuk membuat stiker imajiner yang dapat dilekatkan
pada mobil yang isinya mengiklankan sebagai berikut:
Satu hal yang mereka pelajari di kelas ("Pengamatan merupakan
dasar dari semua ilmu pengetahuan"
Pemikiran utama atau penggalan saran yang akan mereka ingat untuk
memandu mereka di masa mendatang ("Gunakan kalimat topik")
Langkah pemraktikan yang akan mereka ambil kelak ("Baca-baca dulu
materinya sebelum kau membacanya secara serius")
Pertanyaan untuk diajukan ("Apa sih yang menjadi tujuan
saya?")
Perintahkan siswa untuk mengungkapkan pendapat mereka seringkas
mungkin. Perintahkan mereka untuk
merumuskan kemungkinkan sebelum menentukan pilihan. Doronglah mereka untuk
mendapatkan reaksi siswa lain atas gagasan mereka. Mereka bisa mencontoh tulisan
pada stiker yang sudah terkenal. misalnya "Berani Berbuat, Berani
_____," atau slogan iklan misalnya Tidak ada _____''yang mampu
menandinginya.”
Sediakan materi dan perlengkapan untuk membuat stiker seatraktif
mungkin.
Buatlah galeri pajangan stiker. Pastikan bahwa siswa membawa pulang
stiker mereka untuk dipajang di tempat yang menurut mereka cocok.
VARIASI
Berikan kepada siswa stiker buatan anda sendiri untuk mereka bawa
pulang.
Perintahkan siswa untuk merumuskan ide tulisan stiker pada kartu
indeks. Kumpulan kartu-kartu tersebut dan bagikan kepada seluruh kelompok.
Perintahkan tiap siswa untuk memilih tiga ide dari siswa lain yang cocok dengan
mereka.
95. Dengan Ini Saya Tetapkan Bahwa...
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi yang banyak dipraktikan untuk mendapatkan komitmen
terhadap penerapan atas apa yang telah dipelajari di kelas. Strategi Ini juga
merupakan cara yang balk untuk membantu siswa mengingat pelajaran yang telah
lama berlalu.
PROSEDUR
Perintahkan siswa untuk mengatakan kepada anda apa yang mereka dapatkan
dari pelajaran. Catat pikiran mereka dan pajanglah dalam bentuk daftar
campuran.
Berikan kepada siswa selembar kertas kosong dan sehelai amplop.
Perintahkan mereka untuk menulis aendiri sepucuk surat yang
mengindikasikan apa yang mereka (secara pribadi) telah atau terus pelajari dari
mata pelajaran dengan cara mereka sendiri. Sarankan agar mereka memulal surat
dengan kata-kata "Dengan ini saya tetap kan bahwa."
Katakan pada mereka bahwa surat itu bersifat rahasia. Perintahkan mereka
untuk memasukkannya ke dalam amplop. Alamatkan pada diri sendiri, dan kemudian
amplopnya dilem.
Perintahkan siswa untuk menyertakan catatan pada amplop yang
menyebutkan kapan mereka ingin mengirimkannya ke alamat mereka sendiri.
Janjikan untuk mengirim surat itu, kepada siswa bila mereka memintanya.
VARIASI
Sebagai alternatif dari memerintahkan siswa untuk mengirim surat ke
alamat sendiri, sarankan mereka untuk menulis kepada orang lain, yang
menunjukkan keputusan dan permintaaan dukungan mereka.
Setelah satu bulan kirimkan sepucuk surat kepada siswa yang isinya
adalah ikhtisar pokok-pokok pelajaran. Doronglah mereka untuk menerapkan apa
yang telah mereka pelajari. Sarankan beberapa cara untuk terus mempelajari mata
pelajaran
96. Kuesioner Lanjutan
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi yang cerdik untuk meningkatkan kesadaran siswa
akan pelajaran setelah larna berakhir. Strategi Ini juga berfungsi sebagai cara
untuk tetap berhubungan dengan siswa.
PROSEDUR
Jelaskan kepada siswa bahwa anda hendak mengirimi mereka kuesioner
lanjutan satu bulan mendatang. Kuesioner itu dimaksudkan untuk (1) membantu mereka
mengevaluasi apa yang telah mereka pelajari dan seberapa bagus capaian mereka dan
(2) memberi anda umpan balik
Katakan kepada mereka untuk mengisi kuesioner demi kebaikan mereka
sendlri. Perintahkan mereka untuk mengemballkan kuesioner itu kapan saja mereka
meng-hendaki.
Ketika anda menyusun kuesioner, pertimbangkan beberapa saran berikut
ini:
Usahakan agar nada pertanyaannya informal dan ramah.
Campurkan pertanyaan-pertanyaannya agar pertanyaan yang paling mudahlah
yang lebih dahulu diisi. Gunakan format
semisal cheklist. skala penilaian, kalimat tak lengkap, dan esai pendek.
Tanyakan tentang apa yang paling mereka ingat, ketrampilan apa yang
sekarang mereka terapkan, dan keberhasllan apa yang telah mereka capai.
Tawarkan kepada siswa peluang
untuk bertanya kepada anda tentang persoalan dan cara penerapannya.
Berikut adalah contohnya:
Setelah berpartisipasi dalam sebuah pelajaran "Komunikasi
Asertif," siswa diberikan kuesioner lanjutan seperti misal:
Halo! Bagamana kabarnya? Saya harap kalian memiliki kesempatan untuk
menerapkan ketrampilan. komunikasi asertif kalian. Seperti saya janjikan, saya
mengirimi kalian kuesioner ini guna. membantu kalion meninjau ulang dan menilai
kemampuan kalian untuk memantapkan diri dalam mencapai tujuan kalian. Dengan
mengirimkan kembali kuesioner ini kepada. saya, kalian juga akan membantu saya
mengevaluasi pengaruh dari pelayanan yang saya ajarkan. Terima kasih!
1. Peringkatkanlah situasi-situasi berikut ini berdasar-kan urutan
kesulitannya menurut kalian pada skala dari 1 (sangat tidak sulit) hingga 5
(amat sangat sulit).
_______Mengatakan "Tidak" tanpa meminta maaf.
_______Memulal percakapan.
_______Mencurahkan perasaaan secara jujur.
_______Bersikap menyakinkan.
_______Menghadapi orang yang sangat sulit.
2. Indikaslkan tingkat kesulitan yang kalian imliki dalam situasi
berikut ini:
Berbicara dengan lawan jenis
______________
Mendlsipllnkan anak Berbicara di telepon _______________
Meminta kenaikan gaji _______________
Berbicara dalam kelompok _______________
Menolak tawaran sales _______________
Mengembalikan makanan di sebuah restoran _______________
3. Jelaskan dengan singkat situasi saat Ini. di mana Italian bertindak
secara tegas:
4.Jelaskan situasi terkini dimana kalian tidak bertindak tegas dan menyesalinya
5.Lengkapilah pernyataan berikut ini:
______ Tolong Telepon saya. Saya mengalami kesulitan dengan _____
______ Semuanya baik-baik saja kok. Tidak perlu menelpon saya.
VARIASI
Kirimkan materi lanjutan yang mungkin menarik bagi siswa.
Sebagai alternatif dari pengalaman kuesioner, wawancarailah siswa via
telepon atau secara empat mata. Gunakan sampel kecil jika jumlah siswanya
banyak.
97. Berpegang Erat
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan sebuah prosedur di mana siswa membuat komitmen serius
untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari.
PROSEDUR
Perintahkan siswa untuk mengisi formulir lanjutan pada akhir pelajaran.
Formulir itu berisi pernyataan-pernyatan semisal bagaimana mereka berencana
menerapkan apa yang telah mereka pelajari atau untuk terus mempelajari lebih
banyak tentang mata pelajaran yang telah mereka ikuti. Berikut adalah formulir
sampelnya.
Formulir Perencanaan Masa Depan
Jelaskan bagaimana kalian berencana menerapkan pelajaran ini dan
katakan kapan dan bagaimana kalian berencana menerapkannya. Berikan penjelasan
secara rinci.
A. Situasi
Rencana yang akan saya terapkan
B. Situasi
Rencana yang akan saya terapkan
Jelaskan apa yang ingin kalian lakukan untuk terus mempelajari
(sisipkan nama pelajaran):
2. Bila formulir itu sudah lengkap, berltahu siswa bahwa lembar
perencanaan masa depan mereka akan dikirim kepada mereka dalam tiga atau empat
minggu. Pada selang waktu sebelum itu, mereka dikirimi instruksi lanjutan
berikut ini:
Silahkan tinjau lembar perencanaan masa depan kalian. Tempatkan huruf A
di dekat rencana-rencana yang telah berhasil kalian terapkan. Tempatkan huruf B
di samping rencana-rencana yang tengah kalian kerjakan penerapannya. Tempatkan
huruf C di dekat rencana-rencana yang belum dapat kalian realisasikan. Jelaskan
kendala apa saja yang menghalangi penerapan rencana kalian.
VARIASI
1. Perintahkan siswa untuk berbagi rencana masa depan mereka dengan
seorang yang bisa memberi saran. Sarankan agar mereka secara bersama menyusun
rencana Itu untuk membantu siswa agar "tetap menjadikannya pegangan."
2. Cantumkan dukungan pemberi saran atas rencana ini dalam sebuah
daftar sebelum pelajaran dimulai.
Ucapan Perpisahan
Pada umumnya, siswa mengalami rasa kedekatan dengan teman sekelas. Ini
terjadijika siswa ainbll bagian dalaiii keglatan belajar aktif. Mereka perlu
mengucap-kan perpisahan satu sama lain dan rnengungkapkan penghargaan mereka
atas dukungan dan dorongan yang diberikan satu sama lain selama mengikuti
pelajaran. Ada banyak cara untuk membantu menyemarakkan suasana perpisahan ini.
Strategi-strategi yang berikut Ini cukup baik untuk diterapkan;
98. Papan Scrabble Perpisahan
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan tehnik yang memungkinkan siswa untuk berkumpul bersama
pada akhir pelajaran dan mengenang apa yang telah mereka alami bersama. Ini
dilakukan dengan membuat papan scrabble raksasa.
PROSEDUR
Buatlah pajangan besar dengan judul mata pelajaran yang diajarkan.
Gabungkan kata-kata di dalam judul jika ada lebih dari satu kata. Sebagai
contoh, "Sejarah Kuno" menjadi sejarah kuno.
Berikan spidol kepada siswa. Jelaskan, bila perlu, cara membuat
kata-kata dengan sistem scrabble, dengan menggunakan judul yang dipajang
sebagai pangkal katanya. Pertimbangkan cara-cara pembentukan kata berikut ini:
Secara mendatar atau menurun
Dimulai dengan. diakhiri dengan, dan disisipi dengan huruf apa saja
yang sudah tersedia.
Namun demlkian, ingatkan siswa bahwa mereka tidak boleh menggabungkan
dua kata haru ada spasi antara keduanya. Gunakan nama atau ejaan yang benar.
Tetapkan batas waktunya dan perintahkan siswa untuk membuat kata-kata
kunci sebanyak yang mereka bias yang berkaitan dengan mata pelajaran atau
pengalaman belajar yang telah mereka jalani.
Sarankan supaya mereka membuat pembagian kerja agar sebagian siswa
melakukan pencatatan dan sebgia lain mencari kata-kata baru.
Ucapkan kata "Mulai" dan perintahkan siswa untuk menghitung
kata-kata dan berikan tepuk tangan meriah sebagai penghargaan atas catatan
visual yang menarik yang berisi pengalaman mereka
VARIASI
Jika ukuran kelompok tidak memungkinkan atau cukup menyulitkan untuk
aktivitas ini, bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok yang masing-masing membuat
papan Scrabble. Tampilkan hasilnya bersama dan hitunglah jumlah total kata-kata
yang dihasilkan oleh seluruh siswa.
Sederhanakan aktivitas itu dengan menulis judul pelajaran secara
menurun dan meminta siswa menulis (secara mendatar) sebuah verba, ajektiva, atau
kata benda yang mereka kaitkan dengan judul itu dan berawal dari masing-masing
huruf dalam judul tersebut
99. Menjalin Hubungan
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan sebuah kegiatan yang secara simbolik menggambarkan sebuah
pelajaran yang sudah hampir diakhiri. Aktivitas ini terutama cocok bila siswa
telah memiliki hubungan erat satu sama lain.
PROSEDUR
Gunakan seutas benang untuk menghubungkan siswa, dalam artian harfiah
maupun simbolis.
Perintahkan semua siswa untuk berdiri dan membentuk lingkaran. Mulailah
prosesnya dengan menyatakan secara singkat apa yang anda alami selama
memberikan pelajaran.
Dengan memegang ujung benang, lemparkan bundelannya kcpada seorang
siswa di sisi lain dari lingkaran itu. Perintahkan siswa tersebut untuk
menyatakan secara singkat apa yang dia alami sebagai hasil dari
keikutsertaannya dalam pelajaran ini. Kemudian perintahkan siswa itu untuk
memegang benang dan melemparkan bundelannya kepada siswa lain.
Perintahkan tiap siswa untuk mengambil giliran menerima bundelan,
berbagi pemikiran, dan melemparkan benang, terus memegang bagian yang
menyakitkan dirinya. Formasi yang dihasilkan adalah sebuah jaring benang yang
mengkaitkan setiap anggota kelompok.
Beberapa komentar yang dapat diungkapkan meliputi:
Saya senang bisa mengenal teman sekelas secara pribadi.
Saya merasa bisa bersikap terbuka dan jujur disini
Saya mendapatkan kegembiraan di kelas ini.
Saya mulai memikirkan cara-cara untuk mempraktikkan apa yang telah saya
pelajari.
Kita semua adalah kelompok besar!
Lengkapi aktivitas itu dengan menyatakan bahwa program ini bermula
sebagai pengumpulan individu yang mau menjalin hubungan dan belajar satu sama
lain.
Putuskan benang menggunakan gunting agar tiap siswa, kendati datang
secara individual, memegang bagian dan siswa lain. Ucapkan terirna kasih kepada
siswa atas minat, gagasan, waktu dan usaha mereka.
VARIASI
Perintahkan tiap siswa untuk mengungkapkan rasa penghargaannya kepada
siswa yang mengulurkan benang kepadanya.
Sebagai altematif dari penggunaan benang, lemparkan atau overkan sebuah
bola atau benda serupa itu. Perintahkan tiap siswa untuk menerima bola,
kemudian dia boleh mengungkapkan ucapan perpisahan.
100. Foto Bersama
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan aktivitas yang mengakui sumbangsih dari setiap siswa
sembari mengenang seluruh teman sekelas.
PROSEDUR
Kumpulkan seluruh siswa untuk diambil fotonya secara bersama. Sebaiknya
dibuatlah minimal tiga deret siswa—deret pertama jongkok di lantai, deret kedua
duduk di kursi, dan deret ketiga berdiri di belakang kursi. Ketika anda akan
mengambil gambar, ucapkanlah kata-kata perpisahan anda. Tekankan betapa
kegiatan belajar aktif sangat bergantung pada dukungan dan keterlibatan siswa.
Ucapkan terima kasih kepada siswa atas keikutsertaan mereka demi keberhasilan
pelajaran.
Selanjutnya, perintahkan salah satu siswa untuk meninggalkan kelompok
dan menjadi "fotografer". (Opsional: Perintahkan tiap peserta untuk
sekadar nadir dan melihat gambar terakhir seluruh teman sekelas.)
Jika jumlah siswa dalam kelas tidak terlalu besar, perintahkan tiap
siswa untuk berbagi pendapat terakhir mereka dengan kelompok. Perintahkan
kelompok untuk memberi tepuk tangan kepada siswa itu atas kontribusinya bagi
kelas.
Bila filmnya sudah dicetak, berikan tiap anggota masing-masing satu
foto berisi seluruh anggota kelas.
VARIASI
Gunakan sesi foto bersama sebagai kesempatan untuk meninjau beberapa inti
pelajaran.
Sebagai alternatif dari membuat kenangan perpisahan bersama,
perintahkan siswa untuk menulis pendapat akhir pada selembar kertas dan
menempelkannya di dinding.
101."Ujian Akhir"
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara yang menyenangkan untuk mengenang kegiatan yang
berlangsung dalam kelas.
PROSEDUR
Beri siswa kertas kosong dan katakan kepada mereka inilah saatnya
"ujian akhir". Usahakan agar mereka tegang menghadapi ujian akhir.
Katakan kepada mereka bahwa tugas mereka adalah menulis secara urut
banyaknya aktivitas belajar yang telah mereka jalani di kelas. (Sampai di sini,
kemukakan bahwa ini merupakan tantangan yang menyenangkan yang tidak akan
dinilai).
Setelah setiap siswa selesai (atau menyerah!) buatlah daftar kegiatan
belajar yang merupakan campuran dari seluruh siswa. Lakukan penyesuaikan sampai
daftar urutan kegiatan itu benar.
Berdasarkan daftar kegiatan belajar yang dipajang, perintahkan siswa
untuk mengenang pengalaman-pengalaman tersebut, mengingat saat-saat
menyenangkan, saat bekerjasama, dan berbagi pendapat.
Adakan diskusi agar acara mengenang kembali itu menghadirkan semacam
suasana perpisahan yang nuansa emosionalnya kuat bagi seluruh siswa.
VARIASI
Sediakan daftar kegiatan dari awal pelajaran. Segeralah memulai diskusi
mengenang seluruh kegiatan kelas.
Sebagai alternatif dari pemfokusan pada kegiatan, fokuskan latihan pada
"saat-saat untuk dikenang." Biarkan siswa menginterpretasikan kata-kata
ini. Ini dapat menciptakan kenangan yang penuh tawa dan nostalgia bagi seluruh
kelas.
102. Pengajaran Berbasis Masalah
Pengajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) adalah suatu
pandekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial
dari materi pelajaran.
Pengajaran masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi
dalam situasi berorientasi masalah, termasuk di dalamnya belajar bagaimana
belajar. Menurut Ibrahim dan Nur (2000: 2)), “Pengajaran berbasis masalah
dikenal dengan nama lain seperti Project-Based Teacihg (Pembelajaran Proyek),
Experienced-Based Education (Pendidikan berdasarkan pengalaman), Authentic
Learning (Pembelajaran Autentik), dan Achoered Instruction (Pembelajaran
berakar pada kehidupan nyata)”.
Peran guru dalam pengajaran berbasis masalah adalah menyajikan masalah,
mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Pengajaran
berbasis masalah tidak dapat dilaksanakan tanpa guru mengembangkan lingkungan
kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Secara garis
besar pengajaran berbasis masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi
masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada
mereka untuk melakukan penyelidikan dan ikuiri.
Ciri-cirinya
Berbagai pengembangan pengajaran berbasis masalah telah mencoba
menunjukkan cirri-ciri pengajaran berbasis masalah sebagai berikut.
Pengajuan pertanyaa atau masalah.
Pengajaran berbasis masalah bukan hanya mengorganisasikan
prinsip-prinsip atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan
masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang
kedua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa.
Mereka mengajukan situasi kehidipan nyata yang autentik, menghindari jawaban
sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi itu.
Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
Meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada mata
pelajaran tertentu (IPA, Matematika, Ilmu Sosial), masalah yang akan diselidiki
telah dipilih yang benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau
masalah itu dari banyak mata pelajaran.
Penyelidikan autentik.
Pengajaran berbasis masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan
autentik untuk mencari pemecahan masalah nyata. Mereka harus menganalisasi dan
mendefinisikan masalah, mengembankan hipotesis dan membuat ramalan,
mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen (jika
diperlukan), membuat iferensi, dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang tentu,
metode penyelidikan yang digunakan bergantung pada masalah yang sesdang
dipelajari.
Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.
Pengajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk
tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan
atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk itu dapat
berupa transkrip debat, laporan, model fisik, video atau program computer
(Ibrahim & Nur, 2000:5-7).
Pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa bekerja sama satu sama
lain (paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil). Bekerja sama
memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas
kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk
mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.
Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar
Pengajaran berbasis masalah dirancang untuk membantu guru memberikan
informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran berbasis masalah
dikembangkan terutama untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir,
pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar tentang berbagai peran
orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi, dan
menjadikan pembelajar yang otonom dan mandiri. Uraian rinci terhdap ketiga
tujuan itu dijelaskan lebih jauh oleh Ibrahim dan Nur (2000:7-12) berikut ini.
Keteramplan Berpikir dan Keterampilan Pemecahan Masalah
Berbagai macam ide telah digunakan untuk menggambarkan cara seseorang
berpikir. Tetapi, apakah sebenarnya yang terlibat dalam proses berpikir? Apakah
keterampilan berpikir itu dan terutama apakah keterampilan berpikir itu?
Berpikir adalah proses yang melibatkan operasi mental seperti induksi,
deduksi, klasifikasi, dan penalaran.
Berpikir adalah proses secara simbolik menyatakan (melalui bahasa)
objek nyata dan kejadian-kejadian dan penggunaan pernyataan simbolik itu untuk
menemuan prinsip-prinsip esensial tentang objek dan kejadian itu untuk
menemukan prinsip-prinsip esensial tentang objek dan kejadian itu. Pernyataan
simbolik (abstrak) seperti itu biasanya berbeda dengan operasi mental yang
didasarkan pada tingkat konkret dari fakta dan kasus khusus.
Berpikir adalah kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan mencapai
kesimpulan berdasar pada inferensi atau pertimbangan yang seksama.
Tentang berpikir tingkat tinggi, Resnick (1987) memberikan penjelasan
sebagai berikut:
Berpikir tingkat tinggi adalah nonalgoritmik, yaitu alur tindakan yang
tidak sepenuhnya dapat diterapan sebelumnya.
Berpikir tingkat tinggi cenderung kompleks. Keseluruhan alurnya tidak
dapat diamati dari satu sudut pandang.
Berpikir tingkat tinggi sering kali menghasilkan banyak solusi,
masing-masing dengan keuntungan dan kerugian.
Berpikir tingkat tinggi melibatkan pertimbangan dan interpretasi.
Berpikir tingkat tinggi melibatkan ketidakpastian. Segala sesuatu yang
berhubungan dengan tugas tidak selamanya diketahui.
Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak penerapan banya kriteria,
yang kadang-kadang bertentangan satu sama lain.
Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak pengaturan diri tentang
proses berpikir. Kita tidak mengakui sebagai berpikir tingkat tinggi pada
seseorang jika ada orang lain membantunya pada setiap tahap.
Berpikir tingkat tinggi melibatkan pencarian makna, menemukan struktur
pada keadaan yang tampaknya tidak teratur.
Berpikir tingkat tinggi adalah kerja keras. Ada pengerahan kerja mental
besar-besaran saat melakukan berbagai jenis elaborasi dan pertimbangan yang
dibutuhkan.
Perlu dicatat bahwa Resnick menggunakan kata-kata dan ungkapan seperti
pertimbangan, pengaturan diri, pencarian makna, dan ketidakpastian. Hal ini
berarti bahwa proses berpikir dan keterampilan yang perlu diaktifkan sangatlah
kompleks. Resnick juga menekankan pentingnya konteks atau keterkaitan pada saat
berpikir tentan berpikir. Meskipun proses memiliki beberapa kesamaan antarsituasi,
proses itu juga bervarisai bergantung pada apa yang dipikirkan seseorang.
Sebagai contoh, proses yang kita gunakan untuk memikirkan matematika berbeda
dengan proses yang kita gunakan untuk memikirkan puisi. Proses berpikir yang
digunakan untuk memikirkan ide abstrak berbeda dengan yang digunakan untuk
memikirkan situasi kehidupan nyata. Karena hakikat kekomplekan dan konteks dari
keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka keterampilan itu tidak dapat
diajarkan menggunakan pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan ide dan
keterampilan yang lebih konkret. Keterampilan proses dan berpikir tingkat
tinggi bagaimanapun juga jelas dapat diajarkan, dan kebanyakan program dan
kurikulum dikembangkan untuk tujuan ini sangat mendasarkan diri pada pendekatan
yang sama dengan pengajaran berbasis masalah.
Pemodelan Peran Orang Dewasa
Resnick juga memberikan rasional tentang bagaimana pengajaran berbasis
masalah membantu siswa untuk berkinerja dalam situasi kehidupan nyata dan
belajar tentang pentingnya peran orang dewasa. Dalam banyak hal pengajaran
berbasis masalah bersesuaian dengan aktivitas mental di luar sekolah
sebagaimana yang diperankan oleh orang dewasa.
Pengajaran berbasis masalah memiliki unsur-unsur belajar magang. Hal
tersebut mendorong pengamatan dan dialog dengan orang lain, sehingga secara
bertahap siswa dapat memahami peran penting dari aktivitas mental dan belajar
yang terjadi di luar sekolah.
Pengajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan
sendiri, yang memungkinkan siswa menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena
dunia nyata dan membangun pemahamannya tentang fenomena tersebut.
Pembelajaran yang Otonom dan Mandiri
Pengajaran berbasis masalah berusaha membantu siswa menjadi pembelajar
yang mandiri dan otonom. Bimbingan guru yang berulang-ulang mendorong dan
mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap
masalah nyata oleh mereka sendiri. Dengan begitu, siswa belajar menyelesaikan
tugas-tugas mereka secara mandiri dalam hidupnya.
Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah
Pengajaran berbasis masalah biasanya terdiri dari lima tahapan utama
yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan
diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa.
Tabel 2.1. Tahapan Pengajaran
Berbasis Masalah
Tahapan
|
Tingkah Laku Guru
|
Tahap 1
Orientasi siswa kepada masalah
|
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistic yang
dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah
yang dipilihnya
|
Tahap 2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
|
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubugnan dengan masalah tersebut
|
Tahap 3
Membimbing penyelidikan individual dan kelompok
|
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informsi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penyelasan dan pemecahan
masalahnya.
|
Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
|
Guru membantu siwa merekncanakan dan menyiapkan karyayang sesuai
seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka berbagai tugas dengan
temannya.
|
Tahap 5
Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan maslah
|
Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
|
Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen
Tidak seperti lingkungan belajar yang terstruktur secara ketat yang
dibutuhkan dalam pembelajaran langsung atau penggunaan yang hati-hati kelompok
kecil dalam pembelajaran kooperatif, lingkungan belajar dan system manajemen
dalam pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh sifatnya yang terbuka, ada
proses demokrasi, dan peranan siswa yang aktif. Meskipun guru dan siswa
melakukan tahapan pembelajaran yang terstruktur dan dapat diprediksi dalam
pengajaran berbasis masalah, norma di sekitar pelajaran adalah norma inkuiri
terbuka dan bebas mengemukakan pendapat. Lingkungan belajar menekankan peranan
sentral siswa, bukan guru yang ditekankan.
103. Metode Demonstrasi
Yang dimaksud metode demonstrasi adalah salah satu cara mengajar, di
mana guru melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya
serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan
ke kelas dan dievaulasi oleh guru. Dalam metode pembelajaran ini, siswa tidak
melakukan percobaan, hanya melihat saja apa yang dikerjakan oleh guru. Jadi
demonstrasi adalah cara mengajar di mana seorang instruktur/atau tim guru
menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses misalnya merebus air sampai mendidih
100 C, sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati, mendengar
mungkin meraba-raba dan merasakan proses yang dipertunjukkan oleh guru
tersebut.
Dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan
lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan
sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperlihatkan pada apa yang
diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung.
Adapun penggunan teknik demonstrasi mempunyai tujuan agar siswa mampu
memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu misalnya penggunaan kompor
untuk mendidihkan air, cara membuat sesuatu misalnya membuat kertas, dengan
demonstrasi siswa dapat mengamati bagian-bagian dari sesuatu benda ata alat
seperti bagian tubuh manusia, atau bagian dari mesin jahit. Juga siswa dapat
menyaksikan kerjanya sesuatu alat atau mesin seperti penggunaan gunting dan
jalannya mesin jahit. Bila siswa melakukan sendiri demonstasi tersebut, maka ia
dapat mengerti juga cara menggunakan sesuatu alat itu seperti menggunakan
gunting untuk memotong kain. Dengan demikian siswa akan mengerti cara-cara
penggunaan seautu alat atau perkakas, atau suatu mesin, sehingga mereka dapat
memilih dan memperbandingkan cara yang terbaik, juga mereka akan mengetahui
kebenaran dari sesuatu teori di dalam praktek. Misalnya cara memasak roti yang
terbaik.
Bila melaksanakan teknik demonstrasi agar bisa berjalan efektif, maka
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar dapat
memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar.
Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik anda mampu menjamin
tercapainya tujuan yang telah anda rumuskan.
Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demonstrasi
yang berhasil. Bila tidak anda harus mengambil kebijaksaaan lain.
Apakah anda telah meneliti alat-alat, atau telah mencoba terlebih
dahulu, agar demonstasi itu berhasil.
Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan.
Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga anda dapat memberi
keterangan bila perlu, dan siswa bisa bertanya.
Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada siswa
untuk mengamati dengan baik dan tertanya.
Anda perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang anda lakukan itu
berhasil, dan bila perlu demonstrasi bisa diulang.
Penggunaan teknik demonstasi sangat menunjang proses interaksi mengajar
belajar di kelas. Keuntungan yang diperoleh ialah, dengan demonstrasi perhatian
siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan,
kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu direncanakan dapat diatasi
melalui pengamatan dan contoh kongkrit. Sehingga kesan yang diterima siswa
lebih mendalam dan tinggal lebih lama pada jiwanya. Akibatnya selanjutnya
memberikan motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar. Jadi dengan
demonstasi itu siswa dapat partisipasi aktif, dan memperoleh pengalaman
langsung, serta dapat mengembangkan kecakapannya walaupun demikian kita masih
melihat juga kelemahan teknik ini ialah:
Bila alatnya telalu kecil, atau penempatan yang kurang tepat,
menyebabkan demonstrasi itu tidak dapat dilihat dengan jelas oleh seluruh
siswa. Dalam hal ini dituntut pula guru harus mampu menjelaskan proses
belangsungnya demonstrasi, dengan bahasa dan suara yang dapat ditangkap oleh
siswa. Juga bila waktu tidak tersedia dengan cukup, maka demonstrasi akan
berlangsung terputus-putus, atau tidak dijalankan tergesa-gesa, sehingga
hasilnya memuaskan. Dalam demonstasi bila siswa tidak diikutsertakan, maka
proses demonstrasi akan kurang dipahami oleh siswa, sehingga kurang berhasil
adanya demonstrasi itu.
Maka kadang-kadang dalam pemakaian teknik mengajar itu anda perlu
menyertai dengan teknik yang lain, atau menkombinasikan dengan lain, sehingga
mampu mengatasi teknik inti yang sedang dimanfaatkan itu.
104. Metode Pembelajaran Penemuan (Discovery)
Teknik penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund
discovery adalah proses mental dimana siswa memampu mengasimilasikan sesuatu
konsep atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara lain
ialah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan,
menjelaskan, mengukur membuat kesimpulan dan sebainya. Suaut konsep misalnya:
segi tiga, pans, demokrasi dan sebagainya, sedang yang dimaksud dengan prisnsip
antara lain ialah: logam apabila dipanaskan akan mengemabang. Dalam teknik ini
siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri,
guru hanya membimbing dan memberikan instruksi.
Dr. J. Richard dan asistennya mencoba self-learning siswa (belajar
sndiri) itu, sehingga situasi belajar mengajar berpindah dari situsi teacher
learning menjadi situasi student dominated learning. Dengan menggunakan
discovery learning, ialah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam
proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca
sendiri dan mencoba sendiri. Agar anak dapat belajar sendiri.
Penggunaan teknik discovery ini guru berusaha meningkatkan aktivitas
siswa dalam proses belajar mengajar.
Maka teknik ini memiliki keuntungan sebagai berikut:
Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak
kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa.
Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi individual
sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.
Dapat membangkitkan kegairahan belajar mengajar para siswa.
Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang
dan maju sesuai dengankemampuannya masing-masing.
Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi
yang kuat untuk belajar lebih giat.
Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri
sendiri dengan proses penemuan sendiri.
Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai
teman belajar saja, membantu bila diperlukan.
Walalupun demikian baiknya teknik ini toh masih ada pula kelemahan yang
perlu diperhatikan ialah:
Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar
ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya
dengan baik.
Bila kelas terlalu besar penggunaan teknikini akan kurang berhasil.
Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencaan dan pengajaran
tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.
Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini ada yang
berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertiansaja,
kurang memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap dan keterampilan bagi
siswa.
Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara
kreatif.
105. Metode Eksperimen
Karena kemajuan teknologi dan ilmu pengertahuan, maka segala sesuatu
memerlukan eksperimentasi. Begitu juga dalam cara mengajar guru di kelas
digunakan teknik eksperimen. Yang dimaksud adalah salah satu cara mengajr, di
mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya
serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan
ke kelas dan dievaulasi oleh guru.
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mamapu mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya
dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cra
berpikir yang ilmiah (scientific thinking). Dengan eksperimaen siswa menemukan bukti
keberanaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Agar penggunaan teknik eksperimen itu efisien dan efektif, perlu
pelaksana memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah
alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang
meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan
mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsetrasi dalam
mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga
mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.
Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu
diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memeproleh pengetahuan,
pengalaman serta keterampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu
diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu.
Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan,
seperti masalah yang mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan
keyakina manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat,
sehingga masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan
prosedur sebagai berikut:
Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus
mehami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang:
Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalma percobaan.
Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variable-variabel
yang harus dikontrol dengan ketat.
Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung.
Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan dicatat.
Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian,
perhitungan, grafik dan sebagainya.
Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa.
Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya
eksperimen.
Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian
siswa, mendiskusikan ke kelas, dan mengavaluasi dengan tes atau sekedar Tanya
jawab.
Teknik eksperimen kerap kali digunkan karena memiliki keunggulan ialah:
Dengan eksperimen siswa berlatih menggunanakan metode ilmiah dalam
menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percayha apdda sesuatu yang
belum pasti kebenarannya, dan tidak mudah percaya pula kata orang, sebelum ia
membuktikan kebenarannya.
Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat, hal mana itu sangat
dikehendaki oleh kegiatan mengajar belajar yang modern, di mana siswa lebih
banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru.
Siswa dalam melaksanakan proses sendiri kebenaran sesuatu teori,
sehigga akan mengubah sikap mereka yang tahayul, ialah peristiwa-peristiwa yang
tidak masuk akal.
106. Pengajaran Berbasis Inkuiri
Pembelajaran dengan penemuan (inquiry) merupakan satu komponen penting
dalam pendekatan konstruktivistik yang telah memiliki sejarah panjang dalam
inovasi atu pembaharuan pendidikan. Dalam pembelajaran dengan penemuan/inkuiri,
siswa didorong untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang
memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri, Bruner
(1966), penganjur pembelajaran dengan basis inkuiri, menyatakan sebagai
berikut: “Kita mengajarkan suatu bahan kajian tidak untuk menghasilkan
perpustakaan hidup tentang bahan kajian itu, tetapi lebih ditujukan untuk
membuat siswa berpikir untuk diri mereka sendiri, meneladani seperti apa yang
dilakukan oleh seorang sejarawan, mereka turut mengambil bagian dalam proses,
bukan suatu produk (Nur & Wikandari, 2000:10). Belajar dengan penemuan
dapat diterapkan dalam banyak mata pelajaran. Sebagai contoh, siswa diberi
sederet silinder dengn ukuran dan berat yang berbeda-beda. Siswa diminta untuk
menggelindingkan silinder tersebut pada suatu bidang miring. Bila percobaan itu
dilakukan dengan benar, siswa akan dapat menemukan prinsip-prinsip utama yagn
menentuan kecepatan silinder tersebut.
Belajar dengan penemuan mempunyai berbagai keuntungan. Pembelajaran
dengan inkuiri memacu keinginan siswa untuk mengetahui, memotivasi mereka untuk
melanjutan pekerjaannya hingga mereka menemukan prinsip-prinsip utama yang
menentukan kecepatan silinder tersebut.
Belajar dengan penemuan mempunyai beberapa keuntungan. Pembelajaran
dengan inkuiri memacu keinginan siswa untuk mengetahui, memotivasi mereka untuk
melanjutkan pekerjaannya hingga mereka menemukan jawabannya. Siswa juga belajar
memecahkan masalah secara mandiri dan memiliki keterampilan berpikir kritis
karena mereka harus selalu menganalisa dan menangani informasi.
Pengajaran berbasis inkuiri membutuhkan strategi pengajar yang
mengikuti metodologi IPA dan menyediakan kesempatan untuk pembelajaran
bermakna. Inkuiri adalah seni dan ilmu bertanya dan menjawab. Inkuiri
melibatkan observasi dan pengukuran, pembutan hipotesis dan interpretasi,
pembentukan model dan pengujian model. Inkuiri menuntut adanya eksperimentasi,
refleksi, dan pengenalan akan keunggulan dan kelamahan metode-metodenya
sendiri.
Selama proses inkuiri berlangsung, seorang guru dapat menajukan suatu
pertanyaan atau mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan mereka
sendiri. Pertanyaannya bersifat open-ended, memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyelidiki sendiri dan mereka mencari jawaban sendiri (tetapi tidak
hanya satu jawaban yang benar).
Inkuiri adalah apa yang dibuat oleh para ilmuwan. Para ilmuwan
melakukan ikuiri dengan suatu cara formal dan sitematis, dan dalam proses
melakukan inkuiri para ilmuwan memberikan kontribusi pada tubuh informasi yang
bersifat kolektif yang kita sebut pengetahuan. Dalam proses mengalami ilmu
melalui inkuiri, siswa belajar bagaiman menjadi ilmuwan. Mereka belajar lebih
banyak lagi ketimbang hanya konsep dan fakta, mereka mempelajari berbagi proses
yang terlibah dalam pemantapan konsep dan fakta.
Inkuiri memberikan kepada siswa pengalaman-pengalaman belajar yang
nyata dan aktif. Siswa diharapkan mengambil inisiatif. Mereka dilatih bagaimana
memecahkan maslah, membuat keputusan, dan memperoleh ketarampilan. Inkuiri
memeungkinkan siswa dalam berbgai tahap perkembangannya bekerja dengan
masalah-masalah yang sama dan bahkan mereka bekerja sama mencari solusi
terhadap masalah-masalah. Setiap siswa harus memainkan dan memfungsikan
talentanya masing-masing.
Inkuiri memungkinkan terjadinya integrasi berbagai disiplin ilmu.
Ketika siswa melakukan eksplorasi mereka cenderung mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang akan melibatkan IPA dan matematika, ilmu sosial,
bahasa, seni, dan teknik.
Inkuiri melibatkan pula komunikasi. Siswa harus mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan berhubungan. Mereka harus melapoirkan
hasil-hasil temuannya, lisan atau tertulis. Dengan begitu, mereka bekerja dan
mengajar satu sama lain. Inkuiri memungkinkan guru mempelajari siswa-siswanya –
siapa mereka, apa yang mereka ketahui, dan bagaimana mereka bekerja. Pemahaman
guru tentang siswa akan memungkinkan guru untuk menjadi fasilitator yang lebih
efektif dalam proses pencarian ilmu oleh siswa.
Ketika guru menggunakan teknik inkuiri, guru tidak boleh banyak
bertanya atau berbicara. Terlalu banyak intervensi, terlalu banyak bertanya,
dan terlalu banyak menjawab akan mengurangi proses belajar siswa melalui
inkuiri. Dengan demikian, proses belajar tidak akan lagi menyenangkan. Dalam
proses inkuiri, siswa dituntut untuk bertanggung jawab bagi pendidikan mereka
sendiri. Guru yang menaruh perhatian pada pribadi siswa, akan menemukan kegiatan-kegiatan
yang disukai siswa, juga hal-hal yng baik yag ada dalam diri siswa-siswanya,
dan kesulitian-kesulitan yang mengganggu siswa dalam proses belajar. Guru
dituntut menyesuaikan diri terhadap gaya belajara siswa-siswanya.
Siklus inkuiri adalah: (1) Observasi (Observation); (2) Bertanya
(Questioning); (3) Mengajukan dugaan (Hipothesis); (4) Pengumpulan data (Data
Gathering); dan Penyimpulan (Conclusion).
Inkuiri adalah satu proses yang bergerak dari langkah observasi sampai
langkah pemahaman. Inkuiri dimulai dengan observasi yang menjadi dasar
pemunculan berbagai pertanyaan yang diajukan siswa. Jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan tersebut dikejar dan diperoleh melalui suatu siklus
pembuatan prediksi, perumusan hipotesis, pengembangan cara-cara pengujian
hipotesis, pembuatan observasi lanjutan, penciptaan teori dan model-model
konsep yang didasarkan pada data dan pengetahuan. Inkuiri menciptakan berbagai
kesempatan bagi guru untuk mempelajari bagaimana otak siswa bekerja. Guru dapat
memanfaatkannya untuk menentukan situasi-situasi belajar yang tepat dan
memfasilitasi siswa dalam proses pencarian ilmu.
Dalam proses inkuiri, siswa belajar dan dilatih bagaimana mereka harus
berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan slah satu tujuan pendidikan. Ketika
siswa belajar berpikir kritis, merka kan memperlihatkan pikiran-pikiran dan
proses-proses sebagai berikut:
Mengajukan pertanya seperti “Bagaimana itu kita tahu?” atau “Apa
buktinya?”
Mengetahui perbedaan antara observasi dan kesimpulan.
Mengetahui bahwa semua gagasan ilmiah itu dapat berubah dan bahwa teori
yang ada adalah teori-teori yang terbaik
berdasarkan bukti yang kita miliki sejuh nini.
Mengetahui bahwa diperlukan bukti yang cukup untuk menarik suatu
kesimpulan yang kuat.
Memberi penjelasan atau interpretasi, memalkukan observasi dan/atau
prediksi.
Selalu mencari konsistensi terhadap kesimpulan-kesimpulan yang diambil
dan memgerikan penjelasan dengan rasa percaya diri.
Salah satu tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan kemampuan siswa
untuk berpikir kritis, membuat keputusan rasional tentang apa yang diperbuat
atau apa yang diyakini.seperti halnya setiap tujuan yang lain, belajar berpikir
kritis bergantung pada penataan suasana kelas yang mendorong penerimaan
pandangan divergen (berbeda) dan diskusi bebas. Tatanan itu seharusnya juga
lebih menekankan pada pemberian alasan atau pandangan daripada hanya memberikan
jawaban benar. Keterampilan dalam berpikir kritis paling baik dicapai bila
dihibungkan dengan topik-topik yang dikenal siswa. Tujuan pengajaran berpikir
kritis adalah menciptakan suatu semangat
berpikir kritis yang mendorong siswa mempertanyakan apa yang mereka
dengar dan mengkaji pikiran mereka sendiri untuk memastikan tidak terjadi
logika yang tidak konsisten atau keliru.
Beyer (1988:57) mengidentifiksi 10 keterampilan berpikir kritis yang
dpat digunakan siswa untuk mempertimbangkan validitas (keabsahan) tuntutan atau
argument, memahami periklanan, dan sebagainya.
Membedakan fakta-fakta yang dapat diverifikasi dan tuntutan nilai-nilai
yang sulit diverifikasi (diuji kebenarannya).
Membedakan antara informasi, tuntutan, atau alasan yang relevan dengan
yang tidak relevan.
Menentukan kecermatan factual (kebenaran) dari suatu penyataan.
Menentukan kredibilitas (dapat dipercaya) dari suaut sumber.
Mengidentifikasi tuntutan atau argument yang mendua.
Mengidentifikasi asumsi yang tidak dinyatakn.
Mendeteksi bias (menemukan penyimpangan).
Mengidentifikasi kekeliruan-kekeliruan logika.
Mengenali ketidak-konsistenan logika dalam suatu alur penalaran.
Menentukan kekuatan suatu argument atau tuntutan.
Beyer mengingatkan bahwa 10 keterampilan berpikir kritis di atas bukan
merupakan suatu urutan langkah-langkah tetapi lebih merupakan daftar cra yang
dapat dilakukan. Dengan cara-cara itu, siswa dapat menangani informasi untuk
mengevaluasi apakah informasi itu benar atau masuk akal. Tugas utama dalam
mengajarkan berpikir kritis kepada siswa adalah membantu mereka belajar tidak
hanya bagaimana menggunakan tiap-tiap strategi berpikir kritis itu, tetapi juga
menyampaikan kapan tiap-tiap strategi berpikir kritis itu cocok untuk dipakai.
Proses inkuiri tidak dpat dipisahkan dari konsep berpikir kritis.
Konsep berpikir kritis tidak dapat pula dipisahkan dari konsep inteligensi.
Inteligensi bukan sesuatu yang hanya dpat diukur dengan tes, buan pula sesuatu
yang semata-mata pembawaan genetis secara lahiriah. Howard Gardaner (1983)
menunjukan bahwa intelgensi dapat diubah. “Intelligence is the ability to solve
problems or to create products that are valued between one or more cultural
settings” (Johnson, 2002:141). Intelligensi tidak dapat dipisahkan dari konteks
di mana manusia itu hidup dan berkembang.
Menurut Gardaner, inteligensi tidak dilahirkan, tepai dapat berkembang
atau berkurang, bergantung pada lingkungan atau konteks seseorang. Lingkungan
yng dimaksud adalah teman, guru, orang tua, buku, alat-alat belajar (pena,
computer, kegiatan-kegiatan fisik, musik), dan hal-hal lain yang mencapai otak
melalui panca indera. Dengan menggunakan kriteria khusus untuk mengidentifikasi
konsep inteleigenais, Gardaner mengusulkan delapan jenis inteligenwsi, yakni:
linguistic, logical-mathematic, musical, spatial, bodily-kinesthetic,
interpersonal, intra-personal, dan naturalist. Jenis pekerjan dan aktivitas
yang dapat dikembangkan untuk kedelapan jenis inteligensi ini dpat dicontohkan
sebagai beikut: (1) linguistic: wartawan, reporter, politikus, atu penulis; (2)
logis-mathematis; ahli fisika, neurology, atau insinyur; (3) spasial: pelukis,
interior decorator, atau pemain tennis; (4) bodily-kinesthic: penari balet,
pemain golf, pembalap, atau petinju; (5) musik: pengarang lagu, penyanyi, atau
organis/pianis; (6) interpersonal: hakim, saleperson, atau guru; (7)
intrapersonal: biarawan/rohaniawan, pujangga, atau ahli ilmu jiwa/psikolog; dan
(8) naturalist: ahli botani, ahli kebun binatang, atau ahli pertamanan.
Kedelapan jenis inteligensi ini telah mengilhami para pendidik untuk
mengajar dengan dengan mengac pada salah satu dari delapan jenis inteligensi
tersebut. “Hundred, perhaps thousands, of classrooms around the world rely
today on Gardaner’s theory of multiple intelligences to help students realize
their latent potential” (Johnson, 2002:141). Apakah kelas berfokus pada siswa
yang kurang mampu atau kelas yang siswa-siswanya berbakat, para pendidik
melihat manfaat mengajar yang sesuai dengan cara-cara untuk mencapai berbagai
jenis inteligensi yang dikemukakan Gardaner.
Setiap siswa mampu mengembangkan setiap jenis inteligensidi atas dengan
asumsi bahwa siswa belajar dalam suatu lingkungan belajar yang kaya yang
memungkikan mereka menghubungkan makna dengan konteks. “CTL’s component work
together to provide this rich environment, offering students many opportunities
to ignite the eight multiple intelligences” (Amstrong, 1994:35). Guru CTL
menyadari dan menghargai bahwa setiap anak memiliki derajat yang berbeda dalam
hal inteligensinya dan bahwa CTL sebagai suatu system holistic berhubungan
dengan delapan inteligensi yang dibawa setiap anak pada lingkungan belajar.
Delapan inteligensi (Howard Gardaner, 1983)
Multiple Intelligences
|
|
Logika-matematika
|
Peka terhadap pola, keterampilan dan sistematika.
|
Linguistic/ilmu bahasa
|
Peka terhadap bunyi, ritme, dan makna kata
|
Musik
|
Kemapuan menghasilkan dan menghargai ritme, tinggi rendah suara, dan
warna suara
|
Spatial/jarak
|
Kemampuan untuk melakukan transformasi mengenai persepsi awal
seseorang dan kemampuan mengkreasi kembali aspek-aspek pengalaman visual
seseorang.
|
Bodily-kinesthetic/fisik-kinestetik
|
Kemampuan mengontrol gerak tubuh seseorangdan kemampuan menangani
objek secara terampil.
|
Inter personal/antar-pribadi
|
Kemampuan untuk menjawab atu memberikan reaksi secara tepat berbagai
suasana batin, temperamen, motivasi dan keinginanorang lain.
|
Intapersonal/antar-pribadi
|
Bagaimana menjiwai perasaan sendiri, kemampuan mendiskriminasikan
berbagi perasaan seseorang, dan kemampuan menarik kesimpulan untuk menuntun
tingkah laku seseorang
|
Naturalist/alamiah
|
Mengamati, mengalami dan mengorganisasikan berbagai pola dalam
lingkungan alamiah
|
Guru yang menggunakan pembelajaran berbasis inkuiri haru menjadikan
siswa mampu berdiri sendiri, harus mendorong siswa untuk mandiri sedini mungkin
sejak dari awal masuk sekolah. Timbul pertanyaan, bagaimana caranya guru
membantu siswa agar mereka tumbuh mandiri? Jawabannya adalah memberi kebebasan
kepada siswa untuk mengikuti minat alamiah mereka. Guru harus mendorong siswa
untuk memecahkan sendiri msalah yang dihadapinnya atau memecahkan sendiri di
dalam kelompoknya, bukan mengajarkan mereka jawaban dari masalah yang mereka
hadapi. Siswa akan mendapat keuntungan jika mereka dapat “melihat” dan
“melakukan” sesuatu daripada hanya sekedar mendengarkan ceramah atau penjelasan
guru. Guru dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit dengan
bantuan gambar dan demontrasi.
Belajar harus luwes dan bersifat menyelidiki atau melalui penemuan.
Jika siswa tampak berusaha dengan menghadapi suatu, berikan mereka waktu untuk
mencoba sendiri memecahkan masalah tersebut sebelum memberikan pemecahannya.
Guru juga harus memperhatikan sikap siswa terhadap belajar. Menurut Jerome, S.
Burner, sekolah harus merangsang keingintahuan siswa, meminimalkan risiko
kegagalan, dan bertindak serelevan mungkin bagi siswa. Sebagai saran tamhahan
bagi guru yangmengajar dengan pendekatan inkuiri: (1) doronglah siswa agar
mereka mengajukan dugan awal dengan cara guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan
membimbing; (2) gunakan bahan dan permainan yang bervariasi; (3) berikan
kesempatan kepada siswa untuk memuaskan keingintahuan mereka, meskipun mereka
mengajukan gagasan-gagasan yang tidak berhubungan langsung dengan pelajaran
yang diberikan; dan (4) gunakan sejumlah contoh yang kontras atau perlihatkan
perbedaan yang nyata dengan materi ajar mengenai topik-topik yang terkait.
107. Metode Numbered Head Together
Motode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993) dengan melibatkan
para siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut.
Sebagai pengganti pertanyaan langsung kepada seluruh kelas, guru menggunakan
struktur 4 langkah sebagai berikut.
Langkah 1 – Penomoran (Numbering): Guru membagi para siswa menjadi
beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 hingga 5 orang dan memberi
mereka nomor sehingga tiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor berbeda.
Langkah 2 – Pengajuan Pertanyaan (Questioning): Guru mengajukan suatu
pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat
spesifik hingga yang bersifat umum. Contoh pertanyaan yang bersifat spesifik
adalah “Apakah yang dimaksud angin?”, sedangkan contoh pertanyaan yang bersifat
umum adalah “Mengapa makhluk hidup membutuhkan udara?”.
Langkah 3 – Berpikir Bersama (Head Together): Para siswa berpikir
bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban
tersebut.
Langkah 4 – Pemberian Jawaban (Answering): Guru menyebut satu nomor dan
para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
108. Metode pembelajaran penemuan konsep
Metode pembelajaran penemuan konsep menurut Widoko (2001) didefinisikan
suatu stategi pengajaran induktif dengan tujuan membantu siswa segala tingkatan
umur mempelajari konsep-konsep dan keterampilan berfikir yang analitis praktis.
Sedangkan menurut Hasanah (1998) model penemuan konsep dan suatu model
pengajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir induktif.
Kemampuan analisis dan mengembangkan konsep.pada pengajaran diawali dengan
pemberian contoh dan non-contoh diakhiri dengan kesimpulan yang diberikan
siswa.
Berdasarkan hasil penelitian tentang Klaus Meier, Tennyson dan
Cochareila dalam Widoko (2001) tentang pembelajaran penemuan konsep merupakan
model yang menggunakan contoh-contoh positif dan contoh negatif untuk
menggambarkan konsep-konsep tersebut lebih mudah.
Desain dari model ini, pertama kali diperkenalkan oleh Joice dan Weil
(1972) yang mendasari penelitian Jerome Bruiner dan koleganya yang menemukan
pengaruh variabel-variabel terhadap proses belajar konsep.
Pada penelitian ini konsep yang digunakan adalah konsep listrik statik,
dengan menampilkan contoh dan non-contoh yang disertai karakteristiknya,
sebagai misal untuk konsep listrik statik; contoh positif batang plastik yang
dogosokkan dengan kain wol akan bermuatan negatif mempunyai karakteristik benda
menerima elektron dari benda lain atau terjadi perpindahan elektron dari kain
wol menuju ke batang plastik.
Dari uraian contoh dan non-contoh beserta karakteristiknya siswa
diharapkan dapat menemukan definisi dari tiap konsep dan memahami konsep
tersebut, sehingga pada akhirnya dapat memberikan contoh secara mandiri dari
konsep tersebut.
Sintaks metode pembelajaran penemuan konsep adalah sebagai berikut:
Phase I: Presentation of example
(menampilkan contoh-contoh).
Pada phase ini guru menjelaskan bagamana aktivitas dimulai dengan
memberikan kepada siswa contoh dan bukan contoh. Ketika guru menampilkan contoh
positif dan contoh negatif untuk tiap-tiap konsep disertai dengan
karakteristiknya di dalam LKS penemuan konsep. Pada penelitian ini konsep yang
dipilih adalah konsep listrik statik dengan contoh positif batang plastik yang
digosokkan dengan kain woll akan bermuatan negatif.
Phase II :Analysis of hypothesis
(menganalisis hipotesa)
Pada phase ini dimulai ketika siswa membuat hipotesis tentang nama
suatu konsep, membandingkan karakteristik dari contoh positif dan negatif
listrik statik, maka siswa diminta untuk menuliskan hipotesis tentang listrik
statik, guru memberikan contoh tambahan dan yang bukan contoh kemudian
menganalisis hipotesis sampai semua hipotesis didapatkan. Dari beberapa
hipotesis listrik statik yang didapat dari siswa kemudian menguji hipotesis
tersebut lewat contoh dan non-contoh sehingga deperoleh satu hipotesis yang
benar.
Phase III : Clouser
(Penutup)
Pada phase ini guru bertanya kepada siswa untuk mengidentifikasi
sifat-sifat dari konsep dan menyatakan dari konsep tersebut beserta
karakteristiknya.
Phase IV : Application
(Aplikasi)
Pada phase ini untuk memperkuat pengertian murid akan konsep tentang
listrik statik, guru memberikan contoh tambahan dari mereka sendiri.
Seorang guru dalam menerapkan model pembelajaran konsep diharapkan
dapat:
a. Mengerti isi mata pelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran
konsep, sehingga dapat mengidentifikasikan materi pelajaran itu apakan cocok
dengan pengajaran menggunakan model pembelajaran pemenuan konsep.
b. Menyeleksi contoh-contoh, sehingga ketika diberikan tujuan
pembelajaran maka akan memperoleh daftar contoh-contoh yang akan memberikan gambaran
secara efektif dari suatu konsep.
c.Mengerti urutan dari contoh-contoh untuk memaksimalkan murid-murid
secara praktis dengan keterampilan berfikir
Manfaat dari metode pembelajaran penemuan konsep antara lain:
a. Meningkatkan keterampilan berfikir
Membantu siswa untuk menemukan dan memahami konsep dengan memperhatikan
obyek, ide atau kejadian-kejadian.
109. Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Metode pembelajaran penemuan adalah suatu metode pembelajaran dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan
siswa-siswanya menemukan sendiri informasi-informasi yang secara tradisional
bisa diberitahukan atau diceramahkan saja (Suryabrata, 1997: 1972). Metode
pembelajaran ini merupakan suatu cara untuk menyampaikan ide/gagasan melalui
proses menemukan. Fungsi pengajar disini bukan untuk menyelesaikan masalah bagi
peserta didiknya, melainkan membuat peserta didik mampu menyelesaikan masalah
itu sendiri (Hudojo, 1988, 114). Metode pembelajaran yang ekstrim seperti ini sangat sulit
dilaksanakan karena peserta didik belum sebagai ilmuwan, tetapi mereka masih
calon ilmuwan. Peserta didik masih memerlukan bantuan dari pengajar sedikit
demi sedikit sebelum menjadi penemu yang murni. Jadi metode pembelajaran yang
mungkin dilaksanakan adalah metode pembelajaran penemuan terbimbing dengan
demikian kegiatan belajar mengajar melibatkan secara maksimum baik pengajar
maupun pesertra didik.
Seperti uraian di atas bahwa penemuan terbimbing (Guided Discovery)
merupakan salah satu dari jenis metode pembelajaran penemuan. Oleh Howe (dalam
Hariyono, 2001: 3) menyatakan bahwa penemuan terbimbing tidak hanya sekedar
keterampilan tangan karena pengalaman, kegiatan pembelajaran dengan model in
tidak sepenuhnya diserahkan pada siswa, namum guru masih tetap ambil bagian sebagai
pembimbing. Penemuan terbimbing merupakan suatu metode pembelajaran yang tidak
langsung (Indirect Instuction). Siswa tetap memiliki porsi besar dalam proses
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
Menurut Soedjadi (dalam Purwaningsari, 2001: 1) metode pembelajaran
penemuan terbimbing adalah metode pembelajaran yang sengaja dirancang dengan
menggunakan pendekatan penemuan. Para siswa diajak atau didorong untuk
melakukan kegiatan eksperimental, sedemikian sehingga pada akhirnya siswa dapat
menemukan sesuatu yang diharapkan.
Dalam pembelajaran penemuan terbimbing tugas guru cenderung menjadi
fasilitator. Tugas ini tidaklah mudah, lebih-lebih kalau menghadapi kelas besar
atau siswa yang lambat atau sebaliknya amat cerdas. Karena itu sebelum
melaksanakan metode pembelajaran dengan penemuan ini guru perlu benar-benar
mempersiapkan diri dengan baik. Baik dalam tiap hal pemahaman konsep-konsep
yang akan diajarkan maupun memikirkan kemungkinan yang akan terjadi di kelas
sewaktu pembelajaran tersebut berjalan. Dengan kata lain guru perlu
mempersiapkan pembelajaran dengan cermat, Soedjadi (dalam Purwaningsari, 2001:
18).
Keuntungan dan
kelemahan metode pembelajaran penemuan terbimbing.
Keuntungan metode pembelajaran penemuan terbimbing
Menurut Siadari (2001: 26) keuntungn dari pembelajaran metode
pembelajaran penemuan terbimbing adalah:
Pengetahuan ini dapat bertahan lama, mudah diingat dan mudah diterapkan
pada situasi baru.
Meningkatkan penalaran, analisis dan keterampilan siswa memecahkan
masalaha tanpa pertolongan orang lain.
Meningkatkan kreatifitas siswa untuk terus belajar dan tidak hanya
menerima saja.
Terampil dalam menemukan konsep atau memecahkan masalah.
Kelemahan dalam penemuan konsep atau memecahkan masalah.
Adapun kelemahan metode pembelajaran penemuan terbimbing menurut
Ruseffendi (dalam Siadari, 2001: 26) adalah sebagai berikut:
Tidak semua materi dapat disajikan dengan mudah, menggunakan metode
pembelajaran penemuan terbimbing.
Proses pembelajaran memerlukan waktu yang relatif lebih banyak.
Bukan merupakan metode pembelajaran murni, maksudnya tidak dapat
berdiri sendiri (hanya dapat digunakan jika ada keterlibatan metode lain misal
ekspositori, ceramah, dan lain sebagainya).
Sintak penemuan terbimbing menurut Arends (dalam Haryono, 2001: 25),
dapat ditabelkan sebagai berikut:
Tabel 2.1. Sintaks
Penemuan Terbimbing Model Arends
No
|
Fase-fase
|
Kegiatan Guru
|
1
|
Menyampaikan tujuan, mengelompokkan dan menjelaskan prosedur
discovery
|
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta guru menjelaskan aturan
dalam metode pembelajaran dengan
penemuan terbimbing
|
2
|
Guru menyampaikan suatu masalah
|
Guru mejelaskan masalah secara sederhana
|
3
|
Siswa memperoleh data eksperimen
|
Guru mengulangi pertanyaan pada siswa tentang masalah dengan
mengarahkan siswa untuk mendapat informsi yang membantu proses inquiry dan
penemuan
|
4
|
Siswa membuat hipotesis dan penjelasan
|
Guru membantu siswa dlam membuat prediksi dan mempersiapkan
penjelasan masalah
|
5
|
Analisis proses peneman
|
Guru membimbing siswa berfikir tentang proses intelektual dn proses
penemuan dan menghubungkan dengan pelajaran lain.
|
Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa guru dalam metode pembelajaran
penemuan terbimbing adalah sebagai pembimbing siswa dalam nenemukan konsep.
110. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah merupakan metode pengajaran yang digunakan
guru untuk mendorong siswa mencari dan menemukan serta memecahkan
persoalan-persoalan. Pemecahan masalah dilakukan dengan cara yang ilmiah.
Artinya, mengikuti kaidah keilmuan, seperti yang dilakukan dalam penelitian
ilmiah. Oleh sebab itu, dalam memecahkan masalah tidak dilakukan dengan trial
and error (coba-coba), melainkan dilakukan secara sistematis dengan menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
Merumuskan masalah dengan memahami, meneliti dan kemudian membatasi
masalah.
Merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara bagi
masalah yang diajukan. Kebenaran hipotesis harus dibuktikan berdasarkan data
dari lapangan.
Mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan berupa informasi, keterangan,
dan barang bukti sesuai dengan yang dibutuhkan. Untuk mengumpulkan data, dapat
dilakukn dengan wawancara, angket, studi dokumentasi, dan sebagainya.
Menguji hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan data yang
telah dikumpulkan, diolah, atau dianalisa. Jika data yang dikumpulkan, ternyata
sesuai dengan isi hipotesis, berarti hipotesis dapat diterima atau dapat
dikatakan benar. Sebaliknya jika hsil analisis menunjukkan tidak sesuai,
berarti hipotesis titolak atau tidak benar.
Menyimpulkan. Berdasarkan hasil pengolahan atau analisis data dapat
dihasilkan kesimpulan. selain itu beberapa saran sebagai sumbangan pemikiran
untuk memperbaiki kelemahan yang msih ada serta untuk meningkatkan apa yang
sudah dicapai.
111. Metode Struktural
Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dan kawan-kawannya. Meskipun
memiliki banyak kesamaan dengan metode lainnya. Metode struktural menekankan
pada strukur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola
interaksi siswa. Berbagai struktur tersebut dikembangkan oleh Kagan dengan maksud agar menjadi
alternatif dari berbagai struktur kelas yang lebih tradisional, seperti metode
resitasi, yang ditandai dengan pengajuan pertanyaan oleh guru kepada seluruh
siswa dalam kelas dan para siswa memberikan jawaban setelah lebih dahulu
mengankat tangan dan ditunjuk oleh guru. Struktur-struktur Kagan menghendaki
agar para siswa bekerja sama saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil
secara kooperatif. Ada struktur yang memiliki tujuan umum (goal) untuk
meningkatkan penguasaan isi akademik dan ada pula struktur yang tujuannya untuk
mengajarkan keterampilan sosial.
112. Cara Belajar Aktif Model Pencocokan Kartu Indeks
1. Uraian Singkat
Ini merupakan cara
aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi pelajaran. Cara ini
memungkinkan siswa untuk berpasangan dan memberi pertanyaan kuis kepada
temannya.
2. Prosedur
a. Pada kartu indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun
yang diajarkan di kelas. Buatlah krtu pertanyaan dengan jumlah yang sama dengan
setengah jumlah siswa.
b. Pada kartu yang terpisah,
tulislah, tulisan jawaban atas masing-masing pertanyaan itu.
c. Campurlah dua kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali agar
benar-benar tercampuraduk.
d.Berikansatu kartu untuk
satu siswa. Jelaskan bahwa ini merupakan latihan mencocokan. Sebagian
siswa mendapatkan pertanyaan tinjauan dan sebagian lain mendapatkan kartu
jawabannya.
e. Perintahkan siswa untuk
mencari kartu pasangan mereka. Bila sudah terbentuk pasangan,
perintahkan siswa yang berpasangan itu untuk mencari tempat duduk bersama.
(Katakan pada mereka untuk tidak mengungkapkan kepada pasangan lain apa yang
ada di kartu mereka).
f.Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, perintahkan tiap pasangan untuk
memberikan kuis kepada siswa yang lain dengan membacakan keras-keras pertanyaan
mereka dan menantang siswa lain untuk memberikan jawaban.
3. Variasi
a. Sususunlah kartu yang berisi sebuah kalimat beberapa kata yang
dihilangkan untuk dicocokkan dengan kartu yang berisi kata-kata yang hilang itu misalnya, “Perubahan wujud
dari berudu mejadi katak disebut _________.”
Buatlah kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dengan beberapa
kemungkinan jawabannya __ misalnya, “cara pencernaan makanan pada hewan?”.
Cocokkan kartu-kartu itu dengan kartu yang berisi kumpulan jawaban yang
relevan. Ketika tiap pasangan memberikan kuis kepada kelompok, perintahkan
mereka untuk mendapatkann beberapa jawaban dari siswa lain.
113. Pengajaran terarah
1. Uraian Singkat
Dalam teknik ini,
guru mengajukan satu atau beberapa pertanyaan untuk melacak pengetahuan siswa
untuk mendapatkan hipotesiss atau simpulan mereka dan kemudian memilah-milahnya
menjadi sejumlah kategori. Metoda pengajarann terarah merupakan selingan
yangmengasyikkan di sela-sela cara belajar biasa. Cara ini memungkinkan untuk
mengetahui apa yang telah diketahui dan dipahami oleh siswa sebelum memaparkan
apa yang akan diajarkan. Metodea ini sangat berguna dalam mengajarkan
konsep-konsep yang abstrak.
2. Prosedur
a. Ajukan pertanyaan atau serangkaian pertanyaan yang menjajaki
pemikiran siswa dalam pengetahuan yang mereka miliki. Gunakan pertanyaan yang
memiliki beberapa kemungkinan jawaban.
b. Berikan waktu yang cukup kepada siswa dalam pasangan atau kelompok
untuk membahas jawaban mereka.
c. Perintahkan siswa untuk
kembali ke tampat masing-masing dan catatlah pendapat mereka. Jika
memungkikan, seleksi jawaban mereka menjadi beberapa kategori yang terkait
dengan kategori atau konsep yang berbeda/
d.Sajikan poin-poin
pembelajaran utama yang ingin anda ajarkan. Perintahkan siswa untuk
menjelaskan kesesuaian jawaban mereka dengan poin-poin ini. Catatlah gagasan
yangmemberi iformasi tambahan bagi poin pembelajaran dari pelajaran.
3. Variasi
a. Jangan memilah-milah jwaban siswa menjadi daftar yang terpisah.
Sebagai gantinya, buatlah satu daftar panjang dan perintahkan merak untuk
mengkategorikan gagasan mereka terlebih dahulu sebelum anda membandingkannya
dengan konsep yang ada idi pikran anda.
Mulailah pelajaran dengan tanpa kategori yang sudah ada di benak anda.
Cermati bagaimana siswa dan anda secara bersama bisa memilah-milah
gagasan-gagasan mereka menjadi kategori yang berguna.
114. Pengajaran Berbasis Masalah
Pengajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) adalah suatu pandekatan
pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan
masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari
materi pelajaran.
Pengajaran masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi
dalam situasi berorientasi masalah, termasuk di dalamnya belajar bagaimana
belajar. Menurut Ibrahim dan Nur (200: 2)), “Pengajaran berbasis masalah
dikenal dengan nama lain seperti Project-Based Teacihg (Pembelajaran Proyek),
Experienced-Based Education (Pendidikan berdasarkan pengalaman), Authentic
Learning (Pembelajaran Autentik), dan Achoered Instruction (Pembelajaran
berakar pada kehidupan nyata)”.
Peran guru dalam pengajaran berbasis masalah adalah menyajikan masalah,
mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Pengajaran
berbasis masalah tidak dapat dilaksanakan tanpa guru mengembangkan lingkungan
kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Secara garis
besar pengajaran berbasis masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi
masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada
mereka untuk melakukan penyelidikan dan ikuiri.
Ciri-cirinya
Berbagai pengembangan pengajaran berbasis masalah telah mencoba
menunjukkan cirri-ciri pengajaran berbasis masalah sebagai berikut.
Pengajuan pertanyaa atau masalah.
Pengajaran berbasis masalah bukan hanya mengorganisasikan
prinsip-prinsip atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan
masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang
kedua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa.
Mereka mengajukan situasi kehidipan nyata yang autentik, menghindari jawaban
sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi itu.
Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
Meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada mata
pelajaran tertentu (IPA, Matematika, Ilmu Sosial), masalah yang akan diselidiki
telah dipilih yang benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau
masalah itu dari banyak mata pelajaran.
Penyelidikan autentik.
Pengajaran berbasis masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan
autentik untuk mencari pemecahan masalah nyata. Mereka harus menganalisasi dan
mendefinisikan masalah, mengembankan hipotesis dan membuat ramalan,
mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen (jika
diperlukan), membuat iferensi, dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang tentu,
metode penyelidikan yang digunakan bergantung pada masalah yang sesdang
dipelajari.
Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.
Pengajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk
tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan
atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk itu dapat
berupa transkrip debat, laporan, model fisik, video atau program computer
(Ibrahim & Nur, 200:5-7).
Pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa bekerja sama satu sama
lain (paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil). Bekerja sama
memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas
kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk
mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.
Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar
Pengajaran berbasis masalah dirancang untuk membantu guru memberikan
informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran berbasis masalah
dikembangkan terutama untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir,
pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar tentang berbagai peran
orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi, dan
menjadikan pembelajar yang otonom dan mandiri. Uraian rinci terhdap ketiga tujuan
itu dijelaskan lebih jauh oleh Ibrahim dan Nur (2000:7-12) berikut ini.
Keteramplan Berpikir dan Keterampilan Pemecahan Masalah
Berbagai macam ide telah digunakan untuk menggambarkan cara seseorang
berpikir. Tetapi, apakah sebenarnya yang terlibat dalam proses berpikir? Apakah
keterampilan berpikir itu dan terutama apakah keterampilan berpikir itu?
Berpikir adalah proses yang melibatkan operasi mental seperti induksi,
deduksi, klasifikasi, dan penalaran.
Berpikir adalah proses secara simbolik menyatakan (melalui bahasa)
objek nyata dan kejadian-kejadian dan penggunaan pernyataan simbolik itu untuk
menemuan prinsip-prinsip esensial tentang objek dan kejadian itu untuk
menemukan prinsip-prinsip esensial tentang objek dan kejadian itu. Pernyataan
simbolik (abstrak) seperti itu biasanya berbeda dengan operasi mental yang
didasarkan pada tingkat konkret dari fakta dan kasus khusus.
Berpikir adalah kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan mencapai
kesimpulan berdasar pada inferensi atau pertimbangan yang seksama.
Tentang berpikir tingkat tinggi, Resnick (1987) memberikan penjelasan
sebagai berikut:
Berpikir tingkat tinggi adalah nonalgoritmik, yaitu alur tindakan yang
tidak sepenuhnya dapat diterapan sebelumnya.
Berpikir tingkat tinggi cenderung kompleks. Keseluruhan alurnya tidak
dapat diamati dari satu sudut pandang.
Berpikir tingkat tinggi sering kali menghasilkan banyak solusi,
masing-masing dengan keuntungan dan kerugian.
Berpikir tingkat tinggi melibatkan pertimbangan dan interpretasi.
Berpikir tingkat tinggi melibatkan ketidakpastian. Segala sesuatu yang
berhubungan dengan tugas tidak selamanya diketahui.
Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak penerapan banya kriteria,
yang kadang-kadang bertentangan satu sama lain.
Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak pengaturan diri tentang
proses berpikir. Kita tidak mengakui sebagai berpikir tingkat tinggi pada
seseorang jika ada orang lain membantunya pada setiap tahap.
Berpikir tingkat tinggi melibatkan pencarian makna, menemukan struktur
pada keadaan yang tampaknya tidak teratur.
Berpikir tingkat tinggi adalah kerja keras. Ada pengerahan kerja mental
besar-besaran saat melakukan berbagai jenis elaborasi dan pertimbangan yang
dibutuhkan.
Perlu dicatat bahwa Resnick menggunakan kata-kata dan ungkapan seperti
pertimbangan, pengaturan diri, pencarian makna, dan ketidakpastian. Hal ini
berarti bahwa proses berpikir dan keterampilan yang perlu diaktifkan sangatlah
kompleks. Resnick juga menekankan pentingnya konteks atau keterkaitan pada saat
berpikir tentan berpikir. Meskipun proses memiliki beberapa kesamaan
antarsituasi, proses itu juga bervarisai bergantung pada apa yang dipikirkan
seseorang. Sebagai contoh, proses yang kita gunakan untuk memikirkan matematika
berbeda dengan proses yang kita gunakan untuk memikirkan puisi. Proses berpikir
yang digunakan untuk memikirkan ide abstrak berbeda dengan yang digunakan untuk
memikirkan situasi kehidupan nyata. Karena hakikat kekomplekan dan konteks dari
keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka keterampilan itu tidak dapat
diajarkan menggunakan pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan ide dan
keterampilan yang lebih konkret. Keterampilan proses dan berpikir tingkat
tinggi bagaimanapun juga jelas dapat diajarkan, dan kebanyakan program dan
kurikulum dikembangkan untuk tujuan ini sangat mendasarkan diri pada pendekatan
yang sama dengan pengajaran berbasis masalah.
Pemodelan Peran Orang Dewasa
Resnick juga memberikan rasional tentang bagaimana pengajaran berbasis
masalah membantu siswa untuk berkinerja dalam situasi kehidupan nyata dan
belajar tentang pentingnya peran orang dewasa. Dalam banyak hal pengajaran
berbasis masalah bersesuaian dengan aktivitas mental di luar sekolah
sebagaimana yang diperankan oleh orang dewasa.
Pengajaran
berbasis masalah memiliki unsur-unsur belajar magang. Hal tersebut mendorong
pengamatan dan dialog dengan orang lain, sehingga secara bertahap siswa dapat
memahami peran penting dari aktivitas mental dan belajar yang terjadi di luar
sekolah.
Pengajaran
berbasis masalah melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang
memungkinkan siswa menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan
membangun pemahamannya tentang fenomena tersebut.
Pembelajaran
yang Otonom dan Mandiri
Pengajaran
berbasis masalah berusaha membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan
otonom. Bimbingan guru yang berulang-ulang mendorong dan mengarahkan siswa
untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh
mereka sendiri. Dengan begitu, siswa belajar menyelesaikan tugas-tugas mereka
secara mandiri dalam hidupnya.
Tahapan
Pengajaran Berbasis Masalah
Pengajaran
berbasis masalah biasanya terdiri dari lima tahapan utama yang dimulai dengan
guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan
penyajian dan analisis hasil kerja siswa.
Tahapan
|
Tingkah Laku
Guru
|
Tahap 1
Orientasi
siswa kepada masalah
|
Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistic yang dibutuhkan,
memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang
dipilihnya
|
Tahap 2
Mengorganisasi
siswa untuk belajar
|
Guru
membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubugnan dengan masalah tersebut
|
Tahap 3
Membimbing
penyelidikan individual dan kelompok
|
Guru
mendorong siswa untuk mengumpulkan informsi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen, untuk mendapatkan penyelasan dan pemecahan masalahnya.
|
Tahap 4
Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
|
Guru
membantu siwa merekncanakan dan menyiapkan karyayang sesuai seperti laporan,
video, dan model serta membantu mereka berbagai tugas dengan temannya.
|
Tahap 5
Menganalisa
dan mengevaluasi proses pemecahan maslah
|
Guru
membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka
dan proses-proses yang mereka gunakan.
|
Lingkungan
Belajar dan Sistem Manajemen
Tidak seperti
lingkungan belajar yang terstruktur secara ketat yang dibutuhkan dalam
pembelajaran langsung atau penggunaan yang hati-hati kelompok kecil dalam
pembelajaran kooperatif, lingkungan belajar dan system manajemen dalam
pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh sifatnya yang terbuka, ada proses
demokrasi, dan peranan siswa yang aktif. Meskipun guru dan siswa melakukan
tahapan pembelajaran yang terstruktur dan dapat diprediksi dalam pengajaran
berbasis masalah, norma di sekitar pelajaran adalah norma inkuiri terbuka dan
bebas mengemukakan pendapat. Lingkungan belajar menekankan peranan sentral
siswa, bukan guru yang ditekankan.
115. Metode
Belajar Aktif Model Tinjauan Ala Permainan Bingo
1. Uraian
Singkat
Strategi ini
membantu mengingatkan kembali akan istilah-istilah yang telah siswa pelajari
selama menempuh mata pelajaran. Strategi ini menggunakan format permainan
Bingo.
2. Prosedur
Susunlah
sejumlah 24 atau 25 pertanyan tentang materi pelajaran anda yang bisa dijawab
dengan istilah baku yang digunakan dalam mata pelajaran anda. Berikut adalah
beberapa contoh istilahnya.
Angka penyebut
yang paling sedikit
Hieroglifik
Inflasi
Otokrasi
Database
Hokum humurabi
Byte
Garis lintang
Impresionisme
Alegori
Fotosintesa
Bilangan
urutan
Skozofrenia
Klausa
pengadaian
Anda juga
dapat menggunakannama, sebagai alternative dari istilah. Berikut adalah
beberapa contohnya:
Freud
Caesar
Blake
Roosevelt
Marco Polo
Joan of Arc
Dewey
Pasteur
Van Gogh
Curie
Chaucer
Rusself
Alley
Sortirlah
pertanyaan menjadi lima tumpukan. Labeli tiap tumpukan denga huruh B-I-N-G-O……
kartu Bingo untuk tiap siswa. Kartu ini mesti mirip betul dengan kartu Bingo
biasa, dengan nomor-nomor dalam tiap 24 celah dalam matrik 5 x 5 (celah tengah “Kosong.”)
Bacalah sebuah
pertanyaan dengan angka yang terkait. Jika seorang siswa memiliki angkanya dan
dia dapat menuliskan jawabannya dengan benar, maka dia dapat mengisi celah
tersebut.
Bila seorang
siswa mencapai lima jawaban benar dalam sebuah deretan (baik vertical,
horizontal maupun diagonal), siswa tersebut boleh meneriakkan “Bingo”.
Permainan dapat diteruskan hingga ke 25 celah tersebut terisi.
3. Variasi
Sediakan
hadiah yang tidak mahal, semisal sebungkus coklat, bila siswa mendapatkan
Bingo.
Buatlah kartu
yang memiliki sel-sel yang sebelumnya diisi dengan 24 istilah utama (plus sel
“kosong” di tengahnya). Ketika sebuah pertanyaan dibacakan, jika siswa
yakinbahwa salah satu dari jawaban pada kartu itu cocok dengan pertanyaan
tersebut, dia bisa menuliskan nomor pertanyaanya di sampingnya.
116. Pengajaran
Berbasis Proyek/Tugas
Pengajaran
berbasis proyek/tugas terstruktur (Project-Based Learning) membutuhkan suatu
pendekatan pengajaran komprehensif di mana lingkungan belajar siswa disain agar
siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah autentik termasuk
pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran, dan melaksanakan tugas
bermana lainnya. Pendekatan ini memperkenankan siswa untuk bekerja secara
mandiri dalam mengkostruksikannya dalam produk nyata (Buck Institue for Eduction,
2001).
Siswa
diberikan tugas/proyek yang kompleks, sulit, lengkap, tetapi realistis/autentik
dan kemudian diberikan bantuan secekupnya agar mereka dapat menyelesaikan tugas
mereka (bukan diajar sedikit demi sedikit komponen-komponen suatu tugas kompleks
yang padu suatu diharapkan akan terwujud menjadi suatu kemampuan untuk
menyelesaikan tugas kompleks tersebut). Prinsip ini digunakan untuk menunjang
pemberian tugas kompleks di kelas seperti proyek, simulasi, penyelidikan
masyarakat, menulis untuk disajikan kepada forum pendengar yang sesungguhnya,
dan tugas-tugas autentik lainnya. Istilah situated learning (Prawat, 1992)
digunakan untuk menggambarkan pembelajaran yang terjadi di dalam kehidupan
nyata, tugas-tugas outentik/asli yang sebenarnya.
Tidak memandang
apakah suatu tugas harus dikerjaklan sebagai pekerjaan kelas atau sebagai
pekerjaan rumah, empat prinsip berikut ini akan membantu siswa dalam perjalana
mereka menjadi pembelajar mandiri yang efektif.
Membuat tugas
bermakna, jelas, dan menantang
Salah satu
tantangan paling sukar yang dihadapi guru pada saat mereka menggunakan
pekerjaan kelas atau pekerjaan rumah adalah menjaga siswa tetap terlibat. Pada
saat bekerja sendiri, sangat mudah bagi sisa untuk kehilangan minat dan
melalukan tindakan yang tidak relevan, khususnya apabila tugas-tugas itu rutin.
Kebanyakan
guru setuju bahwa tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah mandiri yang dapat
mempertahankan keterlibatan siswa memiliki tujuan yang jelas. Siswa perlu
mengetahui dengan tepat apa yang mereka harus kerjakan, mengapa mereka
mengerjakan pekerjaan itu, dan apa yang dibutuhkanuntuk menyelsaikan pekerjaan
itu. Siswa-siswa itu tetap berada dalam tugas selama pekerjaan kelas dan
menyelesaikan pekerjaan rumah apabila mereka menyikapi tugas-tugas tersebut
secar bermakna.
Linda Anderson
(1985) menunjukan bahwa guru jarang menaruh perhatian pada tujuan pekerjaan
kelas atau strategi-strategi belajar yang telibat. Sebaliknya, guru menekankan
pada arahan-arahan procedural. Sebagai contoh guru dpat menghabiskan waktu
banyak menjelaskan kepad siswa di mana menulis nama di kertas atau bagaimana
menyusun jawaban-jawabannya. Sementar petunjuk-petunjuk tentang “apa yang
dilakukan” adalah penting guru tidak menyertakan penjelasan tentang “mengapa”
sesuatu harus dikerjakan dan proses-proses pembelajaran yang terlibat. Sebelum
memberikan suatu tugas, guru hendaknya mempertimbangkan cirri penting itu
secara seksama dan kemudian menyediakan waktu cukupuntuk menjelaskan cirri
penting itu kepada siswa.
Menganekaragamkan
Tugas-tugas
Sama dengan
kehidupan pada umumnya, keanekaragaman menambah daya tarik tugas pekerjaan
kelas dan pekerjaan rumah.siswa kemungkinan besar ttap terlibata dan
mengerjakan pekerjaan mereka jika tugas-tugas lebih bervariasi dan menarik
daripada rutindan monoton. Guru yang efektif mengubah panjang dan cara tugas
yang diberikan di samping hakikat tugas beljar dan strategi-strategi kognitif
yang telibat. Membaca di dalam hati, laporan proyek-proyek khusus, dan
bahan-bahan multimedia menawarkn berbagai macam cara untuk menyelesaikan
pekerjaan mandiri. Pilihan kemungkinan tidak terbatas dan tidak aka alasan bagi
guru untuk membuat jenis tugas yang sama dari hari ke hari.
Menaruh
Perhatian pada Tingkat Kesulitan
Menetapkan
tingkat kesulitan yang cocok atas tugas-tugas yang diberikan kepada siswa
merupakan suatu bahan baku penting untuk keterlibatan berkelanjutan yang
dibutuhkan untuk penyelesaian tugas-tugas tersebut. Apabila siswa diharapkan
untuk bekerja secara mandiri, tugas tesebut sehrusnya memiliki tingkat
kesulitan yang menjamin kemungkinan berhasil tinggi. Siswa tidak akan
tertantang ketika tugas-tugas yang diberikan guru terlalu mudah. Mereka
menyikapi tugas-tugas seperti sebagai pekerjaan yang tidak menantang. Pada
umumnya tugas yang baik perlu memiliki tingkat kesulitan cukup sehingga
kebanyakan siswa memandangnya sebagai sesuatu yang menantang, namun cukup mudah
sehingga kebanyakan siswa akan menemukan pemecahannya dan mengerjakan tugas
tersebut atas jerih payah sendiri.
Memonitor
Kemajuan Siswa
Akhirnya,
merupakan hal penting bagi guru untuk memonitor tugas-tugas pekerjaan kelas dan
pekerjaan rumah. Monitoring hendaknya meliputi pengecekan untuk mengetahui
apakah siswa memahami tugas mereka dan proses-proses kognitif yang telibat.
Monitoring ini juga termasuk pengecekan pekerjaan siswa dan mengembalikan tugas
dengan umpan balik. Pad saat beberfapa siswa diberikan pekerjaan kelas, maka
guru dapat bekerja dengan siswa lain.a dianjurkan agar guru menyediakan waktu 5
atau 10 menit untuk berkeliling di antara siswa yang bekerja untuk memastikan
apakah mereka memahami tugas tersebut sebelum menangani siswa-siswa lain.
Apabila siswa bekerja dalam kelompok-kelompok, maka guru hendaknya berada dalam
kelompok-kelompok tersebut secara bergantian dan berkeliling di antara siswa
yang bekerja secara mandiri. Meskipun mengoreksi tugas menghabiskan waktu,
hendaknya guru mengoreksi pekerjaan yang dibuat siswa dan mengembalikan kepda
mereka dengan umpan balik.
117. Metode
Ceramah
1. Pengertian
Metode ceramah
terkadang disebut sebagai metode kuliah, dapat juga disebut metode deskripsi.
Sesuai dengan namanya, berceramah dipergunakan sebagai metode mengajar.
Sedangkan
menurut Hasibuan dan Mudjiono (1981), metode ceramah adalah cara penyampain
bahan pelajaran dengan komunikasi lisan.
Jadi metode
ceramah adalah metode belajar yang digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang
sesuai dengan rumusan metode belajar mengajar. Penggunaan metode ceramah secara
terus menerus dalam proses belajar kurang tepat karena dapat menimbulkan
kejenuhan pada siswa.
Gambaran
pengajaran dengan pendekatan ceramah adalah sebagai berikut; guru mendominasi
kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus diberikannya, contoh-contoh soal
diberikan dan dekerjakan sendiri oleh guru, langkah-langkah guru diikuti dengan
teliti oleh siswa.
2. Kebaikan
Metode Ceramah
Dapat menamung
kelas besar dan tidap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mendengarkan.
Oleh karenanya biaya yang diperluan lebih murah.
Bahan
pelajaran dapat diberikan secara urut, ide atau konsep dapat direncanakan
dengan baik.
Guru dapat
menekankan hal-hal yang penting, sehingga waktu dan energi dapat digunakan
sehemat mungkin.
Isi silabus
dapat dilakukan menurut jadwal, karena guru tidak harus menyesuaikan dengan
kecepatan belajar siswa.
Kekurangan
atau tidak adanya buku pelajaran dan alat Bantu pelajaran tidak menghambat
jalanya pelajaran.
3. Kelemahan
Metode Ceramah
Pelajaran
berjalan membosankan siswa karena mereka tidak diberi kesempatan untuk
menemukan sendiri konsep yang diajarkan.
Siswa menjadi
pasih hanay aktif membuat catatan saja.
Kepadatan
konsep-konsep yang diajarkan dapat berakibat siswa tidak mampu menguasai bahan
yang diajarkan.
Pengetahuan
yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan.
Ceramah
menyebabkan system belajar siswa menjadi “belajar menghafal” dan tidak mengacu
pada timbulnya pengertian.
4. Peranan
Siswa dalamMetode Ceramah
Walaupun dalam
metode ini, seluruh kegiatan didominasi oleh guru, siswa juga berperan dalam
metode ceramah yaitu;
Mengadakan
interpretasi terhadap keterangan guru.
Mendengarkan
dan memperhatikan dengan baik keterangan guru.
Mengadakan
asimilasi, apabila tidak ada interpertasi yang benar.
Mengadakan
pencatatan yang diperlukan
5. Peranan
Guru Dalam Metode Ceramah
Dalam metode
ceramah, peran utama adalah gru. Karena pelaksanaan metode ceramah merupakan
komunikasi satu arah, dalam arti guru mendominasi seluruh kegiatan belajra
mengajar. Berhasil tidaknya metode ceramah tergantung sebagian besar pada guru.
Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru.
Satuan bahan
pelajaran apa yang disajikan pada siswa.
Bagaimana
menyajikan satuan bahan pelajaran tersebut.
Alat-alat apa
yang digunakan oleh guru tersebut.
6. Sepuluh Saran Untuk Mengefektifkan Pengajaran
Dengan Ceramah
Berceramah
merupakan salah satu dari metode pengajaran yang paling lama digunakan, namun
apakah metode semacam ini memiliki tempat dalam lingkungan belajar aktif?
Karema terlalu sering digunakan, metode ceramah tidak akan mengantarkan pada
pembelajaran, namun ada kalanya cara ini bisa efektif. Agar bisa efektif, guru
harus terlebih dahulu membangkitkan minat, memaksimalkan pemahaman dan
pengingatan, melibatkan siswa selama penceramahan, dan menekankan kembali apa
yang telah disajikan. Berikut adalah sejumlah pilihan untuk melakukan hal itu.
a. Membangkitkan
Minat
Paparkan kisah
atau tayangan menarik: Sajikan anekdot yang relevan, kisah fiksi, kartun, atau
gambar grafis yang bisa menarik perhatian siswa terhadap apa yang akan anda
ajaran.
Ajuan soal
cerita: Ajukan soal yang nantinya akan menjadikan sajian dalam ceramah
pengajaran.
Pertanyaan
penguji: Ajukan pertanyaan kepada siswa (sekalipun mereka baru sedikit memiliki
pengetahuan tentang mata pelajaran) agau mereka termotivasi untuk mendengarkan
ceramah dalam rangka mendapatkan jawabannya.
b. Memaksimalkan Pemahaman dan Pengingatan
Headline/kepala
berita: Susunlah kembali poin-poin utama dalam ceramah menjadi kata-kata kunci
yang berfungsi sebagai subjudul verbal atau bantuan mengingat.
Contoh dan
analogi: Berikan gambaran nyata tentang gagasan dalam perencanaan dan, jika
memungkinkan, buatlah perbandingan antara materi dengan pengetahuan dan
pengalaman yang siswa miliki.
Cadangan
visual: Gunakan grafik lipat, transparansi, buku pegangan dan peragan yang memungkinkan
siswa melihat dan mendengar apa yang guru katakan.
c. Melibatkan
Siswa Perceramahan
Tantangan
kecil: Lakukan interupsi ceramah secara berkala dan tantanglah siswa untuk
memberikan contoh tentang konsep-konsep yang telah disajikan selama ini atau untuk
menjawab pertanyaan kuis ringan.
Latihan yang
memperjelas: Selama menyajikan materi selingilah dengan kegiatan yang
memperjelas hal-hal yang disampaikan.
d. Memperkuat
Apa yang Telah Disampaikan
Soal
penerangan: Ajukan masalah atau pertanyaan untuk dipecahkan oleh siswa
berdasarkan informasi yang disampaikan selama pengajaran.
Tinjauan
siswa: Perintahkan siswa untuk meninjau tes dari penyampaian pelajaran kepada
sesama siswa, atau berilah mereka tes penilaian diri.
118. Metode
Pembelajaran Kooperatif Model GI (Group Investigation)
Model ini
merupakan suatu model yang sangat terstruktur dengan enam tahapan pelaksanaan
khusus. Keterlibatan siswa terdapat di dalam setiap tahapan mulai dari
pemilihan topik hingga evaluasi belajar siswa.
Tahap 1.
Indentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok.
Para siswa
memeriksa sumber belajar, mengusulkan topik dan mengkategorikan saran-saran.
Para siswa
bergabung ke dalam kelompok mempelajari topik pilihan mereka.
Komposisi
membantu didasarkan kepada minat dan heterogen.
Guru membantu
dan mengumpulkan informasi dan memudahkan organisasi.
Tahap 2.
Merencanakan tugas belajar
Para siswa
menyusun rencana bersama.
Tahap 3.
Melakukan penyelidikan
Para siswa
mengumpulkan informasi, menganalisis data dan mengambil kesimpulan.
Setiap anggota
kelompok berkintribusi terhadap upaya kelompok.
Para siswa
saling bertukar gagasan, berdiskusi, dan melakukan klarifikasi.
Tahap 4.
Mempersiapkan laporan akhir
Setiap anggota
menentukan pesan pokok dan proyek mereka.
Setiap anggota
kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan.
Perwakilan
kelompok membentuk bagian pengendali untuk mengkoordinasikan rencana penyajian.
Tahap 5.
Menyajikan laporan akhir
Presentasi
dibuat dalam bentuk yang bervasiasi.
Pendengar
menilai kejelasan penyajian berdasarkan kriteria yang ditentukan sebelumnya
oleh keseluruhan anggota kelas.
Tahap 6.
Evaluasi
Para siswa
berbagi umpan balik tentang topik, pekerjaan yang telah dilakukan, dan
pengalaman afektifnya.
Guru dan siswa
bekerjasama menilai belajar siswa.
Penilaian
belajar hendaknya menilai kemampuan berpikir tingkat tinggi.
119. Metode
Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw
Siswa bekerja
dalam kelomok empat atau lima orang. Setiap angota tim membaca pasal yang
berlainan. Selanjutnya para siswa didalam kelompok ahli tersebut kembali lagi
ke timnya semula dan bergantian mengerjakan apa yang sudah dipelajarinya kepada
anggota tim lain.
Akhirnya, para
siswa mengikuti kuis yang mencakup seluruh pasal, dan skor kuis menjadi skor
tim. Skor yang disumbangkan oleh siswa ke timnya didasarkan pada peningkatan
individual, dan siswa-siswa yang berada di tim dengan skor tertinggi berhak
mendapat sertifikat atau penghargaan lain. Jadi para siswa dimotivasi untuk
mempelajari bahan sebaik mungkin dan bekerja keras di dalam kelompok ahli
sehingga dapat membantu anggota kelompok lainnya.
120. Pembelajaran
Kooperatif Model Learning Together
Para siswa
dikelompokkan ke dalam tim dengan empat sampai lima orang per tim dan heterogen
kemampuannya. Para siswa bekerja sebagai suatu keompok untuk menyelesaikan
sebuah produk kelompok, berbagai gagasan, dan membantu satu sama lain dengan
jawaban, dan meminta bantuan dari teman yang lain sebelum bertanya kepada guru,
dan si guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan kinerja
kelompok.
121. Metode
Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Teams Achievement Division)
Langkah-langkah
dalam pembelajaran kooperatif mode STAD sebagai berikut:
Kelompokkan
siswa dengan masing-masing kelompok terdiri dari tiga sampai dengan lima orang.
Anggota-anggota kelompok dibuat heterogen meliputi karakteristik kecerdasan,
kemampuan awal matematika, motivasi belajar, jenis kelamin, atupun latar
belakang etnis yang berbeda.
Kegiatan
pembelajaran dimulai dengan presentasi guru dalam menjelaskan pelajaran berupa
paparan masalah, pemberian data, pemberian contoh. Tujuan peresentasi adalah
untuk mengenalkan konsep dan mendorong rasa ingin tahu siswa.
Pemahan konsep
dilakukan dengan cara siswa diberi tugas-tugas kelompok. Mereka boleh mengerjakan
tugas-tugas tersebut secara serentak atau saling bergantian menanyakan kepada
temannya yang lain atau mendiskusikan masalah dalam kelompok atau apa saja
untuk menguasai materi pelajaran tersebut. Para siswa tidak hanya dituntut
untuk mengisi lembar jawaban tetapi juga untuk mempelajari konsepnya. Anggota
kelompok diberitahu bahwa mereka dianggap belum selesai mempelajari materi
sampai semua anggota kelompok memahami materi pelajaran tersebut.
Siswa diberi
tes atau kuis individual dan teman sekelompoknya tidak boleh menolong satu sama
lain. Tes individual ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaaan siswa
terhadap suatu konsep dengan cara siswa diberikan soal yang dapat diselesaikan
dengan cara menerapkan konsep yang dimiliki sebelumnya.
Hasil tes atau
kuis selanjutnya dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya dan poin akan
diberikan berdasarkan tingkat keberhasilan siswa mencapai atau melebihi kinerja
sebelumnya. Poin ini selanjutnya dijumlahkan untuk membentuk skor kelompok.
Setelah itu
guru memberikan pernghargaan kepada kelompok yang terbaik prestasinya atau yang
telah memenuhi kriteria tertentu. Penghargaan disini dapat berupa hadiah,
sertifikat, dan lain-lain.
Gagasan utama
dibalik model STAD adalah untuk memotivasi para siswa untuk mendorong dan
membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan-keterampilan yang
disajikan oleh guru. Jika para siswa menginginkan agar kelompok mereka
memperoleh penghargaan, mereka harus membantu teman sekelompoknya mempelajari
materi yang diberikan. Mereka harus mendorong teman meraka untuk melakukan yang
terbaik dan menyatakan suatu norma bahwa belajar itu merupakan suatu yang
penting, berharga dan menyenangkan.
122. Metode
Pembelajaran Kooperatif Model Team Assisted Individualization
Model ini
dirancang untuk menggabungkan insentif motivasional dari penghargaan kelompok
dengan program pembelajaran individual
yang cocok dengan tingkatan yang dimiliki oleh siswa.
Siswa
dikelompokkan kedalam empat atau lima orang secara heterogen. Setiap siswa
mengerjakan unit-unit program matematika sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Artinya, dalam suatu tim bisa saja si A mngerjakan unit 2, si B mengerjakan
unit 5. para siswa mengikuti rangkaian kegiatan yang teratur, mulai dari
membaca lembar pembelajaran, mengerjakan lembar kerja, memeriksa apakah dia
telah menguasai keterampilan dan mengikuti tes.
Anggota tim
bekerja secara berpasangan, saling bertukar lembar jawaban dan memeriksa
pekerjaan temannya. Jika seorang siswa berhasil mencapai atau melampaui skor
80, dia mengikuti final tes. Anggota tim bertanggung jawab meyakinkan bahwa
temannya telah siap mengikuti final tes. Baik tanggungjawab individual dan
penghargaan kelompok ada di dalam metode pembelajaran ini.
Setiap minggu
guru menjumlahkan banyaknya unit yang telah diselesaikan oleh semua anggota tim
dan memberikan sertifikat atau penghargaan lainnya kepada tim yang memenuhi
kriteria berdasarkan jumlah final tes yang berhasil dilampaui.
123. Metode
Pembelajaran Kooperatif Model TAPPS (Thinking Aloud Pair Problem Solving)
Sehubungan
dengan model-model pembelajaran di atas Felder (1994: 5) menambahkan suatu
model pembelajaran kooperatif yaitu TAPPS (Thinking Aloud Pair Problem
Solving). Dalam model ini siswa mengerjakan permasalahan yang mereka jumpai
secara berpasangan, dengan satu anggota pasangan berfungsi sebagai pemecah
permasalahan dan yang lainnya sebagai pendengar. Pemecah permasalahan
mengucapkan semua pemikiran dan mereka saat mereka mencari sebuah solusi,
pendengar mendorong rekan mereka untuk tetap untuk berbicara dan menawarkan
anggapan umum atau petunjuk jika bagian pemecah masalah tertekan.
Berdasarkan
model pembelajaran tersebut Felder (1994: 6-8) memberikan saran dalam membentuk
kelompok pembelajaran kooperatif sebagai beikut:
Berikan tugas
kelompok yang terdiri dari tiga sampai empat siswa
Saat siswa
bekerja terpisah, salah satu diantarannya lebih mendominasi dan biasanya
bukanlah mekanisme yang baik untuk memecahkan perdebatan, dan dalam tim yang
berisi lima orang atau lebih akan menjadi sulit untuk mempertahankan
keterlibatan setiap orang dalam proses. Kumpulkan satu tugas per kelompok.
Usahakan
membentuk kelompok yang kemampuannya heterogen
Hambatan akan
dijumpai jika satu kelompok memiliki anggota yang semuannya lemah akan tampak
nyata tetapi dengan mengumpulkan satu kelompok yang memiliki anggota dengan
kemapuan kuat juga tidak disarankan.
Hindari
kelompok dimana siswa perempuan dan siswa minoritas yang banyak jumlahnya.
Studi-studi
telah memperlihatkan bahwa gagasan siswa perempuan dan kontribusinya seringkali
dikurangi atau dipotong dalam tim yang memiliki kelompok berjenis kelamin
campuran, dan para siswa perempuan akhirnya mengambil peran pasif dalam
interaksi kelompok.
Jika sangat
memungkinkan, memilih kelompok sendiri
Dalam
membentuk kelompok, siswa menentuknan sendiri anggota kelompoknya.
Memberikan
tugas regu dengan masing-masing tugas yang berputar.
Dalam kelompok
menghendaki perputaran tugas. Tugas-tugas dalam kelompok yaitu: (1) koordinator
(mengorganisir tugas ke dalam sub tugas, mengalokasikan tanggungjawab,
mempertahankan kelompok tetap berorientasi pada tugas), (2) pemeriksa
(memonitor kedua solusi dan pemahaman tiap-tiap anggota regu di antara mereka),
(3) perekam (melihat kemungkinan konsensus, menulis solusi kelompok yang
lahir), dan (4) skeptis (menyarankan berbagai kemungkinan alternativ,
menghindari kelompok melompat pada kesimpulan terlalu awal).
Mempertimbangkan
hal positif yang saling bergantung
Semua anggota
regu perlu merasakan bahwa mereka mempunyai peran unik untuk berperan serta di
salah kelompok dan tugas hanya dapat diselesaikan dengan baik jika semua
anggota melakukan tugas mereka.
Mempertimbangkan
tanggungjawab individu
Cara terbaik
untuk mencapai tujuan adalah dengan memberikan tes individu, selain itu dalam
peSeptemberlihan anggota regu perlu menjajikan atau mejelaskan hasil regu itu.
Membuat
kelompok secara teratur menilai prestasi mereka
Pada awal
tugas, siswa perlu mendiskusikan apa yang sebaiknya dikerjakan, kesulitan apa
yang muncul, dan apa yang tiap-tiap angggota dapat lakukan untuk membuat semua
hal bekerja lebih baik.
Menawarkan
gagasan agar kelompok berfungsi efektif
Suatu
pendekatan untuk menyiapkan siswa dengan beberapa unsur-unsur arahan yang akan
menghasilkan suatu pernghargaan dari apa sebenarnya kerja kelompok dan untuk
membantu pengembangan dari keterampilan hubungan antar pribadi yang menopang di
dalam pembentukan regu dan prestasi.
Menyediakan
bantuan regu yang meliki kesukaran dalam bekerja sama.
Kelompok yang
mempunyai permasalahan harus dipertemukan dengan pengajar untuk mendiskusikan
kemungkinan pemecahan masalah.
Jangan
membentuk kembali kelompok yang sudah pernah terbentuk
Tujuan
bekerjasama yang utama akan membantu para siswa memperluas daftar literatur
pendekatan pemecahan masalah mereka, dan tujuan kedua akan membantu mereka
mengembangkan keterampilan kepemimpinan kolaboratif, pengambilan keputusan dan
tujuan lainnya. Ini hanya dapat dicapai jika para siswa mempunyai cukup waktu
untuk mengembangkan suatu dinamika kelompok, persaingan dan menanggulangi
berbagai kesulitan dalam bekerja bersama-sama.
124. Metode
Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share
Metode ini
dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawannya dari Universitas Maryland dan
mampu mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan
dalam setting kelompok kelas secara keseluruhan. Metode Think-Pair-Share
memberikan kepada para siswa untuk berpikir dan merespons serta saling bantu
satu sama lain. Sebagai contoh, seorang guru baru saja menyelesaikan suatu sajian
pendek atau para siswa telah selesai membaca suatu tugas. Selanjutnya, guru
meminta kepada para siswa untuk menyadari secara lebih serius mengenai apa yang
telah dijelaskan oleh guru atau apa yang telah dibaca. Guru tersebut memilih
metode Think-Pair-Share daripada metode Tanya jawab untuk kelompok secara
keseluruhan (whole-group question and answer). Lyman dan kawan-kawannya
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
Langah 1 –
Berpikir (Thinking): Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan
pelajaran dan siswa diberi waktu satu menit untuk berpikir sendiri mengenai
jawaban atau isu tersebut.
Langkah 2 –
Bepasangan (Pairing): Selanjutnya guru meminta kepada siswa untuk berpasangan
dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan. Interaksi selama periode
ini dapat menghasilkan jawaban bersama jika suatu pertanyaan telah diajukan
atau penyampaian ide bersama jika suatu soal khusus telah diidentifikasi.
Biasanya guru mengizinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
Langkah 3 –
Berbagi (Sharing): Pada akhir ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk
berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang
telah mereka bicarakan. Pada langkah ini akan menjadi efektif jika guru
berkeliling kelas dari pasangan yang satu ke pasangan yang lain, sehingga
seperempat atau separo dari pasangan-pasangan tersebut memperoleh kesempatan
untuk melapor.
Model ini
dirancang untuk menggabungkan insentif motivasional dari penghargaan kelompok
dengan program pembelajaran individual yang cocok dengan tingkatan yang
dimiliki oleh siswa.
Siswa
dikelompokkan kedalam empat atau lima orang secara heterogen. Setiap siswa
mengerjakan unit-unit program matematika sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Artinya, dalam suatu tim bisa saja si A mngerjakan unit 2, si B mengerjakan
unit 5. para siswa mengikuti rangkaian kegiatan yang teratur, mulai dari
membaca lembar pembelajaran, mengerjakan lembar kerja, memeriksa apakah dia
telah menguasai keterampilan dan mengikuti tes.
Anggota tim bekerja
secara berpasangan, saling bertukar lembar jawaban dan memeriksa pekerjaan
temannya. Jika seorang siswa berhasil mencapai atau melampaui skor 80, dia
mengikuti final tes. Anggota tim bertanggung jawab meyakinkan bahwa temannya
telah siap mengikuti final tes. Baik tanggungjawab individual dan penghargaan
kelompok ada di dalam Think Pair Share ini.
Setiap minggu
guru menjumlahkan banyaknya unit yang telah diselesaikan oleh semua anggota tim
dan memberikan sertifikat atau penghargaan lainnya kepada tim yang memenuhi
kriteria berdasarkan jumlah final tes yang berhasil dilampau
125. Metode
Belajar Aktif Model Memberikan Pertanyaan dan Mendapatkan Jawaban
1. Uraian
Singkat
Ini merupakan strategi
pembentukan tim untuk melibatkan siswa dalam peninjauan kembali materi pada
pelajaran sebelumnya atau pada akhir pelajaran.
2. Prosedur
Berikan dua
kartu indeks kepada masing-masing siswa.
Perintahkan
tiap siswa untuk melengkapi kalimat berikut ini.
Kartu 1 : Saya
measih memiliki pertanyaan tentang __________.
Kartu 2 : Saya
bisa menjawab pertanyaan tentang __________.
Buatlah
sub-sub kelompok dan perintahkan tiap kelompok untuk memilih “pertanyaan paling
relevan untuk diajukan” dan pertanyaan paling menarik untuk dijawab” dari kartu
anggota kelompok mereka.
Perintahkan
tiap sub-kelompok untuk melaporkan “pertanyaan untuk diajukan” yang ia pilih.
Pastikan apakah ada siswa yang dapat menjawab pertanyaan itu. Jika tidak, guru
harus menjawabnya.
5. Pentahkan
tiap kelompok untuk melaporkan “pertanyaan untuk dijawab” yang ia pilih.
Perintahkan anggota sub-sub kelompok ntuk berbagai jawaban dengan siswa yang
lain.
7. Variasi
a. Siapkan
terlebih dahulu beberapa kartu pertanyaan, dan bagikan kepada sub-sub kelompok.
Perintahkan sub-sub kelompok untuk memilih satu atau beberapa pertanyaan yang
dapat mereka jawab.
Siapkan
terlebih dahulu beberapa kartu jawaban dan bagikan kepadasub-sub kelompok untuk
memilih satu ata beberapa jawaban yang menurut mereka membantu dalam meninjau
kembali apa yang telah mereka pelajari.
126. Metode
Belajar Aktif Model Meninjau Kesulitan pada Materi Pelajaran
1. Uraian
Singkat
Strategi ini dirancang seperti
tayangan permainan TV – jawaban diberikan terlebih dahulu, dan tantangannya
adalah mengajukan pertanyaanyang cocok atau benar. Format ini bisa dengan mudah
digunakan sebagai tinjauan tentang materi pelajaran.
2. Prosedur
Buatlah tiga
hingga enam kategori pertanyaan tinjauan. Gunakan salah satu dari beberapa
kategori umum ini:
Konsep atau
gagasan
Fakta
Keterampilan
Nama
b. Atau
buatlah kategori berdasarkan topiknya. Sebagai contoh, anggur berwarna ini
biasanya dihidangkan dalai temperature ruangan” bias dicocokan dengan
pertanyaan “Minuman rouge itu apa sih? Kita tidak perlu memiliki jumlah
pertanyaan dan jawaban yang sama dalai tiap kategori,namun kita harus menyusun
petanyaan dan jawaban dengan derajat kesulitan yang terus meningkat.
Perlihatkan
papan permainan peninjauan kembali pada selembar kertas besar dan tebal.
Umumkan kategorinya dan nilai poinnya untuk tiap kategori. Berikut adalah apana
permaina sampel.
Bulan Warna Angka
10 poin 10 poin 10 poin
20 poin 20 poin 20 poin
30 poin 30 poin 30 poin
Bentuklah tim beranggotakan tiga hingga enam orang
siswa dan sediakan kartu penjawab untuk tiap tim. Jika memungkinkan,
buatlah kelompok dengan beragam tingkat keterampilan atau pengetahuan.
5. Pentahkan
im untuk memilih kapten dan pencatat nilai tim.
- Kapten tim
mewakili tim. Ia merupakan salah satunya yang bisa mengacungkan kartu penjawab
dan memberikan jawabanya. Kapten tim harus merundingan dengan tim sebelum
memberikan jawaban.
- Pencatat
nilai bertanggung jawab menambahkan dan mengurangi nilai untuk tim mereka.
Catatan: Sebagai moderator
permainan, anda bertanggung jawab mencermati pertanyaan mana saja yang telah
diajukan. Ketia tiap pertanyaan diajukan, beri tanda silang pada papan
permainan. Berikan tanda centang pada pertanyaan yangsulit dijawab oleh siswa.
Anda bisa kembli kepada pertanyaan ini bila permainan selesai.
Tinjaulah beberapa aturan
permainan berikut ini.
- Kapten tim
yang memegang kartu penjawab pertama mendapatan kesempatan untuk menjawab.
- Semua jawaban harus diberikan dalai bentuk
pertanyaan.
- Jika jawaban
yang diberikan benar, nilai angka untuk kategorinya akan diberikan. Jika
jawabannya tidak benar, nilai angka pada skor tim dikurangi, dan tim lain
berkesemapatan untuk menjawab.
- Tim yang
memberikan jawaban terakhir yang benar akan menguasai papan permainan.
6. Variasi
a. Sebagai
alternative dari penggunaan kapten tim, perintahkan tiap anggota tim untuk
mengambil giliran memainkan permainan tinjauan ulang. Dia tidak boleh
berkonsultasi dengan anggota tim sebelum menjawab.
Perintahkan
siswa untuk membuat pertanyaan permainan.
127. Metode
Belajar Aktif Model Tinjauan Ala Permainan Bingo
1. Uraian
Singkat
Strategi ini
membantu mengingatkan kembali akan istilah-istilah yang telah siswa pelajari
selama menempuh mata pelajaran. Strategi ini menggunakan format permainan
Bingo.
2. Prosedur
Susunlah
sejumlah 24 atau 25 pertanyan tentang materi pelajaran anda yang bisa dijawab
dengan istilah baku yang digunakan dalam mata pelajaran anda. Berikut adalah
beberapa contoh istilahnya.
Angka penyebut
yang paling sedikit
Hieroglifik
Inflasi
Otokrasi
Database
Hokum humurabi
Byte
Garis lintang
Impresionisme
Alegori
Fotosintesa
Bilangan
urutan
Skozofrenia
Klausa
pengadaian
Anda juga
dapat menggunakannama, sebagai alternative dari istilah. Berikut adalah beberapa
contohnya:
Freud
Caesar
Blake
Roosevelt
Marco Polo
Joan of Arc
Dewey
Pasteur
Van Gogh
Curie
Chaucer
Rusself
Alley
Sortirlah
pertanyaan menjadi lima tumpukan. Labeli tiap tumpukan denga huruh B-I-N-G-O……
kartu Bingo untuk tiap siswa. Kartu ini mesti mirip betul dengan kartu Bingo
biasa, dengan nomor-nomor dalam tiap 24 celah dalam matrik 5 x 5 (celah tengah “Kosong.”)
Bacalah sebuah
pertanyaan dengan angka yang terkait. Jika seorang siswa memiliki angkanya dan
dia dapat menuliskan jawabannya dengan benar, maka dia dapat mengisi celah
tersebut.
Bila seorang
siswa mencapai lima jawaban benar dalam sebuah deretan (baik vertical,
horizontal maupun diagonal), siswa tersebut boleh meneriakkan “Bingo”.
Permainan dapat diteruskan hingga ke 25 celah tersebut terisi.
3. Variasi
Sediakan
hadiah yang tidak mahal, semisal sebungkus coklat, bila siswa mendapatkan
Bingo.
Buatlah kartu
yang memiliki sel-sel yang sebelumnya diisi dengan 24 istilah utama (plus sel
“kosong” di tengahnya). Ketika sebuah pertanyaan dibacakan, jika siswa
yakinbahwa salah satu dari jawaban pada kartu itu cocok dengan pertanyaan
tersebut, dia bisa menuliskan nomor pertanyaanya di sampingnya.
128. Pengajaran
Terarah
1. Uraian
Singkat
Dalam teknik ini, guru
mengajukan satu atau beberapa pertanyaan untuk melacak pengetahuan siswa atau
mendapatkan hipotesis atau simpulan mereka dan kemudian memilah-milahnya
menjadi sejumlah kategori.metode pengajaran terarah merupakan selingan yang
mengasyikan di sela-sela cara pengajaran biasa. Cara ini memungkinkan guru
untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan dipahami oleh siswa sebelu
memaparkan apa yang guru ajarkan. Metode ini sangat berguna dalam mengajarkan
konsep-konsep abstrak.
2. Prosedur
a. Ajukan
pertanyaan atau serangkaian pertanyaan yang menjajaki pemikiran siswa dan
pengetahuan yang mereka miliki. Gunakan pertanyaan yang memiliki beberapa
kemungkinan jawaban, semisal “Bagaimana kamu menjelaskan seberapa cerdanya
seseorang?”
b. Berikan
waktu yang cukup kepada bagi siswa dalam pasangan atau kelompok untuk membahas
jawaban mereka.
c. Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat
masing-masing dan catatlah pendapat mereka. Jika memungkinkan, seleksi
jawaban mereka menjadi beberapa kategori terpisah yang terkait dengan kategori
atau konsep yang berbeda semisal “kemampuan membuat mesin” pada kategori
kecerdasan kinestetika-tubuh.
d.Sajikan poin-poin pembelajaran utama yang ingin
anda ajarkan. Perintahkan siswa untuk menjelaskan kesesuaian jawaban
mereka dengan poin-poin ini. Catatlah gagasan yang memberi informasi tambahan
bagi poin pembelajaran.
3. Variasi
a. Jangan
memilah-milah jawaban siswa menjadi daftar yang terpisah. Sebagai gantinya,
buatlah satu daftar panjang dan perintahkan mereka untuk mengkategorikan
gagasan mereka terlebih dahulu sebelum guru membandingkannya dengan konsep yang
ada di pikiran anda.
Mulailah
pelajaran dengan tanpa kategori yang sudah ada di benak guru. Cermati bagaimana
siswa dan guru secara bersama-sama bisa memilah-milah gagasan mereka menjadi
kategori yang berguna.
129. Metode Ceramah
1. Pengertian
Metode ceramah
terkadang disebut sebagai metode kuliah, dapat juga disebut metode deskripsi.
Sesuai dengan namanya, berceramah dipergunakan sebagai metode mengajar.
Sedangkan
menurut Hasibuan dan Mudjiono (1981), metode ceramah adalah cara penyampaian
bahan pelajaran dengan komunikasi lisan.
Jadi metode
ceramah adalah metode belajar yang digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang
sesuai dengan rumusan metode belajar mengajar. Penggunaan metode ceramah secara
terus menerus dalam proses belajar kurang tepat karena dapat menimbulkan
kejenuhan pada siswa.
Gambaran
pengajaran dengan pendekatan ceramah adalah sebagai berikut; guru mendominasi
kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus diberikannya, contoh-contoh soal
diberikan dan dekerjakan sendiri oleh guru, langkah-langkah guru diikuti dengan
teliti oleh siswa.
2. Kebaikan
Metode Ceramah
Dapat menamung
kelas besar dan tiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mendengarkan.
Oleh karenanya biaya yang diperlukan lebih murah.
Bahan
pelajaran dapat diberikan secara urut, ide atau konsep dapat direncanakan
dengan baik.
Guru dapat
menekankan hal-hal yang penting, sehingga waktu dan energi dapat digunakan
sehemat mungkin.
Isi silabus
dapat dilakukan menurut jadwal, karena guru tidak harus menyesuaikan dengan
kecepatan belajar siswa.
Kekurangan
atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran tidak menghambat
jalanya pelajaran.
3. Kelemahan
Metode Ceramah
Pelajaran
berjalan membosankan siswa karena mereka tidak diberi kesempatan untuk
menemukan sendiri konsep yang diajarkan.
Siswa menjadi
pasif hanya aktif membuat catatan saja.
Kepadatan
konsep-konsep yang diajarkan dapat berakibat siswa tidak mampu menguasai bahan
yang diajarkan.
Pengetahuan
yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan.
Ceramah
menyebabkan sistem belajar siswa menjadi “belajar menghafal” dan tidak mengacu
pada timbulnya pengertian.
4. Peranan
Siswa dalamMetode Ceramah
Walaupun dalam
metode ini, seluruh kegiatan didominasi oleh guru, siswa juga berperan dalam
metode ceramah yaitu;
Mengadakan
interpretasi terhadap keterangan guru.
Mendengarkan
dan memperhatikan dengan baik keterangan guru.
Mengadakan
asimilasi, apabila tidak ada interpertasi yang benar.
Mengadakan
pencatatan yang diperlukan.
5. Peranan
Guru Dalam Metode Ceramah
Dalam metode
ceramah, pemeran utama adalah garu. Karena pelaksanaan metode ceramah merupakan
komunikasi satu arah, dalam arti guru mendominasi seluruh kegiatan belajar
mengajar. Berhasil tidaknya metode ceramah tergantung sebagian besar pada guru.
Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru.
Satuan bahan
pelajaran apa yang disajikan pada siswa.
Bagaimana
menyajikan satuan bahan pelajaran tersebut.
Alat-alat apa
yang digunakan oleh guru tersebut.
6. Sepuluh Saran Untuk Mengefektifkan Pengajaran
Dengan Ceramah
Berceramah
merupakan salah satu dari metode pengajaran yang paling lama digunakan, namun
apakah metode semacam ini memiliki tempat dalam lingkungan belajar aktif?
Karema terlalu sering digunakan, metode ceramah tidak akan mengantarkan pada
pembelajaran, namun ada kalanya cara ini bisa efektif. Agar bisa efektif, guru
harus terlebih dahulu membangkitkan minat, memaksimalkan pemahaman dan
pengingatan, melibatkan siswa selama penceramahan, dan menekankan kembali apa
yang telah disajikan. Berikut adalah sejumlah pilihan untuk melakukan hal itu.
a. Membangkitkan
Minat
Paparkan kisah
atau tayangan menarik: Sajikan anekdot yang relevan, kisah fiksi, kartun, atau
gambar grafis yang bisa menarik perhatian siswa terhadap apa yang akan anda
ajaran.
Ajuan soal
cerita: Ajukan soal yang nantinya akan menjadikan sajian dalam ceramah
pengajaran.
Pertanyaan
penguji: Ajukan pertanyaan kepada siswa (sekalipun mereka baru sedikit memiliki
pengetahuan tentang mata pelajaran) atau mereka termotivasi untuk mendengarkan
ceramah dalam rangka mendapatkan jawabannya.
b. Memaksimalkan Pemahaman dan Pengingatan
Headline/kepala
berita: Susunlah kembali poin-poin utama dalam ceramah menjadi kata-kata kunci
yang berfungsi sebagai subjudul verbal atau bantuan mengingat.
Contoh dan
analogi: Berikan gambaran nyata tentang gagasan dalam perencanaan dan, jika
memungkinkan, buatlah perbandingan antara materi dengan pengetahuan dan
pengalaman yang siswa miliki.
Cadangan
visual: Gunakan grafik lipat, transparansi, buku pegangan dan peragan yang
memungkinkan siswa melihat dan mendengar apa yang guru katakan.
c. Melibatkan
Siswa Perceramahan
Tantangan
kecil: Lakukan interupsi ceramah secara berkala dan tantanglah siswa untuk
memberikan contoh tentang konsep-konsep yang telah disajikan selama ini atau
untuk menjawab pertanyaan kuis ringan.
Latihan yang
memperjelas: Selama menyajikan materi selingilah dengan kegiatan yang
memperjelas hal-hal yang disampaikan.
d. Memperkuat
Apa yang Telah Disampaikan
Soal penerangan:
Ajukan masalah atau pertanyaan untuk dipecahkan oleh siswa berdasarkan
informasi yang disampaikan selama pengajaran.
Tinjauan
siswa: Perintahkan siswa untuk meninjau tes dari penyampaian pelajaran kepada
sesama siswa, atau berilah mereka tes penilaian diri.
130. Pengajaran
Autentik
Pengajran
autentik yaitu pendekatan pengajaran yang memperkenankan siswa untuk
mempelajari konteks bermakna. Siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan
pemecahan masalah yang penting dalam konteks kehidupan nyata. Siswa sering kali
mengalami kesulitan dalam menerapkan keterampilan yang telah mereka dapatkan di
sekolah ke dalam kehidupan nyata sehari-hari karena keterampilan-keterampilan
itu lebih diajarkan dalam konteks (situasi yang ada hubungannya dengan) sekolah
ketimbang konteks kehidupan nyata.
Tugas-tugas
sekolah sering lemah dalam konteks (tidak autentik), sehingga tidak bermakna
bagi kebanyakan siswa karena siswa tidak dapat menghubungkan tugas-tugas ini
denga apa yang telah mereka ketahui. Guru dapat membantu siswa untuk belajar
memecahkan masalah dengan memberi tugas-tugas yang memiliki konteks kehidupan
nyata dan kaya dengan kandungan akademik serta keterampilan yang terdapat dalam
konteks kehidupan nyata. Untuk memecahkan masalah-masalah tersebut, siswa harus
mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi kemungkinan pemecahannya, memilih
suatu pemecahan, melaksanakan pemecahana atas masalah mereka. Dengan begitu,
siswa akan belajar menerapkan keterampilan akademik seperti pengumpulan
informasi, menghitung, menulis dan berbicara di dalam konteks kehidupan
nyata.
131. Kerja Kelompok
Teknik ini
sebagai salah satu strategi belajar mengajar. Ialah suatu cara mengajar, dimana
siswa di dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok. Setiap kelompok terdiri
dari 5 (lima) atau 7 (tujuh) siswa, mereka bekerja bersama dalam memecahkan
masalah, atau melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan
pengajaran yang ditentukan pula oleh guru.
Robert L.
Cilstrap dan William R Marti, memberikan pengertian kerja kelompok sebagai
kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk
kepentingan belajar. Keberhasilan kerja kelompok untuk mengajar mempunyai
tujuan agar siswa mampu bekerja sama dengan teman yang lain dalam mencapai
tujuan bersama.
Adapun pengelompokkan itu
biasanya didasarkan pada:
Adanya alat pelajaran yang tidak mencukupi jumlahnya.
Agar penggunaannya dapat lebih efisien dan efektif, maka siswa perlu
dijadikan kelomok-kelompok kecil. Karena bila seluruh siswa sekaligus
menggunakan alat-alat itu tidak mungkin. Dengan pembagian kelompok mereka dapat
memanfaatkan alat-alat yang terbatas itu sebaik mungkin, tanpa saling menunggu
gilirannya.
Kemampuan belajar siswa
Di dalam satu kelas kemampuan belajar siswa tidak sama. Siswa yang pandai
di dalam bahasa Inggris, belum tentu sama pandainya dalam pelajaran sejarah.
Dengan adanya perbedaan kemampuan belajar itu, maka perlu dibentuk kelompok
menurut kemampuan belajar masing-masing, agar setiap siswa dapat belajar sesuai
kemampunnya.
Minat Khusus
Setiap individu memiliki minat khusus yang perlu dikembangkan: hal mana
yang satu pasti bereda dengan yang lain. Tetapi tidak menutup kemungkinan ada
anak yang minat khususnya sama, sehingga memungkinkan dibentuknya kelompok,
agar mereka dapat dibina dan mengembangkan bersama minat khusus tersebut.
Memperbesar partisipasi siswa.
Di sekolah pada tiap kelas biasanya jumlah siswa terlalu besar, dan kita
tahu bahwa jumlah jam pelajaran adalah sangat terbatas, sehingga dalam jam
pelajaran yang sedang berlangsung sukar sekali untuk guru akan mengikutsertakan
setiap murid dalam kegiatan itu. Bila itu terjadi siswa yang ditunjuk guru akan
aktif, yang tidak disuruh akan tetap pasif saja. Karena itulah bila
berkelompok, dan diberikan tugas yang sama pada masing-masing kelompok, maka
banyak kemungkinan setiap siswa ikut serta melaksanakan dan memecahkannya.
Pembagian tugas atau pekerjaan.
Di dalam kelas bila guru menghadapi suatu masalah yang meliputi berbagai
persoalan, maka perlu tugas membahas masing-masing persoalan pada kelompok,
sesuai dengan jumlah persoalan yang akan dibahas. Dengan demikian masing-masing
kelompok harus membahas tugas yang diberikan. Itu.
Kerja sama yang efektif.
Dalam kelompok siswa harus bisa bekerja sama, mampu menyesuaikan diri,
menyeimbangkan pikiran/pendapat atau tenaga untuk kepentingan bersama, sehingga
mencapai suatu tujuan bersama pula.
Apakah keuntungan penggunaan teknik kerja kelompok itu? Keuntungannya
ialah:
Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih intensif
mengadakan penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau masalah.
Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih intensif
mengadakan penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau masalah.
Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan
berdiskusi.
Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu
serta kebutuhannya belajar.
Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka lebih
aktif berpartisipasi dalam diskusi.
Dapat memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan rasa
menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai pendapat orang lain,
hal mana mereka telah saling membantu kelompok dalam usahanya mencapai tujuan
bersama.
Tetapi ini tidak ditunjang oleh penelitian yang khusus.
Kerja kelompok sering-sering hanya melibatkan kepada siswa yang mampu
sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang.
Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang
berbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda pula.
Keberhasilan strategi kelompok ini tergantung kepada kemampuan siswa
memimpin kekompok atau untuk bekerja sendiri.
Bentuk-bentuk kerja kelompok yang bisa dilaksanakan ialah:
Keja kelompok berjangka pendek.
Bentuk ini dapat disebutu pula “rapat kilat” karena hanya mengambil waktu
± 15 menit, yang mempunyai tujuan untuk memecahkan persoalan khusus yang
terdapat pada sesuatu masalah. Umpamanya: Ketika instruktur menjelaskan sesuatu
pelajaran terdapat suatu masalah yang perlu didiskusikan. Guru dapat menunjuk
beberapa siswa, atau membagi kelas menjadi beberapa kelompok untuk membahas
masalah itu dalam waktu yang singkat.
Kerja Kelompok berjangka panjang.
Pembicaraan di sini memakan waktu yang panjang, misalnya memakan waktu 2
hari, satu minggu atau mungkin tiga bulan, tergantung pada luas dan banyaknya
tugas yang harus diselesaikan siswa. Apabila siswa telah menyelesaikan tugasnya
di dalam suatu kelompok, ia boleh memilih membantu kelompok lain sesuai dengan
minat mereka.
Kerja kelompok berjangka panjang dapat dilaksanakan dengan tujuan:
1. Membahas masalah yang benar-benar ada di dalam masyarakat, umpamanya:
masalah koperasi, lingkungan sehat, pembuangan sampah dan lain sebagainya.
Masalah itu dibahas agar siswa mengetahui, memahami dan dapat memberikan
sumbangan pemikiran untuk memecahkan masalah-masalah yang ada di dalam
masyarakat tersebut.
2.Memotivasi siswa ke arah kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
masyarakat. Misalnya: penerangan tentang makanan sehat, penggunaan metode
mengajar yang lebih efisien, menggalakkan KB dan sebagainya. Jadi dengan kerja
kelompok di sini siswa dapat menerapkan teori yang dipelajari di sekolah ke
dalam praktek hidup sehari-hari, di samping dapat menyumbangkan
pemikirannya/ide-ide serta tenagannya bagi masyarakat sekitarnya.
3. Dengan melaksanakan kerja kelompok kerja kelompok memberi pengalaman
kepada siswa untuk mengenal kepemimpinan/leadership, seperti membuat rencana
sebelum melakukan sesuatu pekerjaan, membagi pekerjaan, memecahkan
masalah/menyelesaikan tugas dengan bekerja bersama.
4.Dengan bekerja sama itu siswa dapat mengumpulkan bahan-bahan informasi
atau data lebih banyak tentang berbagai jenis aspek suatu masalah di dalam
waktu relatif singkat.
c. Kerja Kelompok Campuran
Di sini siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang disesuaikan dengan
kemampuan belajar siswa. Dalam kerja kelompok ini siswa diberi kesempatan untuk
bekerja sessuai dengan kemampuan masing-masing sehingga kelompok yang pintar
dapat selesai terlebih dahulu tidak usah menunggu kelompok yang lain. Kelompok
siswa yang agak lamban, diizinkan menyelesaikan tugasnya dalam waktu yang
sesuai dengan kemampuannya.agar kerja kelompok campuran itu mencapai sasaran,
guru perlu memperhatikan hal-hal ialah harus menyediakan tugas atau kegiatan
belajar yang sesuai dengan kemampuan belajar setiap kelompok, kemudian setiap
tugas harus disusun sedemikian rupa sehingga setiap kelompok dapat mengerjakan
sendiri tanpa bantuan orang lain atau guru. Akhirnya guru harus memberi
petunjuk yang jelas, sehingga siswa tahu apa yang harus dilakukan, dan apa yang
diharapkan dari mereka masing-masing.
Supaya kerja kelompok dapat lebih berhasil, maka harus melalui
langkah-langkah sebagai berikut:
Menjelaskan tugas kepada siswa.
Menjelaskan apa tujuan kerja kelompok itu.
Membagi kelas menjadi beberapa kelompok.
Setiap kelompok menunjuk seorang pencatat yang akan membuat laporan
tentang kemajuan dan hasil kerja kelompok tersebut.
Guru berkeliling selama kerja kelompok itu berlangsung, bila perlu memberi
saran/pertanyaan.
Guru membantu menyimpulkan kemajuan dan menerima hasil kerja kelompok.
132. Metode Ceramah
1. Pengertian
Metode ceramah terkadang disebut sebagai metode kuliah, dapat juga disebut
metode deskripsi. Sesuai dengan namanya, berceramah dipergunakan sebagai metode
mengajar.
Sedangkan menurut Hasibuan dan Mudjiono (1981), metode ceramah adalah cara
penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan.
Jadi metode ceramah adalah metode belajar yang digunakan untuk
menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan rumusan metode belajar mengajar.
Penggunaan metode ceramah secara terus menerus dalam proses belajar kurang
tepat karena dapat menimbulkan kejenuhan pada siswa.
Gambaran pengajaran dengan pendekatan ceramah adalah sebagai berikut; guru
mendominasi kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus diberikannya,
contoh-contoh soal diberikan dan dekerjakan sendiri oleh guru, langkah-langkah
guru diikuti dengan teliti oleh siswa.
2. Kebaikan Metode Ceramah
Dapat menamung kelas besar dan tiap siswa mempunyai kesempatan yang sama
untuk mendengarkan. Oleh karenanya biaya yang diperlukan lebih murah.
Bahan pelajaran dapat diberikan secara urut, ide atau konsep dapat
direncanakan dengan baik.
Guru dapat menekankan hal-hal yang penting, sehingga waktu dan energi
dapat digunakan sehemat mungkin.
Isi silabus dapat dilakukan menurut jadwal, karena guru tidak harus
menyesuaikan dengan kecepatan belajar siswa.
Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran tidak
menghambat jalanya pelajaran.
3. Kelemahan Metode Ceramah
Pelajaran berjalan membosankan siswa karena mereka tidak diberi kesempatan
untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan.
Siswa menjadi pasif hanya aktif membuat catatan saja.
Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat berakibat siswa tidak mampu
menguasai bahan yang diajarkan.
Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan.
Ceramah menyebabkan sistem belajar siswa menjadi “belajar menghafal” dan
tidak mengacu pada timbulnya pengertian.
4. Peranan Siswa dalamMetode Ceramah
Walaupun dalam metode ini, seluruh kegiatan didominasi oleh guru, siswa
juga berperan dalam metode ceramah yaitu;
Mengadakan interpretasi terhadap keterangan guru.
Mendengarkan dan memperhatikan dengan baik keterangan guru.
Mengadakan asimilasi, apabila tidak ada interpertasi yang benar.
Mengadakan pencatatan yang diperlukan.
5. Peranan Guru Dalam Metode Ceramah
Dalam metode ceramah, pemeran utama adalah garu. Karena pelaksanaan metode
ceramah merupakan komunikasi satu arah, dalam arti guru mendominasi seluruh
kegiatan belajar mengajar. Berhasil tidaknya metode ceramah tergantung sebagian
besar pada guru. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
guru.
Satuan bahan pelajaran apa yang disajikan pada siswa.
Bagaimana menyajikan satuan bahan pelajaran tersebut.
Alat-alat apa yang digunakan oleh guru tersebut.
6. Sepuluh Saran Untuk
Mengefektifkan Pengajaran Dengan Ceramah
Berceramah merupakan salah satu dari metode pengajaran yang paling lama
digunakan, namun apakah metode semacam ini memiliki tempat dalam lingkungan
belajar aktif? Karema terlalu sering digunakan, metode ceramah tidak akan
mengantarkan pada pembelajaran, namun ada kalanya cara ini bisa efektif. Agar
bisa efektif, guru harus terlebih dahulu membangkitkan minat, memaksimalkan
pemahaman dan pengingatan, melibatkan siswa selama penceramahan, dan menekankan
kembali apa yang telah disajikan. Berikut adalah sejumlah pilihan untuk
melakukan hal itu.
a. Membangkitkan Minat
Paparkan kisah atau tayangan menarik: Sajikan anekdot yang relevan, kisah
fiksi, kartun, atau gambar grafis yang bisa menarik perhatian siswa terhadap
apa yang akan anda ajaran.
Ajuan soal cerita: Ajukan soal yang nantinya akan menjadikan sajian dalam
ceramah pengajaran.
Pertanyaan penguji: Ajukan pertanyaan kepada siswa (sekalipun mereka baru
sedikit memiliki pengetahuan tentang mata pelajaran) atau mereka termotivasi
untuk mendengarkan ceramah dalam rangka mendapatkan jawabannya.
b. Memaksimalkan Pemahaman dan
Pengingatan
Headline/kepala berita: Susunlah kembali poin-poin utama dalam ceramah
menjadi kata-kata kunci yang berfungsi sebagai subjudul verbal atau bantuan
mengingat.
Contoh dan analogi: Berikan gambaran nyata tentang gagasan dalam
perencanaan dan, jika memungkinkan, buatlah perbandingan antara materi dengan
pengetahuan dan pengalaman yang siswa miliki.
Cadangan visual: Gunakan grafik lipat, transparansi, buku pegangan dan
peragan yang memungkinkan siswa melihat dan mendengar apa yang guru katakan.
c. Melibatkan Siswa Perceramahan
Tantangan kecil: Lakukan interupsi ceramah secara berkala dan tantanglah
siswa untuk memberikan contoh tentang konsep-konsep yang telah disajikan selama
ini atau untuk menjawab pertanyaan kuis ringan.
Latihan yang memperjelas: Selama menyajikan materi selingilah dengan
kegiatan yang memperjelas hal-hal yang disampaikan.
d. Memperkuat Apa yang Telah Disampaikan
Soal penerangan: Ajukan masalah atau pertanyaan untuk dipecahkan oleh
siswa berdasarkan informasi yang disampaikan selama pengajaran.
Tinjauan siswa: Perintahkan siswa untuk meninjau tes dari penyampaian
pelajaran kepada sesama siswa, atau berilah mereka tes penilaian diri.
133. Sumbang Saran (Brain-Storming)
Brain Storming adalah suatu teknik atau cara mengajar yang dilaksanakan
oleh guru di dalam kelas. Ialah dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh
guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga
mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat diartikan
pula sebagai cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam
waktu yang sangat singkat.
Tujuan penggunaan teknik ini ialah untuk menguras habis apa yang
dipikirkan para siswa dalam menanggapi masalah yang dilontarakan guru ke kelas
tersebut.
Dalam pelaksanaan metode ini tugas guru adalah memberikan masalah yang
mampu merangsang pikiran siswa, sehingga mereka menanggapi, dan guru tidak boleh mengomentari bahwa pendapat
siswa itu benar/salah, juga tidak perlu komentar atau evaluasi.
Murid bertugas menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat, komentar
atau bertanya, atau mengemukakan masalah batu, mereka belajar dan melatih
merumuskan pendapatnya dengan bahasa dan kalimat yang baik. Siswa yang kurang
aktif perlu dipancing dengan pertanyaan dari guru agar turut berpartisipasi
aktif, dan berani mengemukakan pendapatnya.
Teknik brain storming
digunakan karena memiliki banyak keunggulan sepeti:
Anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat.
Melatih siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan
masalah yang diberikan oleh guru.
Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran.
Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang pandai atau
dari guru.
Terjadi persaingan yang sehat.
Anak merasa bebas dan gembira.
Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan.
Dan yang perlu diatasi ialah:
Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir dengan
baik.
Anak yang kurang selalu ketinggalan.
Kadang-kadang pembicaraan hanya dimonopoli oleh anak yang pandai saja.
Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan kesimpulan.
Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu betul/salah.
Tidak menjamin hasil pemecahan masalah.
134. Model Jigsaw
Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawannya dari
Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawannya.
Melalui metode Jigsaw kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri
dari atau enam siswa dengan karakteristik yang heterogen. Bahan akademik
disajikan kepada siswa dalam bentuk teks; dan tiap siswa bertanggung jawab
untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut. Pada anggota dari
berbagai tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu
bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu
mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan siswa semacam itu desebut “kelompok
pakar” (expert group). Selanjutnya, para pakar siswa yang berada dalam kelompok
pakar kembali ke kelompoknya semula (home teams) untuk mengajar anggota lain
mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar. Setelah diadakan
pertemuan dan diskusi dalam “home teams”, para siswa dievaluasi secara
individual mengenai bahan yang telah dipelajari. Dalam metode Jigsaw versi
Slavin. Individu atau tim yang memperoleh skor tinggi diberi penghargaan oleh
guru.
135. Model Learning Together
Para siswa dikelompokkan ke dalam tim dengan empat sampai lima orang per
tim dan heterogen kemampuannya. Para siswa bekerja sebagai suatu keompok untuk
menyelesaikan sebuah produk kelompok, berbagai gagasan, dan membantu satu sama
lain dengan jawaban, dan meminta bantuan dari teman yang lain sebelum bertanya
kepada guru, dan si guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan
kinerja kelompok.
136. Model Numbered Head Together
Model ini kembangkan oleh Spencer Kagan (1993) dengan melibatkan para
siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut. Sebagai
pengganti pertanyaan langsung kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur 4
langkah sebagai berikut:
Langkah 1 – Penomoran (Numbering): Guru membagi para siswa menjadi
beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 hingga 5 orang dan memberi
mereka nomor sehingga tiap siswa daslam tim tersebut memiliki nomor yang
berbeda.
Langkah 2 – Pengajuan Pertanyaan (Questioning): Guru mengajukan suatu
pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat
spesifik hingga yang bersifat umum. Contoh pertanyaan yang bersifat spesifik
adalah “Di mana letak kerajaan Tarumanegara?”, sedangkan contoh pertanyaan yang
bersifat umum adalah “Mengapa Diponegoro memberontak kepada pemerintah
Belanda?”.
Langkah 3 – Berpikir Bersama (Head Together): Para siswa berpikir bersama
untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban
tersebut.
Langkah 4 – Pemberian Jawaban (Answering): Guru menyebut satu nomor dan
para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
137. Pemberian Balikan
Dengan mengutip beberapa pandangan, Panjaitan (1993: 23) mengemukakan
tentang pengertian pemberian balikan sebagai berikut:
Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada siswa tentang hasil
kerjanya dalam mengerjakan tes atau latihan (‘Cardelle dan Corno, 1985:
162-173).
Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada peserta didik sampai
sejauh mana ia telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Dawdan
Gage, 1967: 181-188).
Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada siswa seberapa jauh ia
talah memahami isi pembelajaran sesuai dengan tes dan latihan yang diberikan
guru kepadanya (Kulik dan Kulik, 1988: 79-97).
Pemberian balikan adalah suatu komunikasi antara guru dan siswa dalam hal
memudahkan siswa memperbaiki kekurangannya dalam proses pembelajaran (Measn,
dkk, 1978: 373-387).
Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada siswa tentang
pemahamannya dalam mengerjakan tes atau latihan setelah menyelesaikan suatu
topik atau satu sub pokok bahasan yang diberikan guru setelah selang waktu
tertentu (Rochim dan Thomson, 1985: 368-372).
Pemberian balikan adalah salah satu cara untuk memudahkan siswa belajar,
yaitu memberi informsi kepada siswa tentang hasil kerjanya dalam mengerjakan
tes atau latihan (Anderson dan Faust, 1973: 271-295).
Pemberian balikan adalah merupakan interaksi antara guru dan siswa yang
digunakan sebagai korekasi terhadap jawaban siswa dalam mengerjakan tes atau
latihan agar siswa tahu apakah jawabannya dalam mengerjakan tes atau latihan
menjawab soal-soal itu benar atau salah (Hill, 1980).
Benne, dkk, (1975) menyatakan bahwa dengan pemberian balikan siswa akan
mengetahui kesalahan/kekurangan dan penilain serta komentar yang diberikan oleh
guru tentang tampilannya dalam mengerjakan tes atau latihan dengan maksud agar
memudahkan siswa dalam memperbaikinya.
Pemberian balikan adalah informasi yang diberikan kepada siswa setalah ia
memberikan respon atas tes atau latihan yang diberikan guru setelah melakukan
proses pembelajaran sesuai denga program yang dirancang oleh guru (Skodmore,
dkk. 1979: 89).
Berdasarkan makna pengertian pemberian balikan dalam pembelajaran, secara
teoritis seperti yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut
:
Pemberian balikan adalah informsi atau pemberitahuan guru kepada siswa
baik secara lisan atau tertulis terhadap salah benarnya jawaban siswa dari
hasil dalam mengerjakan tes atau latihan setelah selesai mengikuti program
pembelajaran yang dirumuskan oleh guru dengan tujuan agar siswa terangsang atau
termotivasi untuk berusaha merespon mencari pembetulan.
2. Langkah Pemberian Balikan
Menurut Panjaitan (1993: 24) ada dua cara pemberian balikan, sebagia
berikut:
Pemberian Balikan Secara Simbol
Pemberian balikan secara simbol adalah pemberian informasi guru kepada
siswa secara tertulis yang dituangkan pada lembar jawaban hasil kerja siswa
dalam mengerjakan tes atau latihan, dengan memberikan tanda benar (B) pada
jawaban yang benar, dan memberikan tanda salah (S) pada jawaban yang salah
tanpa memberikan keterangan apapun.
Tanda-tanda tersebut sebagai simbol apakah pekerjaan siswa benar atau
salah.
Pemberian Balikan Secara Ekspositorik
Pemberian balikan secara ekspositorik, adalah pemberian informasi guru
kepada siswa secara tertulis yang dituangkan pada lembar jawaban hasil kerja
siswa dalam mengerjakan tes atau latihan, yaitu dengan memberikan tanda benar
(B) pada jawaban yang benar, dan memberikan tanda salah (S) pada jawaban yang
salah dan sekaligus memberi penjelasan singkat/terperinci atas kesalahannya dan
petunjuk perbaikan serta buku sumber acuannya agar siswa dapat memperbaiki
kekurangannya dan kesalahannya yang telah diperbuatnya.
Catatan yang diberikan oleh guru (pada umumnya untuk jawaban yang salah)
dapat diberikan dengan jelas atau petunjuk lain yang dapat membantu siswa
memperbaiki pekerjaannya yang salah.
Pembelajaran dengan cara memberikan balikan baik secara simbol maupun
secara ekspositorik dari guru kepada siswa agar memudahkan siswa untuk
memperbaiki kesalahan yang telah diperbuatnya dan diprediksi dapat berpengaruh
positif terhadap peningkatan perolehan hasil belajar.
3. Kebijaksanaan Pemberian Balikan
Pemberian balikan dalam bentuk informasi atau pemberitahuan dari guru
kepada siswa tentang kekurangan-kekurangannya
atau tentang kesalahan-kesalahannya terhadap hasil kerjanya dalam menjawab
tes atau latihan setelah selesai mengikuti
eksperimen dalam pembelajaran, yang pengaruhnya dapat menimbulkan reaksi
minimal tiga kemungkinan pada diri siswa.
Kemungkinan yang timbul dalam pemberian balikan dapat menjadikan siswa
apatis, patah semangat, atau patah hati, dan menjadi pendorong semangat
belajar. Hal demikian tergantung kebijaksaan atau kepandaian akal budi sang
guru dalam memberikan balikan. Cara pemberi balikan dapat bersifat positif dan
dapat negative. (Jarolimek dan Foster, 1978; Panjaitan, 1993: 27).
Pemberian balikan yang bersifat positif dikandung maksud informasi atau
pemberitahuan terhadap kesalahan-kesalahan atau kekurangan-kekurangan yang
diperbuat oleh siswa, baik yang lisan maupun yang tertulis pada lembar jawaban
siswa hsil pengerjaan tes atau latihan seharusnya balikan yang bersifat
membangun, harus merupakan balikan yang bersifat konstruktif yaitu informasi
atau pemberitahuan yang disampaikan guru kepada siswa harus mampu memberikan
dorongan atau motivasi berhasil yang dapat membangkitkan semangat dan kerja
keras dalam diri siswa untuk lebih giat berusaha belajar memperbaiki
kekurangan-kekurangannya dan kesalahan-kesalahannya yang telah diperbuatnya.
Karenanya informasi atau pemberitahuan itu harus dilaksanakan dengan seksama,
bersifat pujian, jelas, cermat, dan spesifik, mudah dipahami siswa, sehingga
siswa tergerak jiwanya untuk berusaha memperbaikinya. Adapun sebaliknya
pemberian balikan yang bersifat negative adalah balikan yang bersifat
destruktif atau balikan yang bersifat merusak yaitu informasi atau
pemberitahuan guru kepada siswa terhadap kesalahan-kesalahan yang telah
diperbuatnya yang disampaikan dengan nada kecaman, cemoohan, penghinaan,
lebih-lebih diikuti dengan rasa emosional guru dengan marah-marah. Tindakan
yang demikian dapat menimbulkan:
Rasa apatis pada diri siswa, siswa menjadi masa bodoh terhadap pelajaran
yang diberikan oleh guru.
Rasa patah hati, patah semangat pada diri siswa, sehingga siwa menjadi
tidak mau belajar lagi terhadap pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Guru
yang bijaksana adalah guru yang selalu menggunakan akal budinya untuk
memberikan balikan yang bersifat konstruktif, dan selalu menghindari pemberian
balikan yang bersifat destruktif atau balikan yang bersifat merusak terhadap
hasil pekerjaan siswa dalam mengerjakan tes atau latihan. Pemberian balikan
harus mampu mendorong siswa untuk lebih bersemangat lagi dalam meningkatkan
belajarnya.
138. Model Team Assisted
Individualization
Model ini dirancang untuk menggabungkan insentif motivasional dari
penghargaan kelompok dengan program pembelajaran individual yang cocok dengan
tingkatan yang dimiliki oleh siswa.
Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima orang secara heterogen. Setiap
siswa mengerjakan unit-unit program ilmu penetahuan sosial sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Artinya, dalam suatu tim bisa saja si A mngerjakan
unit 2, si B mengerjakan unit 5. Para siswa mengikuti rangkaian kegiatan yang
teratur, mulai dari membaca lembar pembelajaran, mengerjakan lembar kerja,
memeriksa apakah dia telah menguasai keterampilan dan mengikuti tes.
Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling bertukar lembar jawaban dan
memeriksa pekerjaan temannya. Jika seorang siswa berhasil mencapai atau
melampaui skor 80, dia mengikuti final tes. Anggota tim bertanggung jawab
meyakinkan bahwa temannya telah siap mengikuti final tes. Baik tanggungjawab
individual dan penghargaan kelompok ada di dalam metode pembelajaran ini.
Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit yang telah diselesaikan
oleh semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau penghargaan lainnya
kepada tim yang memenuhi kriteria berdasarkan jumlah final tes yang berhasil
dilampaui.
139. Pengajaran Berbasis
Tugas/Proyek
Pengajaran berbasis proyek/tugas terstruktur (Project-Based Learning)
membutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif di mana lingkungan belajar
siswa disain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah
autentik termasuk pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran, dan
melaksanakan tugas bermana lainnya. Pendekatan ini memperkenankan siswa untuk
bekerja secara mandiri dalam mengkostruksikannya dalam produk nyata (Buck
Institue for Eduction, 2001).
Siswa diberikan tugas/proyek yang kompleks, sulit, lengkap, tetapi
realistis/autentik dan kemudian diberikan bantuan secekupnya agar mereka dapat
menyelesaikan tugas mereka (bukan diajar sedikit demi sedikit komponen-komponen
suatu tugas kompleks yang padu suatu diharapkan akan terwujud menjadi suatu
kemampuan untuk menyelesaikan tugas kompleks tersebut). Prinsip ini digunakan
untuk menunjang pemberian tugas kompleks di kelas seperti proyek, simulasi,
penyelidikan masyarakat, menulis untuk disajikan kepada forum pendengar yang
sesungguhnya, dan tugas-tugas autentik lainnya. Istilah situated learning
(Prawat, 1992) digunakan untuk menggambarkan pembelajaran yang terjadi di dalam
kehidupan nyata, tugas-tugas outentik/asli yang sebenarnya.
Tidak memandang apakah suatu tugas harus dikerjaklan sebagai pekerjaan
kelas atau sebagai pekerjaan rumah, empat prinsip berikut ini akan membantu
siswa dalam perjalana mereka menjadi pembelajar mandiri yang efektif.
Membuat tugas bermakna, jelas, dan menantang
Salah satu tantangan paling sukar yang dihadapi guru pada saat mereka
menggunakan pekerjaan kelas atau pekerjaan rumah adalah menjaga siswa tetap
terlibat. Pada saat bekerja sendiri, sangat mudah bagi sisa untuk kehilangan
minat dan melalukan tindakan yang tidak relevan, khususnya apabila tugas-tugas
itu rutin.
Kebanyakan guru setuju bahwa tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah
mandiri yang dapat mempertahankan keterlibatan siswa memiliki tujuan yang
jelas. Siswa perlu mengetahui dengan tepat apa yang mereka harus kerjakan,
mengapa mereka mengerjakan pekerjaan itu, dan apa yang dibutuhkanuntuk
menyelsaikan pekerjaan itu. Siswa-siswa itu tetap berada dalam tugas selama
pekerjaan kelas dan menyelesaikan pekerjaan rumah apabila mereka menyikapi
tugas-tugas tersebut secar bermakna.
Linda Anderson (1985) menunjukan bahwa guru jarang menaruh perhatian pada
tujuan pekerjaan kelas atau strategi-strategi belajar yang telibat. Sebaliknya,
guru menekankan pada arahan-arahan procedural. Sebagai contoh guru dpat
menghabiskan waktu banyak menjelaskan kepad siswa di mana menulis nama di
kertas atau bagaimana menyusun jawaban-jawabannya. Sementar petunjuk-petunjuk
tentang “apa yang dilakukan” adalah penting guru tidak menyertakan penjelasan
tentang “mengapa” sesuatu harus dikerjakan dan proses-proses pembelajaran yang
terlibat. Sebelum memberikan suatu tugas, guru hendaknya mempertimbangkan cirri
penting itu secara seksama dan kemudian menyediakan waktu cukupuntuk
menjelaskan cirri penting itu kepada siswa.
Menganekaragamkan Tugas-tugas
Sama dengan kehidupan pada umumnya, keanekaragaman menambah daya tarik
tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah.siswa kemungkinan besar ttap
terlibata dan mengerjakan pekerjaan mereka jika tugas-tugas lebih bervariasi
dan menarik daripada rutindan monoton. Guru yang efektif mengubah panjang dan
cara tugas yang diberikan di samping hakikat tugas beljar dan strategi-strategi
kognitif yang telibat. Membaca di dalam hati, laporan proyek-proyek khusus, dan
bahan-bahan multimedia menawarkn berbagai macam cara untuk menyelesaikan
pekerjaan mandiri. Pilihan kemungkinan tidak terbatas dan tidak aka alasan bagi
guru untuk membuat jenis tugas yang sama dari hari ke hari.
Menaruh Perhatian pada Tingkat Kesulitan
Menetapkan tingkat kesulitan yang cocok atas tugas-tugas yang diberikan
kepada siswa merupakan suatu bahan baku penting untuk keterlibatan
berkelanjutan yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas-tugas tersebut. Apabila
siswa diharapkan untuk bekerja secara mandiri, tugas tesebut sehrusnya memiliki
tingkat kesulitan yang menjamin kemungkinan berhasil tinggi. Siswa tidak akan
tertantang ketika tugas-tugas yang diberikan guru terlalu mudah. Mereka menyikapi
tugas-tugas seperti sebagai pekerjaan yang tidak menantang. Pada umumnya tugas
yang baik perlu memiliki tingkat kesulitan cukup sehingga kebanyakan siswa
memandangnya sebagai sesuatu yang menantang, namun cukup mudah sehingga
kebanyakan siswa akan menemukan pemecahannya dan mengerjakan tugas tersebut
atas jerih payah sendiri.
Memonitor Kemajuan Siswa
Akhirnya, merupakan hal penting bagi guru untuk memonitor tugas-tugas
pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah. Monitoring hendaknya meliputi pengecekan
untuk mengetahui apakah siswa memahami tugas mereka dan proses-proses kognitif
yang telibat. Monitoring ini juga termasuk pengecekan pekerjaan siswa dan
mengembalikan tugas dengan umpan balik. Pad saat beberfapa siswa diberikan
pekerjaan kelas, maka guru dapat bekerja dengan siswa lain.a dianjurkan agar
guru menyediakan waktu 5 atau 10 menit untuk berkeliling di antara siswa yang
bekerja untuk memastikan apakah mereka memahami tugas tersebut sebelum
menangani siswa-siswa lain. Apabila siswa bekerja dalam kelompok-kelompok, maka
guru hendaknya berada dalam kelompok-kelompok tersebut secara bergantian dan
berkeliling di antara siswa yang bekerja secara mandiri. Meskipun mengoreksi
tugas menghabiskan waktu, hendaknya guru mengoreksi pekerjaan yang dibuat siswa
dan mengembalikan kepda mereka dengan umpan balik.
140. Metode Penampilan
Metode penampilan adalah berbentuk pelaksaan praktik oleh siswa di bawah
bimbingan dari dekat oleh pengajar. Praktik tersebut dilaksanakan atas dasar
penjelasan atau penampilan yang diterima atau diamati siswa.
Metode ini dipergunakan pengajar harus:
1.Memberikan penjelasan yang cukup
kepada siswa selama siswa berpraktik
2.Melakukan tindakan pengamatan sebelum kegaitan praktik di mulai untuk
keselamatan siswa yang digunakan.
Metode penampilan ini tepat
digunakan manakala:
1.Pelajaran telah mencapai tingkat lanjutan
2.Kegiatan pembelajaran bersifat formal, latihan kerja atau magang
3.Siswa mendapat kemungkinan untuk menerapkan apa yang dipelajarinya ke dalam situasi sesungguhnya
4.Kondisi praktik sama dengan
kondisi kerja
5.Dapat disediakan bombing
kepada siswa secara dekat selama praktik
6.Kegiatan ini menjadi remedial
bagi siswa
Keterbatasan penggunaan
metode penampilan adalah:
1.Membutuhkan waktu panjang, karena siswa harus mendapatkan kesempatan
berpraktik sampai baik.
2.Membutuhkan fasilias dan alat khusus yang mungkin mahal, sulit diperoleh
dan dipelihara secara terus menerus.
3.Membutuhkan pengajar yang lebih banyak, karena setiappengajar hanya dapat membantu sejumlah siswa.